Sunday, November 21, 2010

Preparing for Pregnancy: Part IV



Preparing for Pregnancy: Part IV
(Summarized from “Plan to Get Pregnant: 10 Steps to Maximum Fertility by Zita West)
Previous parts:



Sebenarnya artikel ini ingin saya selesaikan semua di part III dulu, tapi karena kesibukan saya sendiri akhirnya terpaksa dilanjutkan lagi di part IV ini. Kali ini benar benar terakhir, tidak bersambung lagi, semoga masih belum bosan ya membacanya.

Step nine: Assisted Reproduction
Jika berbagai cara natural untuk memperoleh buah hati tidak kunjung berhasil juga, ayo kita mulai melirik “assisted reproduction” yang bervariasi, dari minum obat untuk memicu ovulasi hingga program bayi tabung (In Vitro Fertilization/IVF). Terlebih lagi jika masuk dalam kategori berikut, jangan berlama lama mencari bantuan medis untuk mendapatkan si buah hati:
- usia lebih dari 35 tahun
- siklus menstruasi tidak teratur
- mempunyai riwayat hamil di luar kandungan (ectopic pregnancy)
- mempunyai riwayat keguguran berulang
- ada riwayat menopause dini dalam keluarga
- pasangan belum pernah menjalani test sperma atau sudah menjalani, dan hasilnya tidak normal
- mulai merasakan emosi meningkat disertai gangguan depresi akibat tidak kunjung hamil
Satu hal yang penting di sini, kesuksesan dari program medis ini butuh kerjasama sebagaiPASANGAN, bukan individual. Program yang harus dijalani kerap panjang dan melelahkan, baik secara fisik maupun psikis, dan keberadaan pasangan yang saling menyokong satu sama lain sangat membantu sekali untuk mencapai keberhasilan.
Tes awal yang biasanya harus dijalani oleh setiap pasangan yaitu cek darah bagi si wanita untuk memastikan ada tidaknya ketidakseimbangan hormon dalam tubuh yang mempengaruhi fertilitas, dan analisis semen bagi si pria untuk menilai kualitas sperma. Tes ini sebaiknya dijalankan bersamaan, jangan hanya si istri saja atau suami saja, agar tidak banyak membuang waktu hanya untuk mendeteksi masalah yang ada.
Jika hasil tes awal normal, dilanjutkan tes berikutnya untuk mengetahui apakah ada masalah yang menghambat pertemuan antara sperma dan ovum, misalnya ada sumbatan atau abnormalitas dari saluran tuba dan seberapa berat masalah tersebut mengganggu proses terjadinya kehamilan.
Dari hasil tes tes yang dijalani, selanjutnya ada beberapa pilihan program medis yang bisa dijalani yakni:
- Ovulation induction (OI)
Disini ovulasi akan diinduksi dengan bantuan obat hormonal yang dapat membantu pematangan sel telur. Tehnik ini banyak membantu pada wanita dengan siklus mensturasi yang tidak teratur dan masih berusia sekitar atau di bawah 35 tahun. Selain itu, tehnik ini tidak invasif dan juga lebih murah dibandingkan tehnik lainnya. Sayangnya efek samping dari meminum obat obatan hormonal seperti mual, sakit kepala, menjadi gemuk, dsb cukup mengganggu. Jangan lupa juga konsultasikan dengan dokter jika ada riwayat keluarga yang menderita kanker karena ada kemungkinan obat obatan hormonal tersebut memicu timbulnya kanker seperti kanker payudara.
- Intrauterine insemination (IUI)
Menjelang ovulasi, sperma dengan kualitas yang bagus akan dimasukkan dalam rahim dengan bantuan kateter sehingga bisa berada sedekat mungkin dengan sel telur untuk memudahkan terjadinya pembuahan. Tehnik ini berguna jika tidak ada sumbatan pada saluran tuba wanita dan tidak ada masalah pada sperma. Tehnik ini biasanya cepat, tidak sakit dan tidak harus meminum obat obatan hormonal. Sayangnya, meski dibantu dengan obat hormonal pun, tingkat keberhasilannya cukup rendah sehingga bisa banyak waktu terbuang tanpa ada hasil.
- In vitro fertilization (IVF) dan intracytoplasmic sperm injection (ICSI)
Tehnik ini dikenal sebagai “the best-known form of assisted reproduction” karena tehnik ini bisa diterapkan pada banyak kasus, pada wanita di atas usia 35 tahun, pada kasus adanya sumbatan di saluran tuba, ketidakseimbangan hormon, abnormalitas jumlah dan kualitas sperma, maupun pada pasangan yang membawa kelainan genetik dimana pasangan dapat melakukan preimplantation diagnosis (PGD) terlebih dahulu sehingga bisa dipilih embrio yang bebas dari cacat genetik.
Sayangnya, tehnik ini membutuhkan biaya besar dan waktu yang panjang sehingga cukup melelahkan secara fisik dan psikis. “IVF is emotionally and physically demanding”. Prosedur IVF meliputi pengambilan sel telur matang istri dan sel sperma suami yang kemudian akan digabung atau istilahnya dilakukan fertilisasi di laboratorium. Sel telur dan sel sperma akan ditempatkan pada satu wadah dan dibiarkan untuk terjadinya pembuahan. Setelah terjadi fertilisasi, embrio dengan kualitas yang baik akan ditransfer kembali ke dalam rahim dan setelah kira kira 14 hari akan dilakukan test untuk memastikan apakah embrio tersebut bisa tertanam dengan baik dalam rahim. Sementara itu dengan bantuan obat obatan hormonal, rahim juga disiapkan untuk bisa menerima embrio tersebut.
Tergantung dari kondisi individual tiap pasangan dan kualitas embrio yang didapat, jumlah embrio yang ditanam kembali dalam rahim bervariasi dari satu hingga (optimal) lima buah. Jika kebetulan semua embrio yang ditanam kembali sukses berkembang, bisa berakibat kehamilan kembar lebih dari dua anak. Saya ingat pernah baca di Intisari dulu, anak kembar tujuh! Aduh lucu lucu banget fotonya ….tapi saya tidak terbayang gimana ya mengurusnya.
Prosedur ICSI serupa dengan IVF tetapi disini sel seperma diinjeksi langsung ke sel telur. Karena itu ICSI dapat diterapkan pada kondisi dimana jumlah dan kualitas sperma sangat rendah. Ejakulasi juga tidak perlu dilakukan karena sperma dapat diambil langsung dari dalam testis.

