Thursday, February 5, 2009

Men’s Killer: Lung Cancer







Men’s Killer: Lung Cancer

Akhirnya, selesai juga artikel ini setelah sekian lama tertunda. Setelah kanker payudara pada wanita, sekarang giliran kanker paru pada pria. Selamat membaca, semoga berguna.

Paru merupakan organ tubuh yang sangat penting. Fungsi paru sudah jelas untuk tempat pertukaran gas antara udara yang kita hirup dengan aliran darah. Melalui paru, karbon dioksida hasil akhir metabolisme dibuang dan oksigen diambil masuk untuk kelangsungan metabolisme sel. Organ yang sangat membutuhkan keberadaan oksigen adalah otak. Cukup dengan hanya menghambat jalan nafas atau menghambat aliran darah yang membawa oksigen ke otak, dalam hitungan menit seseorang bisa kehilangan kesadaran dan bisa berakibat fatal. Karena itu, mari kita rawat paru sebagai gerbang utama masuknya oksigen dalam tubuh kita.

Sesuai namanya, kanker paru berarti adanya abnormalitas pertumbuhan sel di jaringan paru, dan lokasinya bisa dimana saja di paru termasuk di selaput tipis yang menyelimuti paru (pleura). Tapi, sebagian besar kanker paru berasal dari kelainan sel yang terletak di jalan nafas (airways) yang di kenal dengan sebutan bronkus atau bronkiolus yang lebih kecil. Untuk lebih jelasnya, bisa dilihat dari gambar di bawah ini (Sumber ilustrasi: Macmillan cancerbackup, UK).





Secara garis besar ada 2 tipe kanker paru yang dibedakan berdasarkan pemeriksaan histopatologis melalui mikroskop. Yang tersering didapatkan yakni “non-small cell lung carcinoma” (NSCLC) sekitar 80% dari seluruh kasus kanker paru, dan sisanya adalah “small cell lung carcinoma” (SCLC). Kedua tipe kanker paru ini berkembang dan menyebar dengan cara berbeda sehingga penting untuk diketahui, terutama karena bisa berpengaruh juga pada langkah pengobatan yang diambil oleh dokter.

Kembali saya cantumkan tabel (Global Cancer Statistic, 2002, A Cancer Journal for Clinicians) yang sudah pernah keluar di artikel sebelumnya. Kanker paru masih menjadi kanker yang tersering pada pria (hanya berbeda sedikit di bawah kanker prostat, untuk negara maju), meskipun akhir akhir ini angka kejadian kanker paru pada wanita pun meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah wanita yang merokok.





Sama seperti pada kasus kanker lainnya, mengetahui faktor resiko penyebab kanker paru penting untuk bisa menghindarinya.
Berikut adalah faktor resiko penyebab kanker paru:
1. Smoking
Merokok sangat berkaitan erat dengan terjadinya kanker paru. Tidak heran merokok tidak hanya sekedar disebut sebagai faktor resiko, tapi benar benar dianggap sebagai penyebab utama kanker paru. Resiko terjadinya kanker paru juga meningkat seiring dengan banyaknya dan lamanya seseorang merokok. Intinya: the more you smoke, the greater your risk of developing lung cancer. Untuk mengukur risiko dari jumlah dan lamanya merokok, digunakan istilah “pack- year of smoking” Caranya dengan mengkalikan jumlah rokok yang dihisap setiap hari dengan lamanya merokok, dibagi 20 (1 bungkus pack berisi 20 rokok). Jadi jika merokok 10 batang setiap hari selama 20 tahun misalnya: (10x20)/20 = 10 pack-year. Resiko kanker paru sudah meningkat dengan 10 pack-year, dan dikatakan resiko terbesar jika lebih dari 30 pack-year.

