Sunday, December 27, 2009

Q & A (Dec 2009)

SUBJECT: Rahim diangkat, lebih rentan terhadap kanker? Pytoestrogen?

Dear pak H, rahim bukan sumber utama estrogen, melainkan ovarium. Jadi kalau rahim diangkat (tapi tidak ikut ovarium), produksi estrogen tidak banyak berkurang. Lain hal nya jika ovarium ikut diangkat. Biasanya diberikan estogen replacement therapy untuk mengganti sumber estrogen yang hilang. Apakah ybs lebih rentan terhadap kanker. Hmm...saya belum bisa menjawabnya, studi ttg kaitan estrogen dan kanker masih berlanjut terus. Bisa jadi lebih rentan, tapi mungkin juga bukan karena estrogen tidak ada. Banyak faktor lain, misalnya, ternyata kanker rahim sudah metastasis tanpa ketahuan di organ lain. Ya habis rahim diangkat, tahu tahu ditemukan lagi di tempat lain kankernya. ** Pyto estrogen itu estrogen-like chemicals yang banyak ditemukan di tanaman seperti kedelai, kacang, grain dsb. Chemical structure-nya mirip estrogen, tapi apakah fungsinya benar2 sama dengan estrogen (sinergis dengan estrogen) atau malah menghambat, atau bahkan berbeda sama sekali dengan estrogen masih belum jelas, ...currently masih under investigation. Begitu juga studi yang bilang kalau soy food bisa menghambat terjadinya breast cancer (salah satu kanker yang dipengaruhi estrogen) masih diperdebatkan, karena ada studi lain yang ternyata malah dapat hasil kebalikannya. Jadi saya juga ragu jika ada perusahaan obat yang bisa mengclaim pytoestrogen bisa melakukan adjustment sendiri. Saat ini khasiat/efek pytoestrogen masih simpang siur. Seberapa banyak kita makan makanan yang mengandung pytoestrogen, dan seberapa banyak dia berpengaruh terhadap fungsi estrogen dalam tubuh juga belum jelas. Begitu pak H, yang saya tahu. Semoga membantu ya. Thank you sudah mampir :)

SUBJECT: Mutasi virus influenza? kerja thermal scanner?

Mutasi virus influenza bukan terjadi baru baru ini saja tapi sudah memang sifatnya si virus influenza ini untuk mudah bermutasi karena ia tidak memiliki mekanisme (proof-reading mechanism) untuk memperbaiki jika terjadi kesalahan dalam pembacaan genetik material tubuhnya sendiri. Outbreak influenza sudah terjadi sejak dulu (salah satunya yang saya tulis, outbreak Spanish flu di tahun 1918). Sejak itu juga dunia kedokteran berlomba, adu kecepatan melawan si virus dengan membuat vaksin influenza dan obat obatan seperti Tamiflu.

Semakin bertambah padatnya populasi penduduk, kontak erat dengan binatang piaraan seperti burung, unggas dsb menyebabkan kemungkinan si virus bermutasi silang dengan gen manusia semakin tinggi sehingga lebih sulit diprediksi kemungkinan mutasinya. Jika ingin tahu lebih detil bisa dibaca disini: http://www.who.int/csr/2006_02_20/en/index.html

Apa mutasi dari virus flu burung, SARS dll ini berhubungan. Saya tidak capable untuk menjawabnya karena tidak mendalami hal ini. Tapi, tergantung strainnya, bila sama menurut saya ada kemungkinan berhubungan. Strain virus influenza yang menyebabkan Spanish flu di tahun 1918, yakni strain A (H1N1) sama dengan strain virus influenza Mexico sekarang tapi si virus tentu juga sudah berevolusi dan akhirnya sekarang memiliki genetic material yang berbeda dengan pendahulunya. Strain virus avian flu, H5N1 yang menyebabkan pendemic sekarang bahkan juga sudah jauh berbeda dengan pendahulunya saat pertama kali ditemukan di tahun 1959 (sumber Wikipedia)

Global warming ada peranannya? Mungkin juga. Yang jelas, mesti mulai dari diri kita sendiri dulu untuk lebih berperan menghambat mutasi virus dan sekaligus memproteksi diri sendiri. Sekedar tambahan, pemakaian obat obatan yang tidak sesuai petunjuk juga berpotensi menyebabkan mutasi dari bakteri atau virus penyebab penyakit. Hasilnya, begitu mau pakai obat yang sama, si bakteri/virus sudah resisten terhadap obat.

Tentang thermal scanner, setahu saya bekerja dengan mendeteksi radiasi panas yang dikeluarkan tubuh seseorang. Jadi dalam hal ini, thermal scanner berguna sebagai eliminasi awal, apakah seseorang tersebut mengalami kenaikan suhu tubuh (demam) atau tidak. Jadi ya, pukul rata, semua yang mengalami demam akan terdeteksi, terlepas dari apa penyebab demamnya. Setelah eliminasi tersebut, baru orang yang demam diperiksa lebih lanjut untuk mengetahui pasti penyebab demamnya. Pada kasus influenza, untuk memastikan penyebabnya harus dilakukan pemeriksaan apusan dari saluran pernafasan (respiratory swab). Dari situ baru ketahuan virus tipe apa penyebabnya dsb.

# Tips etika ketika sedang flu dan supaya terhindar dari flu:

- Saat batuk, bersin, gunakan tisyu untuk menutup mulut. Usahakan tidak batuk dan bersin di depan muka orang lain. Jangan lupa segera buang tisyu yang telah dipakai ke tempat sampah. Jika menggunakan tangan, jangan lupa cuci tangan.