Step ten: Staying Pregnant
Jika sudah sampai di step ini, SELAMAT! Berarti kehamilan sudah terjadi dan tinggal menjaganya hingga akhir masa kehamilan. Masa kehamilan dibagi dalam 3 periode trimesters, dan trimester awal (hingga usia kehamilan 13 minggu) adalah masa paling penting dan rawan dalam kehamilan karena saat itulah keseluruhan cikal bakal organ tubuh seorang anak manusia terbentuk. “What you do in the first trimester lays the building blocks for your baby’s growth, because this is when all key organ and skeletal development takes place”.
Biasanya kehamilan baru disadari setelah tanggal menstruasi berikutnya terlambat, dan saat dikatakan positif, usia kehamilan sudah sekitar 4 atau 5 minggu. Dengan kata lain, proses perkembangan janin bahkan sudah terjadi sebelum kehamilan itu sendiri diketahui.
Problem umum yang paling sering terjadi saat awal kehamilan dikenal dengan istilah “morning sickness” Perubahan metabolisme tubuh yang terjadi saat kehamilan diduga sebagai penyebab morning sickness ini. Tidak semua wanita dan tidak semua kehamilan harus mengalami morning sickness, dan rasa tidak enak yang terjadi juga tidak harus di pagi hari, ada yang siang atau bahkan malam hari. Intinya, “every pregnancy is different….just enjoy it!”.

-----
Semoga artikel ini berguna bagi yang membutuhkan. Dulu saya membeli bukunya untuk menambah pengetahuan saya dalam mempersiapkan kehamilan, tapi belum sempat dibaca sudah hamil duluan. Jadinya artikel ini (part I-IV) semua dibuat dalam masa kehamilan, dan saya seperti belajar sambil praktek langsung jadinya hehehe. OK, sampai ketemu di artikel berikutnya ya!

Salam sehat
Kathryn-Tokyo

Monday, September 27, 2010

Do We Have Food Safety in Indonesia?


Do We Have Food Safety in Indonesia?

