Sunday, January 25, 2009

The Frightening Diagnosis: Cancer

Cancer/kanker berasal dari bahasa latin yang berarti crab (kepiting). Nama ini diberikan karena bentuk permukaan hasil pemotongan dari kanker (macroscopic appearance of cancer) dimana pembuluh darah seperti tertarik ke berbagai sisi kanker, menyerupai kaki dari kepiting. Kisah penamaan cancer sejak zaman Hippocrates ini juga bisa dibaca lebih lanjut di wikipedia (http://en.wikipedia.org/wiki/Cancer)

Meskipun kanker sudah dikenal sejak zaman dahulu, bukan berarti penyakit ini sudah bisa diatasi dengan baik. Bahkan saat ini kanker boleh dibilang menjadi salah satu penyakit utama yang ditakuti dan berdasarkan data dari National Center for Health Disease (2005), kanker menjadi penyebab kematian nomor 2 di United States.
Parahnya, angka kejadian kanker tidak menurun jika dibandingkan dengan penyakit lain seperti terlihat pada tabel di bawah ini



sumber: Fig.1.1 from The Molecular Biology of Cancer, 2006 (Data from Center for Disease Control)

Penyebab Kanker
Berbagai macam penyebab kanker (dikenal dengan istilah karsinogen) sudah diteliti, tapi intinya kanker disebabkan karena adanya alterasi/perubahan secara genetik (atau epigenetik)pada sel sel tubuh. Genetik disini tidak berarti semua kanker penyakit keturunan, karena perubahan genetik ini bisa juga terjadi secara sporadic atau dikenal sebagai mutasi somatik (somatic mutation). Tapi memang, di keluarga dengan riwayat kanker otomatis harus lebih berhati hati karena kemungkinan resiko terjadinya kanker lebih besar, disini dikenal istilah germ-line mutation yang diturunkan dari orang tua ke anak anaknya. Kalau ada KoKiers yang ingin mengetahui lebih lanjut tentang hal ini, bisa mencari tahu di internet tentang Knudson Hypothesis (The “Two Hit” Hypothesis).

Ada beberapa mutasi genetik yang sudah diteliti dan dianggap berkaitan dengan terjadinya suatu kanker, seperti mutasi gen BRCA1 dan BRCA2 yang dikaitkan dengan meningkatnya risiko terkena kanker payudara. Untuk wanita wanita yang memiliki resiko tinggi terkena kanker payudara, biasanya dianjurkan untuk mengikuti genetic testing terhadap gen BRCA tersebut.
Selain gen BRCA, gen terkenal lainnya yang dikaitkan dengan kanker adalah p53, salah satu gen yang digolongkan sebagai gen pencegah tumor (tumor suppressor gene). Mutasi gen tersebut dikaitkan dengan timbulnya berbagai macam jenis kanker seperti kanker payudara, kanker tulang (osteosarkoma), kanker otak, atau kanker usus besar pada usia yang relatif muda (dikenal dengan nama sindrom Li-Fraumeni). Bahkan dikatakan kalau inaktivasi dari p53 ditemukan di lebih dari separuh jenis kanker pada manusia. Begitu pentingnya fungsi gen ini dalam mekanisme pertahanan anti kanker tubuh sehingga p53 dikenal dengan sebutan sebagai “the guardian of the genome” atau “the guardian angel gene”.

Angka Kejadian dan Angka Kematian Kanker
Berikut ini data (Global Cancer Statistic, 2002, A Cancer Journal for Clinicians) tentang angka kejadian dan kematian di negara maju dan di negara berkembang, pria dan wanita.




Dari tabel tersebut juga secara tidak langsung bisa dilihat harapan hidup seorang penderita kanker, contohnya: angka kejadian kanker pancreas yang hampir seimbang dengan angka kematian, dengan kata lain menunjukkan kalau seseorang yang divonis kanker pancreas rendah sekali harapan hidupnya. Sementara itu, kanker paru, masih menduduki posisi pertama kanker yang paling sering ditemukan di pria, sedangkan kanker payudara masih mendominasi di wanita.
Sekedar mengingatkan, merokok adalah faktor resiko utama terjadinya kanker paru, jadi selama anda masih ingin hidup seribu tahun lagi (meminjam kata kata dari Arita-CH, artikel Binatang Jalang), bagi yang merokok …silahkan berhenti merokok.