- Saat sedang flu, jangan lupa menggunakan masker jika berpergian keluar rumah. Selain untuk kebaikan diri sendiri juga sedapat mungkin tidak menulari orang lain di sekitarnya.

- Biasakan untuk cuci tangan dan kumur kumur (mouthwash) jika pulang ke rumah setelah berpergian. Cuci tangan gunakan sabun, sedikitnya 15 detik dan keringkan tangan dengan paper towel atau handuk.

- Usahakan menghindari kontak dengan penderita flu.

- Usahakan menghindari tempat tempat keramaian, batasi berpergian ke tempat tempat umum sementara waktu

- Makan sehat, berimbang dan istirahat cukup.

SUBJECT: Kanker serviks, penyakit keturunan?

Kanker serviks BUKAN penyakit keturunan, Salah satu faktor resiko penting dari kanker mulut rahim yaitu Human Papilloma Virus (HPV) yang bisa ditularkan melalui hubungan seksual. Ada beberapa tipe strain HPV yang diduga berpotensi lebih tinggi menyebabkan kanker serviks. 

Selain menghindari kontak seks dengan berganti ganti pasangan yang memudahkan penularan HPV ini, saat ini sudah ada vaksinasi terhadap HPV tersebut (Gardasil, Cervarix) yang sudah di approved di beberapa negara, termasuk Amerika dan Indonesia (di tempat saya di Jepang baru belum lama ini, vaksin tersebut resmi diedarkan). Silahkan kontak dokter di tempat anda untuk mendapat informasi lebih lanjut.

SUBJECT: Tulang dengkul keluar engsel? jalan pincang, boleh diurut?

Jika memang anda merasakan tulang dengkul seperti keluar dari engselnya disertai rasa sakit yang cukup hebat, besar kemungkinan mengalami knee dislocation. Beruntung bisa spontan kembali masuk lagi ke tempatnya. Sebenarnya sendi lutut merupakan sendi yang kuat, jadi kalau sampai mengalami dislokasi, ada kemungkinan ligamen/urat penyangga sendi putus (sama sekali tidak berhubungan dengan urat kaget atau masuk angin). Coba diingat kembali, apakah sebelumnya pernah jatuh, pernah ada trauma yang mengenai sendi lutut tersebut.

Sebaiknya jangan diurut sembarangan, karena pada saat terjadi dislokasi bukan tidak mungkin mengenai pembuluh darah arteri yang berada di daerah sekitar lutut tersebut dan bisa berakibat fatal jika tidak ditangani dengan tepat.

Coba konsultasi lebih lanjut dengan ahli bedah orthopedi di daerah anda, pastikan penyebab dislokasi engsel tersebut dengan mengambil foto sendi lutut misalnya, sehingga bisa mencegah berulangnya kejadian yang sama.

* Setahu saya knee dislocation merupakan kasus yang jarang, dan biasanya didahului trauma yang mengakibatkan ligament yang mengikat sendi lutut robek dan akhirnya terjadi knee dislocation. Jika memang betul yang dialami ini knee dislocation, biasanya disertai rasa nyeri hebat, kadang disertai rasa baal pada kaki dibawah lutut dan denyut nadi yang biasanya teraba di belakang lutut pun tidak terasa. Selain itu, meski tulang sudah reduksi kembali masuk pun biasanya masih ada pembengkakan di daerah lutut tersebut.

Tidak semua yang ligament robek harus jalan pincang atau tidak bisa berjalan, tergantung dari seberapa berat robekan yang terjadi dan ligament apa yang terkena. Dari cerita sebelumnya, ibu sempat jalan pincang dan merasa sakit saat turun naik tangga, sedangkan sekarang sudah bisa berjalan biasa. Mungkin robekan yang dialami hanya partial sehingga dengan terapi konservatif biasa (diperban) bisa memberikan hasil yang baik.

Sebaiknya coba pastikan dulu apa yang sebenarnya terjadi di lutut ibu. Knee x-ray biasanya sudah membantu memberikan informasi yang akurat untuk tindakan selanjutnya.

2 comments:

  1. Dear Kathryn,
    Thank you untuk Q&A, kanker rahim. Pertanyaan, sebaiknya kalau umur isteri sudah diatas 50 th, setiap tahun atau dua tahun sekali periksa papsmear ? Dan bagaimana dengan mamogram ? Thanks untuk jawabannya. Tahun baru di California is OK, tanggal 1 jan, nonton Rose Parade dan disambung nonton College Football ala Amerika, semuanya hanya diTV. OK. GBU

    ReplyDelete
  2. Pak Gun, thanks sudah mampir.

    Jika sudah diatas 50 thn dan sudah pernah periksa sebelumnya dengan hasil negatif, PAP smear bisa dilakukan 3-5 tahun sekali. Jika hasil baik, pada usia diatas 65 tahun, bisa stop cek PAP smear (tentu setelah konsultasi ke dokter yang menangani).

    Mammography sebaliknya, justru di atas usia 50 thn (malah dianjurkan sejak usia 40 thn) untuk sebaiknya melakukan mammography rutin 1-2 tahun sekali.

    Cerita tahun baru saya dan foto2nya ntar menyusul lewat jalur belakang ya hehehehe :)

    Take care,
    Kathryn

    ReplyDelete