Sambil istirahat makan siang biasanya saya suka menyempatkan diri baca berita berita dari Indonesia ataupun buka KoKi. Tidak sengaja, mata saya melihat berita ini:
Pas baca isinya, aduh tiba tiba selera makan siang saya hilang karena ingat sehari sebelumnya, baru saja mami saya beli kemiri di toko Indonesia yang berada di Tokyo. Saya jadi khawatir, dan mami menghibur katanya, mungkin tidak apa apa karena kemiri kualitas ekspor. Tapi justru itu, jadi was was… apa yang bentuknya bagus, bersih justru malah yang sebenarnya hasil polesan bahan kimia.
Saya jadi membayangkan sudah berapa banyak bahan kimia, pestisida dan sebagainya yang masuk ke perut saya selama puluhan tahun saat masih tinggal di Indonesia. Jangankan restoran restoran atau warung yang ada di pinggir jalan, yang di mall atau hotelpun, apakah bisa menjamin kualitas bahan masakan yang mereka pakai. Kebetulan lagi masakan Indonesia kebanyakan tidak perlu daging segar, tidak ada kebiasaan makan makanan mentah atau masakan dengan sedikit bumbu. Di Indonesia kebanyakan masakan kaya bumbu, sering daging atau sayur sudah direndam bumbu berhari hari, digoreng dengan berbagai macam perasa sehingga tidak perduli kualitas rasa dagingnya, yang masuk di lidah adalah rasa bumbunya, bukan dagingnya. Berbeda dengan masakan di Jepang yang rata rata hambar sehingga kualitas daging atau sayurnya yang penting, plus, kebiasaan makan makanan mentah yang justru menuntut kesegaran bahan makanan yang disajikan.
Berawal dari berita tentang merica dan kemiri, saya jadi iseng mencari berita berita lain yang berkaitan, dan ini hasilnya:
Boraks dan formalin: Lalat saja nggak doyan:
Korban jamu oplosan jadi 11:
BPOM Denpasar Temukan Ribuan Produk Makanan Berbahaya:
Muara Karang dan Teluk Jakarta Tercemar Logam Berat:
Ini baru sebagian dari berita berita yang saya dapat, dan sayangnya saya tidak (atau mungkin belum) menemukan berita selanjutnya tentang tindakan nyata yang diambil oleh pemerintah terkait kasus kasus tersebut.
Di kepala saya jadi berputar lagi mengkaitkan kualitas keamanan bahan makanan di Indonesia dengan meningkatnya kasus kanker di Indonesia. Saya tidak punya data angka yang jelas berapa banyak kasus kanker di Indonesia dari tahun ke tahun, sepintas saya coba cari di internet dan saya mendapatkan sumber dari tempo interaktif. Dikatakan, kasus kematian akibat kanker di Indonesia meningkat dari 3.4 % (tahun 1980) menjadi 6% (tahun 2001), berarti hampir 2 kali lipat meningkat! Tidak heran saya merasa di sekeliling saya, banyak orang yang saya kenal menderita kanker di usia yang masih muda, 30 hingga 40 tahunan, bahkan ada yang masih di usia 20 tahunan. Moderator KoKi tercinta kita juga harus pergi meninggalkan kita di usia yang masih muda ...lagi lagi karena kanker.

Memang penyebab pasti kanker belum jelas, yang bisa kita tahu hanya ada faktor faktor resiko yang bisa mempengaruhi seseorang untuk terkena suatu jenis kanker. Salah satu faktor yang sering kita dengar adalah faktor genetik, betul memang, ada beberapa jenis kanker yang terjadi secara familial atau herediter dan jika ada anggota keluarga dekat yang menderita kanker, sebaiknya anggota keluarga lain juga perlu waspada. Nah, tidak ada faktor genetik bukan berarti kita lengah, faktor lingkungan dan gaya hidup sehari hari pun berperan besar untuk menjadi pencetus timbulnya kanker.

Banyak pasien yang divonis kanker kaget setengah mati ...kok bisa?! Sudah rajin olahraga, berat badan stabil, kolesterol bagus, rajin makan sayur, buah, ikan dsb, tapi kok bisa kena kanker? dan jawaban umumnya, ini cobaan dari Tuhan. Betul, memang banyak hal yang masih di luar jangkauan akal pikiran kita dan kuasa Tuhan berperan disini, tapi bukan berarti kita tidak mencoba menganalisa apa yang menjadi pencetus timbulnya si kanker ini. Salah satu yang akhirnya timbul di kepala saya ya ini, KUALITAS KEAMANAN bahan makanan di Indonesia. Rajin makan tempe, tahu ....tapi apa itu betulan tempe? betulan tahu? Apakah sayuran yang dimakan aman dari pestisida berlebihan? Apakah ikan yang dimakan tidak tercemar logam berat seperti berita di atas? Apakah merica yang dipakai bukan hasil pencucian bahan kimia? Mami saya cerita, sekarang kalau beli tahu di pasar harus tanya dulu mana tahu yang betulan tahu dan mana yang pakai formalin. Katanya kalau yang tidak pakai formalin biasanya harganya lebih mahal dan harus pesan dulu karena tidak tahan lama. Aduh, kasihannya rakyat Indonesia ....uang belanja jadi tidak cukup karena harus beli apa apa yang lebih mahal supaya terjamin kualitasnya. Bayangkan juga kalau yang ke pasar itu pembantu rumah tangga yang kebetulan tidak mengerti, cuma tahunya dikasih uang belanja yang harus cukup sebulan, pasti beli tahu yang murah ........dan berarti yang pakai formalin?? hanya Tuhan yang tahu.