Parahnya, tidak hanya si perokok yang mempunyai resiko kanker paru ini, orang lain di sekitarnya yang juga menghisap asap rokok (passive smoking) ikut terseret memiliki resiko tersebut. Perokok pasif adalah orang orang yang tidak merokok tapi menghirup asap rokok yang dihasilkan dari perokok aktif.
Asap yang dihasilkan disini dikenal dengan istilah “secondhand smoke” (SHS) atau “environmental tobacco smoke” (ETS) dan merupakan asap gabungan dari 2 jenis hasil pembakaran tembakau:
- sidestream smoke (asap yang berasal langsung dari rokok yang dibakar)
- mainstream smoke (asap yang dikeluarkan oleh si perokok)

Perokok pasif jelas menjadi masalah karena menyebabkan problem kesehatan yang sama dengan perokok aktif karena juga menghirup zat zat karsinogen (zat zat yang beresiko menyebabkan kanker). Menurut American Cancer Society, tembakau mengandung lebih dari 4,000 zat kimia, dimana lebih dari 60 di antaranya telah diketahui atau diduga sebagai zat penyebab kanker. Tidak hanya beresiko menderita kanker paru, anak anak yang menghirup asap rokok tersebut juga beresiko menderita radang paru paru seperti pneumonia dan bronchitis. Selain itu, ibu hamil juga beresiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR).

Selain itu, baru baru ini ada istilahthirdhand smoke yang dipublikasikan di PEDIATRICS journal bulan Januari ini. Thirdhand smoke merujuk pada adanya kontaminasi dari hasil sisa merokok yang masih tertinggal meskipun sudah stop merokok. Terutama jika merokok di dalam rumah, racun yang tertinggal tidak hanya menempel di baju atau rambut si perokok, tapi juga terkumpul di setiap sudut rumah dan bertahan hingga berhari hari bahkan bulanan dengan korban yang paling dirugikan adalah bayi dan anak anak. Pernyataan yang saya kutip dari journal tersebut:Breathing air in a room today where people smoked yesterday can harm the health of infants and children”.

Kembali ke kanker paru, semakin cepat seseorang berhenti merokok, semakin bisa sesegera mungkin menurunkan resiko terkena kanker paru. Jaringan paru akan perlahan ber-regenerasi kembali ke jaringan yang sehat dan setelah kira kira 15 tahun stop merokok, maka tingkat resiko menderita kanker paru akan kembali mendekati seperti pada orang yang tidak merokok.

2. Asbestos fibers
Asbes banyak digunakan dalam berbagai industri, rumah rumah di Indonesia juga mungkin masih ada yang beratapkan asbes. Serat asbes yang terhirup bisa menyebabkan peradangan kronik pada jaringan paru yang dikenal dengan istilah asbestosis. Selain itu, terpapar asbes dalam jangka waktu lama juga meningkatkan resiko terkena kanker paru. Pekerja industri yang terpapar asbes sekaligus juga merokok, memiliki resiko 50 hingga 90 kali lebih tinggi untuk terkena kanker paru. Jenis kanker paru yang dikaitkan erat dengan asbes sebagai penyebabnya adalah mesothelioma, dimana kanker terjadi pada lapisan selaput yang menutupi paru (pleura).

3. Genetic risk
Sama seperti kanker lainnya, seseorang dengan riwayat keluarga ada yang menderita kanker biasanya memiliki resiko lebih tinggi untuk juga kelak terkena kanker. Pada kanker paru, adanya mutasi pada kromosom nomor 6 dicurigai sebagai terdakwa yang bertanggung jawab terhadap terjadinya kanker. Aktivasi dari gen gen dalam kromosom yang berpotensi menyebabkan kanker (oncogenes) dan sebaliknya, inaktivasi dari gen gen yang berfungsi menjaga (tumor suppressor genes) berperan penting dalam mencetuskan terjadinya kanker.

4. Air pollution
Polusi udara memang hanya sedikit memegang peranan dalam terjadinya kanker paru dibandingkan dengan merokok, tapi bukan berarti bisa dihilangkan begitu saja pengaruhnya terhadap kesehatan paru paru. Sekitar 5% dari kematian karena kanker paru diduga karena udara kotor yang dihirup sehari hari.

Lagi lagi sifat jelek kanker, sulitnya deteksi dini. Biasanya stadium awal kanker selalu tanpa gejala atau gejala yang timbul tidak jelas. Begitu sudah jelas, biasanya sudah stadium lanjut atau bahkan sudah menyebar (metastasis) sehingga pengobatan menjadi sulit dan prognosis buruk. Disinilah pentingnya pemeriksaan rutin kesehatan, yang sayangnya masih belum menjadi milik semua warga Indonesia tanpa kecuali.