Penanganan Kanker
Seperti yang sudah kita ketahui, pengobatan kanker sampai saat ini masih sangat belum memuaskan. Keberhasilannya sangat ditentukan dari kondisi masing masing pasien, stadium saat kanker tersebut diketahui, jenis kankernya (ganas, jinak), sudah menyebar atau belum dan lain lain. Selain itu, pengobatan seperti chemotherapy, atau radiotherapy tidak spesifik hanya menyerang sel sel kankernya saja, tapi juga menyerang sel sel normal yang juga kebetulan mempunyai kemampuan membelah diri dengan cepat seperti halnya sel tumor. Contoh paling mudah yaitu folikel rambut atau lapisan gastrointestinal, sehingga akibatnya mudah ditebak, pasien yang sedang menjalani pengobatan kanker mengalami rambut rontok, mual, dan muntah …suatu efek samping yang jelas tidak enak.
Setelah menjalani semua proses pengobatan yang tidak enak tersebut, bukan berarti pasien memperoleh jaminan kanker tidak akan muncul kembali. Bukan kejadian langka kalau setelah beberapa tahun kemudian, kanker dideteksi muncul kembali di tubuh pasien, entah di tempat yang sama atau ternyata metastasis ke tempat lain.

Akhir akhir ini para peneliti sibuk membicarakan tentang adanya kemungkinan sekelompok kecil sub populasi sel di antara sel tumor yang memiliki kemampuan untuk meregenerasi dirinya sendiri (self renewal) sehingga tumor bisa kambuh (relapse) meskipun telah menjalanin pengobatan tuntas. Hal ini dikenal dengan istilah cancer stem cells, dimana sekelompok kecil sel tersebut dikatakan memiliki karakteristik seperti stem cell (have self renewal ability). Berikut ini saya sertakan gambar yang mendeskripsikan teori tentang cancer stem cell tersebut, supaya KoKiers lebih mudah memahami penjelasan di atas. (Gambar diambil dari Nature Insight Review Articles, Raya et al. 2001)





Diharapkan dengan semakin bertambahnya pengetahuan tentang keberadaan sel sel ini dan bertambah majunya pengetahuan molekular biologi, pengobatan kanker kelak bisa lebih efektif, tepat pada sasaran per masing masing pasien (individualized therapy).

Pencegahan Kanker
“Mencegah lebih baik daripada mengobati” pepatah lama yang sering kita dengar dan perlu kita praktekan dalam mencegah kanker. Menjalani gaya hidup sehat, seperti tidak merokok, olah raga teratur, dan menjaga keseimbangan menu makanan sehari hari sangat penting. Selain itu, DETEKSI DINI juga sangatlah penting dalam menentukan keberhasilan pengobatan kanker, semakin cepat kanker diketahui, semakin baik prognosisnya. Pemeriksaan kesehatan secara teratur dan screening test, terutama untuk orang orang yang memiliki resiko tinggi, sebaiknya sedini mungkin dilakukan. Beberapa screening test yang sudah umum dilakukan antara lain: Pap smear (untuk deteksi dini kanker serviks), mammografi (untuk kanker payudara) dan Colonoscopy (untuk deteksi dini kanker colorectal).

Kapan sebaiknya melakukan screening dan kriteria apa saja yang termasuk risiko tinggi mungkin akan saya bahas di kesempatan lain.

Salam sehat,
Kathryn-Tokyo









3 comments:

  1. Bu Dokter,

    Saya tertarik dengan cancer stem cells:

    1. Bagaimana jenis2 cancer stem cells (klasifikasinya)
    2. Bagaimana status dari penelitian terakhir di bidang ini
    a. Apa saja dan sejauh apa perkembangannya ?
    b. Tipe2 kanker apa aja yang sudah bisa diobati dengan pendekatan ini ?
    c. Apa saja kendala2 yang dihadapi researcher sekarang ?

    ReplyDelete
  2. Dear Nikoniko,
    Terima kasih sudah memberi komentar.

    1. Cancer stem cells adalah “hanya” istilah yang diberikan untuk sekelompok sel dalam kanker yang memiliki karakteristik seperti stem cells. Jadi tidak ada klasifikasi khusus untuk cancer stem cells (CSC) ini.
    Hanya berdasarkan lokasi/jenis kankernya disebut CSC disebut berbeda, misalnya di kanker darah, CSC yang ditemukan disebut leukemic stem cells, atau di kanker payudara disebut breast cancer stem cells, dan di kanker hati ada sekumpulan sel yang disebut hepatic progenitor cells, dan sebagainya.