Masalah keamanan bahan pangan di Indonesia ini harusnya juga jadi masalah bersama yang perlu dibahas dan masuk ke “prime time” televisi di Indonesia, bukan hanya gosip artis, atau sinetron tidak jelas. Sudah waktunya masyarakat Indonesia dibuka pikirannya terhadap masalah ini dan sudah waktunya pemerintah memberikan prioritas untuk mengatasinya. Apalagi sekarang ramai wisata kuliner di Indonesia, banyak restoran restoran yang menarik untuk dicoba. Jika kualitas bahan makanan yang dipakai tidak terjamin, entah zat apa yang masuk ke dalam perut, bertumpuk sedikit demi sedikit, sampai akhirnya mencetuskan penyakit (baca: kanker) dan angka harapan hidup generasi Indonesia mendatang ....bisa jadi mentok sampai usia 40 tahunan saja.
Semoga semua pikiran buruk saya ini tidak terjadi. Semoga ..semoga.

Salam sehat,
Kathryn-Tokyo.
References:
- Penderita kanker di Indonesia meningkat:

Tuesday, September 14, 2010

Preparing for Pregnancy: Part III



Preparing for Pregnancy: Part III
(Summarized from “Plan to Get Pregnant: 10 Steps to Maximum Fertility by Zita West)
Previous part:



Step seven: The mind-body link
Tipe kepribadian kita, bagaimana kita mengatasi stress, juga pengalaman masa lalu merupakan faktor faktor psikologis yang bisa mempengaruhi kerja tubuh. Stress pasti selalu ada dalam kehidupan kita, tidak bisa dihindari. “Therefore, how you deal with stress and other negative emotions that matters, not whether stress is or isn’t present in your life”. Yang perlu diwaspadai jika tanpa kita sadari, alam bawah sadar atau kepribadian kita yang justru mendatangkan masalah untuk diri kita sendiri, termasuk kesulitan mempunyai anak. Dikatakan juga di buku tersebut, “Emotions can block conception”.
Berbagai emosi negatif seperti, rasa takut, khawatir, cemas, marah, mudah cemburu atau iri dengan pasangan atau teman, juga perasaan bersalah yang terus menghantui diri sendiri dapat meningkatkan stress hormones, merangsang kerja saraf simpatik sehingga tubuh dalam keadaan “fight response”. Akibatnya keseimbangan hormon akan terganggu dan lagi lagi berakibat buruk pada fertilitas.
Berikut beberapa tips untuk mengatasi emosi negatif tersebut:
- Talking to someone close to you
Tidak harus suami, teman yang bisa kita percaya juga boleh boleh saja (jangan yang mulut ember …bisa tambah masalah baru deh hehehe).
- Making certain lifestyle changes
Olahraga teratur dan cukup tidur. Tentang hal ini sudah ditulis di artikel sebelumnya.
- Learning to relax
Mencoba melatih pernapasan lambat dan dalam bisa membantu rileks otot otot leher dan dada, juga memperlancar aliran sirkulasi darah. Melatih visualisasi, membayangkan tempat tempat yang menyenangkan seperti berada di pantai, bersantai sambil berjemur dsb, sambil melatih pernafasan juga membantu untuk rileks. Berbagai cara yoga, atau meditasi bisa diterapkan di sini. Seingat saya, salah satu kookier, Juwita- Sydney menguasi yoga/meditasi dan rasanya pernah menulis artikel tentang hal itu di KoKi.

Step eight: Complementary therapies
Meski saya produk pendidikan dokter konvensional, saya tidak menutup mata dengan maraknya pengobatan atau terapi alternatif sepanjang terapi tersebut masuk akal dan justru bisa membantu memaksimalkan hasil pengobatan konvensional yang ada. Saya senang karena buku ini juga menegaskan bahwa Complementary and Alternative Medicines (CAM) bukan berarti menggantikan segala macam diagnosa dari pengobatan konvensional, tapi sesuai namanya, “they simply complement mainstream medical practice” Memang sudah saatnya dunia kedokteran bergerak maju, saya setuju bahwa kombinasi antara pengobatan konvensional dan CAM dapat memaksimalkan hasil pengobatan keduanya “Combine mainstream medicine with complementary therapies to get the best of both worlds”. Tetapi sekali lagi, perlu diseleksi mana yang masuk akal dan tidak. Jangan hantam kromo semua yang alami, herbal atau natural pasti baik dan bahkan bisa menyembuhkan penyakit apapun seperti berbagai iklan yang sering saya terima. Pakailah logika kita sebelum memilih CAM yang baik.
Ingat, all herbal, all natural does not mean all safe or effective! Juga jangan lupa untuk selalu cek dan cek kembali semua informasi yang kita terima (sudah saya bahas sebelumnya di: http://charmedkath.blogspot.com/2009/02/health-related-rumors-check-and-re.html dan http://charmedkath.blogspot.com/2010/03/how-to-overcome-health-rumors.html