Ada baiknya juga kita berusaha mengenali gejala dan tanda kanker paru. Karena letaknya di paru, otomatis gejala yang paling mudah terlihat tentu berhubungan dengan saluran pernafasan, antara lain:
- nafas terasa pendek, kadang sulit bernafas
- nyeri dada yang terasa semakin berat jika bernafas dalam, tertawa atau batuk
- batuk yang tidak sembuh sembuh (kronik) dan kadang disertai darah
- jika kanker menyebar ke arah kerongkongan (esophagus) bisa mengalami sulit menelan, jika menyerang pita suara, suara menjadi serak
- nafsu makan hilang, berat badan terus menurun disertai rasa lelah
- kanker paru sering bermetastasis ke tulang, dan akan menyebabkan rasa nyeri pada tulang yang terkena. Bisa juga bermetastasi ke otak dan keluarlah gejala gejala neurologik seperti pusing, pandangan kabur, bahkan stroke juga bisa terjadi.

Gejala klinis kanker paru ini, kadang sulit dibedakan dengan penyakit paru lainnya karena gejala yang tumpang tindih. Batuk misalnya, bisa saja hanya gejala radang paru (pneumonia) atau gejala TBC. Karena itu pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosa pasti juga penting dilakukan. Rontgen dada (chest x-ray) merupakan langkah pertama yang bisa diambil jika pasien dicurigai memiliki gejala kanker paru. Jika dari hasil x-ray ada lokasi/spot yang dicurigai sebagai kanker, barulah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan CT-scan atau MRI misalnya. Disini dokter akan bisa memperkirakan lebih tepat lokasi, ukuran, bentuk kankernya dan mendeteksi apakah sudah terjadi penyebaran atau belum ke organ lain. Sedangkan untuk memastikan ada tidaknya sel kanker, bisa dilakukan pemeriksaan lanjutan dengan pemeriksaan sputum (phlegm), bronchoscopy atau dengan biopsy (FNA) untuk mengambil sampel jaringan yang dicurigai dan kemudian diperiksa di bawah mikroskop.

Apapun jenis kanker (maupun penyakit lainnya), mencegah selalu lebih baik daripada mengobati. Tidak semua faktor resiko suatu penyakit bisa kita hindari, tapi dengan menyadari dan kemudian berusaha untuk mengeliminasinya sudah merupakan tindakan pencegahan yang sangat baik.

Salam sehat,
Kathryn-Tokyo

Sumber:
- Global Cancer Statistic, 2002, A Cancer Journal for Clinicians.
- Macmillan cancer support: http://www.cancerbackup.org.uk/Home
- MedicineNet.com: http://www.medicinenet.com/lung_cancer/article.htm
- American Cancer Society (ACS) Cancer Reference Information: http://www.cancer.org/docroot/CRI/CRI_0.asp
- U.S. National Institutes of Health (National Cancer Institute): http://www.cancer.gov/
- Winickoff, JP., et al. Beliefs About the Health Effects of “Thirdhand” Smoke and Home Smoking Bans. Pediatrics 2009; 123; e74-e79.
http://pediatrics.aappublications.org/cgi/content/abstract/123/1/e74
- Wikipedia
- Sumber ilustrasi: www.mycanceronline.com

23 comments:

  1. Bu Dokter,

    Apa yang dimaksud dengan "Small Cell" dan "Non Smal Cell". "Small" nya itu dalam arti apa ?

    ReplyDelete
  2. Dear nikoniko,

    Terima kasih sudah mampir.

    Istilah small cell lung carcinoma (SCLC) adalah istilah histopathology, diberikan berdasarkan gambaran hasil pemeriksaan jaringan di bawah mikroskop. Bentuk sel sel kankernya memang kecil kecil bulat atau kadang oval, umumnya membentuk cluster padat dan sering disertai kerusakan jaringan paru.
    Di luar gambaran ini secara ringkas dikelompokkan sebagai non small cell lung carcinoma (NSCLC), dan di dalamnya masih dibedakan lagi berdasarkan gambaran yang terlihat, ada squamous cell carcinoma, adenoid carcinoma dan sebagainya.
    Gambaran histopathologik untuk kanker paru penting karena bisa menunjukkan karakter dari si sel kanker tersebut. SCLC misalnya, cenderung cepat metastasis sehingga terapi yang lebih tepat dengan chemotherapy atau radiotherapy, sedangkan NSCLC umumnya dapat ditangani dengan operasi.