    Sebagai tambahan, untuk stem cells sendiri, berdasarkan sumber dan karakteristiknya dibedakan menjadi: embryonic stem cells, adult stem cells dan yang akhir akhir ini mendapat perhatian besar dari dunia riset yakni induced pluripotent stem cells (iPS).
    iPS ini mendapat perhatian besar sejak berhasilnya seorang periset dari Jepang, Prof. Yamanaka yang mendesign ulang adult stem cells dengan ramuan faktor faktor tertentu (dikenal sebagai Yamanaka’s 4-factors) sehingga si adult stem cells bisa memiliki karakteristik seperti embryonic stem cells. Untuk lebih jelasnya tentang kisah polemic penggunaan stem cell, bisa baca di artikel saya (January, Great moral dilemma: The Use of Embryonic Stem Cell).

    2a. Status penelitian cancer stem cells saat ini masih berkembang terus, banyak sekali hal hal yang baru diketahui berkaitan dengan si CSC ini. Berawal dari diketahui adanya sekelompok sel dalam sumsum tulang, yang memang secara normal bertugas untuk menjaga kelangsungan hidup, menjamin terus produksi sel darah merah, sel darah putih, trombosit dalam tubuh dikenal dengan nama hematopoietic stem cells. Lalu ternyata juga ditemukan adanya sekelompok sel yang diduga CSC di kanker darah, leukemia (disebut: leukemic stem cells), berturut turut berbagai penelitian melaporkan adanya penemuan CSC di solid tumor seperti kanker payudara, kanker colon, kanker prostat, kanker pancreas, kanker hati dan sebagainya.

    2b. Sejauh ini sepanjang pengetahuan saya, CSC masih berupa hipotesa dan masih menjadi pro dan kontra untuk keberadaannya. Penelitian yang antara lain masih berlangsung dengan mencoba untuk membuat “cancer treatment drugs” mengenali si CSC ini di antara sel sel kanker biasa lainnya. Dan ini bukan hal mudah, karena ternyata di dalam satu jenis kanker, bisa ada beberapa CSC yang baru bisa dikenali dengan menggunakan stem cell marker yang berbeda dan ini membuat deteksi CSC semakin menjadi tidak segampang yang diperkirakan.

    2c. Kendala yang dihadapai antara lain tentang keberadaan CSC ini, apakah betul ada suatu populasi murni CSC, atau apakah sebenanya hanya sel biasa yang sudah matur dan karena penyebab tertentu kemudian berubah sifatnya sehingga memiliki karakteristik seperti stem cell (stemness). Seperti di kulit, yang normalnya memang ada sekelompok sel yang bisa menjaga renegerasi kulit, apakah sel ini yang bertanggung jawab menjadi CSC di kanker kulit, masih menjadi bahan penelitian. Begitu juga dengan jumlahnya yang hanya sedikit sekali dibandingkan total keseluruhan sel kanker, apakah memang betul bisa cukup menginduksi terjadinya kanker itu sendiri dan sebagainya.

    Semoga jawaban saya bisa membantu.

    ReplyDelete
  3. dok, kalau boleh menambahkan. secara terminologi memang masih menjadi perdebatan ttg keberadaan cancer stem cell pada solid tumor. namun paradigma cancer stem cell ini berguna untuk menjelaskan kasus klinis:
    1. mengapa terjadi recurrence.
    2. bagaimana akumulasi perubahan genetik bisa melahirkan fenotip keganasan.

    dilema pengobatan konvensional anti kanker diduga tidak mengendalikan cancer stem cell dan 'hanya' menfokuskan pada differentiated cancer cells, yang memang cenderung lebih 'sensitif' thd kemo. saat ini ada beberapa marker yg berguna untuk menandai keberadaannya, dan dibuktikan secara eksperimental dimana fraksi sel yg mengekspresikan marker tersebut bisa berperan sebagaimana yg diharapkan sebagai cancer stem cell yaitu to regenerate the entire cancer.

    2. paradigma cancer stem cell juga berguna utk menjelaskan resiko kanker payudara pada wanita parous dan wanita nuliparous yg akhirnya hamil pada umur lanjut. singkatnya, pada wanita nuliparous ia mengakumulasi banyak perubahan genetik terutama pada cancer stem cell nya. sehingga ketika ia memutuskan utk punya anak pada later age, ia memicu proliferasi sel yg sudah mengakumulasi banyak mutasi. sedagnkan pada wanita yg multiparous sejak usia muda, ia telah menghabiskan pool stem cellnya sehingga tidak ada kesempatan bagi stem cell nya utk mengakumulasi mutasi.

    mungkin utk lengkapnya bisa merujuk ke bukunya robert weinberg biology of cancer

    best

    ahmad

    ReplyDelete