Bagaimana cara memilih CAM yang tepat dan cocok untuk diri kita? Jawabannya sederhana, lakukan riset sendiri dan banyak banyaklah bertanya baik ke dokter atau teman. Dengan mencari tahu info lengkap dari CAM yang kita minati, kita bisa memperkirakan apakah ini masuk akal atau tidak, cocok atau tidak dengan diri kita sendiri. Apalagi sekarang tinggal tanya mang Google, beres deh. Bertanya ke ahlinya atau ke teman bisa mendapatkan masukan atau rekomendasi yang berharga, asal jangan lupa lagi lagi semua info yang masuk diolah dulu ya dengan logika.
Berikut beberapa CAM yang selama ini sudah diakui dan cukup banyak pengikutnya:
- Nutritional Therapy
“You are what you eat”, setiap pribadi adalah individu yang unik, pola makan, dan makanan kesukaan dari setiap orang juga berbeda beda sehingga wajar jika diet yang cocok untuk satu orang belum tentu cocok untuk orang lainnya. Nutritional therapy merupakan salah satu metode CAM dengan prinsip bahwa nutrisi yang baik merupakan kunci kesehatan “our food is our medicine and our medicine is our food”. Jadi ayo coba perhatikan jenis makanan kita sehari hari, bisa jadi itulah salah satu sumber penyebab infertilitas yang bikin sakit kepala ini.
- Bodywork and movement therapies
Yang termasuk di sini antara lain: massage therapy, hydrotherapy, yoga therapy, physiotherapy, lymph drainage, dan sebagainya. Silahkan memilih yang cocok dengan kepribadian masing masing.
- Acupuncture and Traditional Chinese Medicine (TCM)
Saya rasa ini yang paling akrab di telinga kita, dan saya juga yakin banyak KoKiers yang sudah jauh lebih mengerti soal ini ketimbang saya. Saya juga tidak melarang pasien pasien yang lebih percaya pergi ke shinse daripada dokter, lebih percaya minum ramuan herbal daripada obat modern. Asal sekali lagi ingat, pilihlah shinse yang benar dan jujur, bukan yang tidak jelas asal usulnya. Juga pakailah logika sebelum mengkonsumsi semua obat obat herbal yang diberikan. Di buku ini diberikan website untuk acupunturist and Chinese herbalist yang sudah mendapat sertifikat resmi dari National Certification Commision for Acupuncture and Oriental Medicine (www.nccaom.org). Saya tidak tahu apakah di Indonesia sudah ada organisasi resmi seperti IDI yang mengatur para acupunturists yang berpraktek. Oh ya, kebetulan pengarang buku ini juga belajar acupuncture, tapi ia sendiri juga mengingatkan “I do not use or advise patients to use herbal medicine, because of possible adverse drug-nutrition interaction. I do, however, use acupuncture and massage, both of which I believe can help a woman who is trying to conceive”.
Dalam ilmu acupuncture, tubuh dan kesehatan kita diatur oleh suatu kekuatan yang disebut “qi” (dibaca:chee) yang mengalir di seluruh tubuh melalui jalan tertentu yang disebut meridian. Jika qi ini tidak seimbang, maka kita akan sakit. Nah, di sepanjang meridian tersebut terdapat titik titik acupuncture, dan dengan menusukkan jarum ke titik titik tersebut maka aliran qi dapat diatur untuk mendapatkan keseimbangan aliran qi tubuh. Begitu kira kira gambaran dasar konsep acupuncture.
- Mind-body medicine
Seperti langkah ke-7 di atas, kesehatan psikologis juga sangat mempengaruhi kesehatan tubuh secara keseluruhan. Jangan biarkan diri kita tenggelam dalam stress, rasa sedih, iri melihat teman teman sekitar kita yang sudah mempunyai anak terlebih dahulu atau rasa tersinggung setiap kali ada mulut usil yang menanyakan kapan punya momongan. Biarkan saja semua itu, masuk kuping kiri keluar kuping kanan. Bukan mereka yang berhak mengontrol hidup dan perasaan kita, toh kita berusaha sebaiknya dan biarkan Yang Di Atas yang memberikan. Segala sesuatu indah pada waktuNya, bukan waktu kita.
Rasanya cukup dulu kali ini saya menulis, biar tidak terlalu kepanjangan. Nanti step selanjutnya menyusul ya di artikel berikutnya.