    Semoga bisa mengerti.

    ReplyDelete
  3. Mohon ijin untuk menyadap blog anda sebagai sumber bacaan pada blog saya. Terima kasih sebelumnya

    ReplyDelete
  4. Dear My Angel,

    Terima kasih sudah mampir. Silahkan menikmati membaca di sini. Saya senang bisa berbagi pengetahuan.

    Salam hangat dari Tokyo :)

    ReplyDelete
  5. Bu dokter,
    mo nanya nehh,apa benar kecap,susu soda bisa memanipulasi hasil rontgen terutama bagi perokok??

    bagaimana hubunganya??

    terima kasih

    ReplyDelete
  6. Dear Jenny M,

    Tidak ada hubungan antara makanan yang dimakan (kecap, susu, soda) dengan hasil rontgen, bagi perokok sekalipun.

    Rontgen paru memanfaatkan sinar x untuk mengambil foto paru paru, dan daerah sekitarnya sebagai tes eliminasi awal untuk mengetahui ada kelainan atau tidak pada organ paru tersebut.

    Kalaupun nanti dari foto ada gambaran yang tidak jelas, dan lokasi yang dicurigai sebagai kanker misalnya, akan dilanjuti dengan pemeriksaan lain (seperti yang saya tulis di artikel di atas) sehingga diagnosa pasti bisa didapat. Jadi tidak perlu khawatir dengan manipulasi hasil rontgen, apalagi dari makanan :)

    Terima kasih sudah mampir.

    Salam hangat dari Tokyo :)

    ReplyDelete
  7. Halo Dok, its me again, just want to know,
    apakah hasil pemeriksaan pathologi bisa mengalami kesalahan? Seberapa besar kesalahan yang dapat terjadi dalam mengenali sel-sel ganas?. Hasil pemeriksaan pathologi dari TTB saya berbunyi : Sediaan apus TTB menunjukkan kelompokan sel tumor dengan inti pleomorfik, hiperkromatik dan beberapa sel dengan sitoplasma bervakuola. Positif sediaan apus TTB mengandung adenokarsinoma. Walau saya mensyukurinya, tetapi kondisi fisik saya yang bagus membuat banyak orang (bahkan dokter) heran. Hal ini tentu membuat saya ragu, apakah benar saya mengidap adenokarsinoma?. Atas perhatian dan bantuan dokter menjelaskannya, sebelumnya saya ucapkan terima kasih.

    ReplyDelete
  8. Dear pak Tri,
    Satu satu ya saya jawabnya.
    - Apakah pemeriksaan pathology bisa mengalami kesalahan?
    --> bisa. Opini satu orang pathologist belum tentu sama dengan pathologist lainnya. Disini second opinion, atau at least pemeriksaan patologi dilakukan setidaknya oleh 2 orang pathologist penting dilakukan.

    - Seberapa besar kesalahan yang terjadi dalam mengenali sel sel ganas?
    --> Nah disini yang penting sebenarnya waktu pengambilan samplenya. Jika kebetulan jaringan yang terambil bukan jaringan tumor, bisa bisa di diagnosa normal, padahal tumor sudah kemana mana. Inilah yang sulit dan membutuhkan tehnik khusus.

    Jika sample yang terambil sudah pasti jaringan tumor, dalam hal ini lung cancer-adenokarsinoma, umumnya sudah bisa dikenali dengan baik oleh pathologist. Jika ragu, pemeriksaan sediaan apus dengan pewarnaan khusus yang juga tersedia. Sel sel ganas juga bisa dipastikan dengan melakukan beberapa pewarnaan khusus untuk membantu memastikan jenis sel yang ada. Diagnosa adenocarcinoma biasanya dikuatkan dengan PAS staining (coba tanya ke dokter pathologistnya tentang hal ini)

    Oh ya, di lung cancer sebenarnya yang paling penting bisa dibedakan antara SCLC dan NSCLC, karena menentukan tipe pengobatannya.