Salam sehat,
Kathryn-Tokyo

Monday, August 2, 2010

Preparing for Pregnancy: Part II


Preparing for Pregnancy: Part II
(Summarized from “Plan to Get Pregnant: 10 Steps to Maximum Fertility by Zita West)
Previous part:
Step four: Sex and passion
Intinya di bagian ini, pasangan suami istri yang mendambakan anak tentu saja sebaiknya sesering mungkin melakukan hubungan sex. Tidak sekedar kewajiban rutin, tetapi jadikan sex sebagai kegiatan yang menyenangkan yang justru meningkatkan kualitas hubungan suami istri itu sendiri.
Jika ada masalah seksual, sebaiknya bicarakan secara terbuka satu sama lain dan segera konsultasikan ke dokter untuk dicari penyebab pastinya. Masalah seksual bisa terjadi pada kedua belah pihak, suami maupun istri. Masalah seksual pada pria yang umum terjadi dan yang bisa mempengaruhi kesempatan hamil yaitu disfungsi ereksi (DE). Penyebab DE ini bisa secara fisik (diabetes, hipertensi) maupun psikologis (termasuk lifestyle). Sedangkan pada wanita, gairah seksual yang rendah bisa disebabkan berbagai hal, misalnya sakit saat berhubungan seksual, tidak bisa mencapai orgasme, stress dsb. Gairah seksual pada wanita dipengaruhi oleh interaksi berbagai faktor, kesehatan wanita itu sendiri, emosi, pengalaman, relasi, juga tradisi dan kebudayaan yang melingkupinya. Gairah seksual wanita dan pria pun berbeda. Wanita butuh lebih banyak stimulasi, suasana romantis, dan keterkaitan emosi; sedangkan pria lebih spontan, rangsangan secara visual dan ketertarikan fisik lebih kuat.
Di bagian ini juga diingatkan untuk tidak terjebak melakukan hubungan sex hanya demi hamil (“baby sex”) karena akhirnya pasangan justru akan kehilangan spontanitas dan gairah sex itu sendiri. Sedapat mungkin hilangkan pikiran seperti misalnya harus berhubungan sex hari ini karena ini hari subur, atau khawatir memikirkan posisi yang tepat agar sperma tidak banyak terbuang keluar dsb. Intinya, just enjoy the sensation of having sex!
Ada beberapa tips untuk me-revitalisasi hubungan sex yang mulai terasa hambar:
- have sex when it feels best for you. Lakukan hubungan sex pada saat suami istri merasa segar dan memang fit untuk melakukannya, bukan pada saat kecapekan di malam hari.
- try to recreate situations. Buat situasi baru yang berbeda sehingga ada mood baru untuk berhubungan sex. Bisa buat kejutan seperti “candle-lit dinner” di rumah, mandi bersama dsb.
- Everyday routine can be a passion-killer. Lakukan aktivitas baru bersama di akhir minggu bisa meningkatkan kualitas hubungan suami istri.
- Notice and comment on the things you do for each other. Daripada hanya melihat sifat negatif atau kelakuan jelek pasangan, lebih baik fokus pada sisi positifnya. Coba saling menghargai apa yang sudah dibuat pasangannya.

Step five: lifestyle checks
“Inevitably, the way you live your life will have an impact on your fertility: alcohol, cigarettes, excessive stress, exercise (or lack of it), and work can all affect your chances of conceiving.”
Tanpa kita sadari, gaya hidup kita sehari hari ternyata juga bisa mempengaruhi fertilitas dan kesempatan kita untuk hamil. Beberapa factor gaya hidup sehari hari yang perlu mendapat perhatian:
- Alcohol, cigarettes
Banyak kalangan muda di kota besar yang sekarang menjadikan konsumsi alkohol sebagai suatu symbol pergaulan baru, lambang kesuksesan. Banyak teman saya melalui foto fotonya di facebook, seolah berlomba lomba memamerkan kesukaan mereka pada minuman beralkohol dan juga banyaknya botol botol wine, bir, dsb yang sudah habis mereka teguk. Saya bukan orang yang anti minuman beralkohol, sekali kali dalam kondisi dan batasan tertentu saya minum juga. Tapi yang perlu diingat kita sendiri yang harus tahu baik dan buruknya minuman beralkohol, bukan sekedar bablas ikut arus pergaulan. Konsumsi alkohol berlebihan meningkatkan resiko terjadinya kanker hati, dan pada topik fertilitas ini, dapat mengakibatkan kerusakan sperma dan disfungsi ereksi, juga mengakibatkan gangguan ovulasi pada wanita. Selain itu konsumsi berlebihan pada awal trimester kehamilan bisa meningkatkan resiko keguguran, komplikasi kehamilan dan cacat bawaan pada bayi.
Begitupula rokok, meningkatkan resiko keguguran 2x lipat karena merokok mengakibatkan plasenta sebagai sumber makanan bayi tidak dapat maksimal membawa suplai darah bersih yang mengandung oksigen ke janin. Pertumbuhan janin pun menjadi terganggu, meningkatkan resiko lahir prematur, berat bayi lahir rendah (BBLR), cacat bawaan, dan berbagai komplikasi kehamilan lainnya seperti preeclampsia.
- Stress, exercise
Semua orang pasti mengalami yang namanya masalah dalam hidup, stress istilahnya. Semua itu wajar, selama kita bisa mengontrol si stress tersebut. Wanita yang mengalami stress berlebihan dan tidak bisa dikontrol sering mempengaruhi sekresi hormon sehingga menyebabkan ovulasi dan menstruasi berhenti. Begitupula pasangan yang mengalami stress, menyebabkan libido menurun dan akhirnya memperkecil kesempatan hamil.
Banyak solusi untuk mengatasi stress, terserah dan tergantung individu masing masing. Yang penting belajarlah untuk rileks dan tidur cukup. Tidur cukup pada malam hari penting karena hanya pada saat itulah diproduksi hormone melatonin yang membantu mengatur irama circadian tubuh dan menjaga keseimbangan pengaturan hormon tubuh, termasuk hormon reproduksi wanita. Melatonin juga disebut sebut memiliki fungsi antioxidant, anti aging, mengatasi gangguan mood, dan menurunkan resiko terkena kanker.
Olahraga teratur penting untuk kesehatan dan fertilitas. Olahraga bisa membantu produksi hormon endorphins yang sering dikenal juga sebagai “body’s natural painkillers” sehingga tubuh terasa lebih segar, nyaman dan tentu libido serta aktivitas seks ikut meningkat.
Pilihlah olahraga yang paling cocok untuk diri kita masing masing sesuai irama hidup kita. Jika kita bisa menikmati olahraga tersebut, tentu akan mudah menjadikannya kebiasaan teratur. Lebih bagus lagi jika olahraga tanpa sadar dimasukkan menjadi rutinitas kita sehari hari, misalnya memilih naik tangga daripada naik lift di kantor, jalan kaki, bersepeda daripada selalu naik mobil kemana mana, bahkan pekerjaan ibu rumah tangga itupun sebenarnya olahraga lho. Coba perhatikan, jarang rasanya ada pembantu yang gendut dan perlu minum obat kolesterol daripada majikannya yang justru rajin medical check-up. Jadi berbahagialah yang tidak punya pembantu rumah tangga, bisa jadi akan berumur lebih panjang dibandingkan yang tergantung pada pembantu rumah tangga.