    Saya juga senang pak Tri kondisi fisiknya bagus! Pak Tri, coba baca ini:
    http://www-biology.ucsd.edu/classes/old.web.classes/bimm134.SP04/EGFRpaper.pdf

    Di Jepang, penderita lung cancer NSCLC (Adenocarcinoma termasuk di dalamnya) di cek apakah EGF receptornya tinggi. Jika tinggi diberikan pengobatan dengan target si EGFR itu. Saya dengar dari kolega saya, molecular targeted therapy ini memberikan prognosis cukup baik dan menjanjikan! Coba deh baca link di atas, dan diskusi dengan dokternya.

    Semoga penjelasan saya membantu ya.

    Salam hangat dari Tokyo :)

    ReplyDelete
  9. Dear bu Dokter

    ada 2 tipe kanker paru yang dibedakan berdasarkan pemeriksaan histopatologis melalui mikroskop. “non-small cell lung carcinoma” (NSCLC) “small cell lung carcinoma” (SCLC). Lalu ada berapa jenis dari NSCLS dan SCLC, tolong disebutkan jenisnya
    terima kasih...

    ReplyDelete
  10. Terima kasih sudah mampir. Namanya tidak tertulis, jadi saya tidak bisa memanggil namanya.

    Apa yang saudara maksud, sub tipe histopatologis nya? Memang tidak saya sebutkan di artikel karena ingin artikelnya simple dan mudah dimengerti. Jika ingin tahu lebih lanjut bisa kok dicari di internet. Bisa refer ke Wikipedia juga: http://en.wikipedia.org/wiki/Lung_cancer

    Semoga membantu.

    Regards,
    Kathryn

    ReplyDelete
  11. Halo bu dokter kathryn..
    Perkenalkan nama saya dedy.
    Saya mau tanya nih.. Papa saya terkena kanker paru2 yang jenis nya masi dalam pemeriksaan. Karna pemeriksaan yang dilakukan masi test darah, ct scan dan bronkoscopy. Dan besok dokter akan melakukan biopsi utk menentukan jenis kankernya.. Menurut analisa dokternya setelah bronkoscopy jenis nya adalah ganas dan sudah stadium 3.. Pertanyaan saya adalah apa faktor yang membuat stadium naik dan berapa lama waktu dari stadium 3 menjadi 4. Mohon penjelasannya ya bu.. Terima kasih

    ReplyDelete
  12. Halo Dedy, salam kenal juga.
    Maaf baru sempat bales komennya.

    Penentuan stadium kanker biasanya tergantung dari jenis, lokasi, ukuran tumor dan daerah penyebaran kankernya. Kadang secara fisik pasien baik baik saja tapi ternyata dari hasil pemeriksaan ditemukan tumor paru sudah menyebar organ lain, stadium bisa berubah naik. Berapa lama waktu berubahnya juga tergantung. Bisa saja saat di-diagnosa pertama kali tidak terlihat sel sel penyebaran di tempat lain misalnya, atau kebetulan jaringan yang diambil periksa tidak pas kena lokasi tumornya sehingga bisa kurang tepat menentukan stadium penyakitnya.
    Kemudian pas diperiksa lebih akurat ternyata baru ditemukan ada sel kanker yang menyebar, ya otomatis stadium berubah mengikuti hasil pemeriksaan terbaru.

    Semoga penjelasan saya bisa membantu ya.
    Sampaikan salam untuk papanya. Jangan putus asa dan tetap semangat ya melawan si kanker :)

    Regards,
    Kathryn

    ReplyDelete
  13. Terima kasih atas balasan dan doa dari ibu kathryn.. Hari ini papa saya di kemo dengan menggunakan obat kemo : 1.Carboplatin. 4-6 1lt. 2.Gemcitabine 850 - 1000mg/m2 Or navelbine 25mg/m2. Setelah dikemo uda lebih 3 jam. Kondisi masi stabil dan efek hanya pada daerah leher agak tegang.. Pertanyaan saya bu.. Sampai dengan saat ini dokter belum memastikan jenis kanker nya apa.. Dokter hanya bilang berasal dari paru-paru dan ganas.. Jadi apa perlu kita ketahui jenis kankernya secara pasti atau tidak.. Dan mana lebih bagus kemo dengan suntik atau makan obat.. Karena dokter ada menanyakan hal tersebut. Terima kasih

    Regards,
    Dedy

    ReplyDelete
  14. Halo Dedy,
    Bagaimana kabar papanya sekarang? Apa sudah ketahuan jenis kankernya? Menurut saya itu cukup penting untuk diketahui. Pada komen di atas ada menyinggung salah satu jenis lung cancer, adenocarcinoma yang ternyata bisa memberikan hasil cukup baik dengan pengobatan obat minum, Iressa (jika terbukti hasil pemeriksaan EGFR positif).
    Jadi intinya, mengetahui jenis kankernya bisa membantu untuk pengobatan yang lebih tepat guna.

    Obat chemotherapy minum atau suntik dipilih tergantung dari kondisi pasien dan obat yang digunakan. Masing masing punya keuntungan dan kerugian. Dokter yang menangani yang justru harusnya menentukan disesuaikan dengan kondisi per masing2 pasien. Obat minum kadang tidak semuanya bisa diserap dengan baik oleh tubuh karena pengaruh asam lambung, sehingga obat jadi tidak efektif. Tapi enaknya obat minum bisa diminum di rumah, pasien juga lebih nyaman.
    Obat suntik atau dengan cara infus intravena biasanya lebih efektif karena langsung masuk diserap tubuh. Tapi resikonya pasien mesti tinggal di RS.
    Coba konsultasi dengan dokter yang menangani tentang masalah ini.

    Semoga ada kemajuan ya. Jangan sungkan tanya lagi jika ada yang tidak jelas.

    Regards,
    Kathryn

    ReplyDelete
  15. Selamat malam bu kathryn. Saya dedy. Maaf mengganggu.. Pada saat ini keadaan papa saya sudah kemo ke 7 tapi dokter mengatakan kankernya sudah naik ke otak.. Dan dokter sepertinya sudah menyerah.. Dan 2 minggu belakangan ini papa saya sudah mengkonsumsi obat dari sinshe dan suplemen spirulina dan obat dokter anti sakit dan radang.. Keadaan nya ada membaik tetapi 2 hari belakangan ini muka papa saya semakin membengkak dan memerah serta disekitar leher rasanya sangat tegang atau seperti ditarik. Kira2 menurut bu kathryn apa penyebab bengkaknya wajah papa saya itu dan bagaimana dengan keadaan papa saya itu. Terima kasih bu sebelum nya

    ReplyDelete
  16. Apakah ada solusi lain agar saya dapat berusaha untuk menyembuhkan papa saya karena dokter sudah lepas tangan

    Thanks,

    Dedy

    ReplyDelete
  17. Halo Dedy,
    Terima kasih buat update nya.

    Saya asumsikan, dokter menemukan penyebaran sel kanker ya di otak. Saya tidak bisa memastikan penyebab pasti bengkak di wajah papa Dedy, tapi mungkin oedema yg terjadi akibat fungsi paru2 yang sudah tidak baik lagi. Apa ada bengkak di tempat lain seperti kaki misalnya?

    Bagaimana dengan kanker di parunya sendiri? apa ada perbaikan setelah di kemo.
    Solusi lain untuk sembuh total saya juga tidak punya jawabannya. Tapi pada saat seperti ini dukungan moril keluarga penting sekali dan bisa juga mencoba terapi palliative
    http://en.wikipedia.org/wiki/Palliative_care

    Intinya berusaha sebaik mungkin supaya papa Dedy bisa menikmati kondisinya sekarang dengan kualitas terbaik yg bisa diberikan. Saya percaya hati yg senang, bisa jadi obat yg manjur untuk semuanya.
    Seandainya tidak sembuh secara fisik pun, papa Dedy bisa merasakan kesembuhan secara rohani.

    Semoga membantu ya.
    Sampaikan salam saya untuk papanya. Saya salut dengan orang orang penderita kanker yang tak kenal putus asa berjuang melawan penyakitnya.

    --
    Kathryn

    ReplyDelete
  18. selamat siang Dok...mau tanya nih, bagaimana ya caranya untuk membersihkan paru-paru seorang perokok, walau bukan seorang pecandu rokok.. tks :)

    ReplyDelete
  19. Halo, terima kasih sudah mampir.