Step six: Eating to conceive
“Take control of what you eat and reap the rewards”
Saya sering dapat berbagai cerita via mail tentang makanan yang katanya tidak baik dimakan karena bisa menyebabkan ini itu. Terus terang, saya sendiri tidak pernah panik repot mikir apa yang harus dan tidak harus dimakan. Buat saya semua makanan baik, yang penting semua tidak berlebihan. Intinya, just eat and drink in moderation. Tapi, jika sudah terlanjur sakit, seperti asam urat misalnya, apa boleh buat harus ada pembatasan ketat terhadap makanan makanan tertentu yang mengandung purin tinggi. Di buku ini juga ditulis, “eating a healthy diet is easy as long as you include a range of foods chosen from each of the important food groups: carbohydrates, protein, fats and fiber.”
Saya rasa makanan sumber protein, lemak, mineral yang baik semua sudah cukup tahu. Disini saya hanya menuliskan makanan yang dianggap bisa membantu meningkatkan kesuburan.
- Sex and libido foods
Sejak zaman dahulu ada beberapa makanan yang dianggap bisa meningkatkan hasrat seksual, entah benar atau sekedar mitos, makanan makanan ini kaya akan vitamin dan mineral yang memang baik untuk kesehatan tubuh. Beberapa makanan tersebut antara lain, avocados, bananas, asparagus, almods, figs, dates, garlic, oysters. Asparagus misalnya, banyak mengandung asam folat yang berguna untuk mencegah defect pada kehamilan, sehingga bagus untuk persiapan kehamilan.
- Brain foods
Makanan yang banyak mengandung asam amino seperti trypophan dan tyrosine bisa membantu meningkatkan neurotransmitter di otak, serotonin dan dopamine. Keduanya ini berperan dalam memberikan rasa nyaman, dan membantu mempersiapkan rahim untuk menerima embryo. Beberapa makanan yang banyak mengandung zat tersebut antara lain: papaya, bananas, celery, spirulina, carrots, sweet potatoes, dried apricots, lean meats, oats.
- Foods to protect sperm and eggs
Sel sperma dan telur rentan terhadap kerusakan yang diakibatkan oleh radikal bebas dalam tubuh. Makanan yang banyak mengandung flavonoid (dikenal juga sebagai vitamin P), zat yang memberikan warna pada tumbuhan atau buah, berfungsi sebagai antioxidant dan membantu menetralisir kerusakan akibat radikal bebas. Beberapa contohnya: blueberries, raspberries, cherries, grapes, oranges, peaches, pums, tomatoes.
- Sperm-boosting foods
Nutrisi penting yang dapat membantu meningkatkan jumlah dan kualitas sperma adalah zinc dan vitamin C. Sumber makanan yang kaya zinc, antara lain: nuts, eggs, fish, seeds and grains. Sedangkan sumber makanan yang kaya vitamin C, antara lain: green leafy vegetables, kiwi fruit, and tomatoes
- Foods for healthy secretions
Sekresi lendir vagina yang sehat juga bisa menciptakan lingkungan yang baik untuk transportasi sperma mencapai sel telur. Banyak memakan buah buahan dan sayuran seperti asparagus, bamboo shoots, broccoli, cabbage, onions, apples, avocados, mangoes, etc. baik untuk kesehatan tubuh keseluruhan termasuk organ reproduksi.
Satu lagi rasanya yang perlu saya tulis disini, konsumsi kafein berlebihan bisa berpengaruh terhadap tingkat kesuburan. Di buku tersebut ditulis, “Those who consumed more than 300mg of caffeine per day-the equivalent of two cups of fresh coffee-were more likely to have a delay in conceiving.” Masih belum jelas apakah aman mengkonsumsi kafein sebelum dan selama kehamilan, tapi dianjurkan untuk mengurangi konsumsi kafein sedapat mungkin saat sedang berusaha hamil (“cut down on caffeine as much as possible while you are trying to get pregnant”).
Saya sertakan juga table data kafein yang terkandung dalam minuman/makanan dari buku tersebut.
8oz (240ml) cup of brewed coffee
150mg
8oz (240ml) cup of instant coffee
100mg
8oz (240ml) cup of tea
60 to 90mg
12oz (355ml) can of caffeinated soda
35 to 40mg
1oz (28g) of dark chocolate
20mg
Buat yang sudah terbiasa mengkonsumsi kopi misalnya, memang sulit menghindari untuk sama sekali tidak minum kopi. Saya juga susah banget, karena sudah terbiasa “ngafe” istilahnya. Daripada tidak minum sama sekali malah jadi gelisah, tidak nyaman, tidak bisa konsentrasi dsb, tidak apa minum asal ingat untuk membatasi diri. Jika sebelum hamil biasa minum sampai 6 cangkir kopi, batasi jadi hingga separuhnya, 2-3 cangkir saja. Coba juga untuk meminum kopi yang dikurangi kadar kafeinnya atau decaf coffee. Sedangkan untuk penikmat teh, rose hip tea atau herbal tea (non kafein) lainnya bisa dijadikan pilihan untuk dikonsumsi selama kehamilan.

Peranan pasangan dalam soal makanan ini juga penting karena kehamilan tidak hanya tanggung jawab si istri, tapi juga suami. Masih banyak suami suami yang justru lebih suka makan di luar (restoran) daripada makan masakan istri di rumah, lebih sering membelikan istrinya makanan junk foods daripada sayur buah segar karena ia sendiri juga lebih doyan makanan tersebut, dsb. Dorongan dan keikutsertaan suami dalam menjalani gaya dan pola hidup sehat sangat penting. Secara psikologis-pun keduanya akan merasa lebih erat, mempunyai tujuan bersama yang hendak dicapai yakni kehadiran si buah hati.

To be continued....
Salam sehat,
Kathryn-Tokyo

Lifestyle Images: http://talkingtotalsport.com/lifestyle/