    Supaya paru bersih dan sehat, salah satu syarat utama berhenti merokok. Baik pecandu atau bukan, sama saja kerusakan di paru yang ditimbulkannya.
    Tahun lalu ada hasil publikasi ilmiah, yang menyatakan perokok yang kelihatannya sehat pun ternyata sel sel parunya sudah mengalami perubahan yang berarti si perokok sudah beresiko untuk kelak terkena kanker paru.
    Inti dari publikasinya: "It doesn't necessarily mean you will develop cancer, but that the soil is fertile to develop cancer."
    Cerita lengkapnya bisa dibaca di sini:
    http://www.sciencedaily.com/releases/2013/07/130716102056.htm?utm_source=feedburner&utm_medium=feed&utm_campaign=Feed%3A+sciencedaily+%28ScienceDaily%3A+Latest+Science+News%29

    Sisanya saya rasa sama saja seperti yang selama ini sudah sering didengungkan. Pola hidup sehat, olahraga dan istirahat cukup, makanan sehat, banyak minum air putih, nikmati aktivitas yang bisa melepaskan stress, dsb.
    Selama kita bisa menjaga keseimbanan hidup sehat, sel sel di dalam tubuh akan dengan sendirinya ikutan hidup sehat, termasuk sel paru deh hehehe :)

    --
    Kathryn


    ReplyDelete
  20. Halo Dok,nama saya thantowi

    Mau tanya donk, sekarang ada jenis2 rokok elektrik yang menggunakan cairan / e-juice sebagai bahan untuk perasanya..apakah itu jg memiliki dampak bagi kesehatan seperti layaknya racun rokok ?

    Saya pernah baca bahwa perokok itu diserang sistem sarafnya oleh racun nikotin, sehingga efeknya jadi ketagihan..apa itu benar dok ? kalau memang iya, apa bisa dan ada obat atau terapi untuk mengembalikan fungsi sistem saraf yang sudah keracunan nikotin tersebut, terkadang seseorang inign berhenti merokok tetapi gagal, seolah2 sarafnya sudah dikendalikan oleh nikotin..

    terima kasih..salam dari jakarta.. :D

    ReplyDelete
  21. Halo pak Thantowi, terima kasih sudah komen di sini.

    Tentang rokok elektrik, tergantung jenisnya. Setahu saya memang bebas asap dan bahan tobacco, tapi tidak semua bebas nikotin. Cairan yang dipakai di rokok elektrik tersebut, ada yang kombinasi dari nikotin ditambah flavorings. Jumlahnya juga tergantung dari jenis2 rokoknya tersebut. Ada yang katanya bebas nikotin, tapi apakah betul2 bebas dan apakah betul2 safe tanpa ada bahan berbahaya lain yang dikeluarkan dari metal yang dipakai misalnya, masih sedang diteliti.

    Tentang racun nikotin, sebenarnya bukan menyerang langsung saraf. Nikotin merangsang pelepasan zat neurotransmitter yang disebut dopamine. Nah, si dopamine ini bikin mood rasa senang, happy, relaks. Efek yang sama seperti caffein dari kopi, merangsang dopamine juga. Gak heran minum kopi pun bisa ketagihan :)
    Betul, susah stop rokok karena efek enak ketagihan, dan ada efek withdrawal ...berasa gak enak, cemas, gelisah kalo tidak merokok.

    Soal ini, coba baca di sini:
    http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/nicotine-dependence/basics/definition/con-20014452

    Bahasannya cukup lengkap, simple mudah dimengerti. Di bagian treatment and drugs nya juga dijelaskan obat untuk mengganti rokok (nicotine replacement products).

    Semoga membantu ya.

    Salam hangat dari Tokyo,
    Kathryn

    ReplyDelete
  22. bu dokter,

    mo bertanya, berapa lama kira2 kita harus mengkonsumsi iressa jika hasil tes mutasi EFGR +?

    thanks.

    ReplyDelete
  23. Hi Daniel!

    Berapa lama konsumsi Iressa tergantung perkembangan pasien masing2. Basically, terus minum selama ada respon positif.

    --
    Kathryn

    ReplyDelete