How to overcome health rumors
Kebetulan akhir akhir ini di KoKi, banyak dimuat artikel berkaitan dengan mitos dan fakta yang berhubungan dengan kesehatan, dari penggunaan arang hitam sebagai sumber penurun kolesterol (http://kolomkita.detik.com/baca/artikel/34/1391/yang_murah_jelek_hitam_...), sup janin untuk awet muda (http://kolomkita.detik.com/baca/artikel/2/1452/sop_janin_mitos_atau_fakta), hingga memakan otak anak kecil yang dipercaya sebagai obat epilepsy (http://kolomkita.detik.com/baca/artikel/2/1469/memakan_otak_anak_demi_kesembuhan_epilepsi_)
Hasil pencarian, betul ada journal tentang arang tersebut pada penderita hiperkolesterolemia, tapi bukan keluaran British Journal of Nutrition. Sepertinya ada kesalahan kutip, yang benar, dari British journal (maksudnya ya seperti American journal, Indonesian journal, Japanese journal dsb. Tapi bukan nama journal yang bersangkutan) bernama Lancet (saya cantumkan di references, silahkan track di pubmed, untuk yang punya akses ke sana ).
“Seven patients with hypercholesterolaemia were treated for 4 weeks with activated charcoal at a dose of 8 g three times a day. Plasma total cholesterol and LDL-cholesterol decreased by 25% and 41%, respectively, whereas HDL-cholesterol increased by 8%. Side-effects were negligible.”
Pas anak anak masih kecil, masih rajin sering bertanya ini itu karena rasa ingin tahunya yang besar. Tapi pas masuk sekolah, habis sudah, rata rata (jujur, termasuk saya) jadi robot yang hanya ikut apa kata gurunya. Semoga orang tua dan guru guru sekarang menyadari pentingnya pendidikan bermutu yang bukan sekedar menghapal lagi.
- Kenapa bisa menurunkan kolesterol?
“The cholesterol-lowering effect of charcoal is probably due to their binding in the intestines, which leads to increased metabolism of cholesterol and to elevated plasma levels of its precursors”.
Tidak heran, arang yang kita kenal yakni norit, dipakai sebagai obat diare. Karena arang mempunyai efek menyerap/pengikatan zat zat makanan, zat kimia di usus sehingga diare stop. Mereka juga menulis di artikelnya: “Activated charcoal and cholestyramine may cause different gastrointestinal side effects. Two patients had constipation when taking charcoal”.
Karena efek ini pulalah, mereka mengingatkan untuk berhati hati karena arang juga menyerap obat obatan lain, sehingga jika kebetulan sedang mengkonsumsi obat lain seperti obat asam urat misalnya, hati hati obat tersebut tidak bekerja karena si arang. “The liability of activated charcoal to interfere with the gastrointestinal absorption of other concomitant drugs should, however, be kept in mind”.
- Siapa saja yang boleh mengkonsumsi arang tersebut?
Seperti yang ditulis di atas, hati hati untuk yang sedang mengkonsumsi obat obatan lain. Selain itu, karena sepertinya ada sanggahan di tahun 1987 yang ditulis oleh group lain melalui “Letters to Editor” (lihat references) yang menyatakan tidak ada significant efek dari arang pada pasien dengan hiperkolesterolemia, mereka fair menulis: “It is probable that differences in study design, e.g. in the type of hyperlipidaemia, as well as in the quality, quantity and frequency of administration of activated charcoal are responsible for the apparent discrepancy”. Mereka juga menulis dalam summary, kesimpulan mereka: “In general, the acceptability by the patients and the efficacy of activated charcoal, cholestyramine and their combination were about equal, but there were individual preferences for particular treatments”. Mereka mengakui ada perbedaan individual dan hasil yang dicapai dari penggunaan arang tersebut alias tidak bisa main hantam kromo sama untuk semua orang. Penyebab tingginya kolesterol pada tiap orang bisa berbeda. Ada yang hanya karena kebanyakan makan berlemak, kurang olahraga, ada yang karena kerusakan hati (karena virus misalnya), karena penyakit ginjal dsb.
- Apakah ada system tubuh lain yang terkena efek dari mengkonsumsi arang tersebut?
Saya mencari tahu hal ini karena tubuh manusia bekerja secara kompleks. Sama seperti yang dulu pernah saya bilang, estrogen berlebihan bisa memicu kanker payudara, tapi bukan berarti estrogen harus ditekan habis habisan karena estrogen-lah yang melindungi wanita dari osteoporosis, penyakit jantung koroner dsb. Begitupula kolesterol (juga yang LDL) tidak berarti buruk sehingga harus ditekan habis habisan. Kolesterol merupakan precursor penting pembetukan vitamin D dalam tubuh, dan berbagai hormone steroid dalam tubuh (cortisol, aldosterone, estrogen, progesterone, testosterone). Yang perlu diperhatikan adalah “balance” atau kesetimbangan ratio antara kolesterol dalam tubuh, LDL dan HDL. Ratio ini lebih penting sebagai indikator apakah seseorang beresiko terkena penyumbatan jantung, stroke misalnya, dibandingkan dengan hanya cek total kolesterol. Banyak serangan jantung terjadi pada pasien dengan total kolesterol rendah, tapi ternyata ratio LDL/HDL nya tinggi. Silahkan cek sendiri lebih lanjut ya tentang perbandingan ini, bisa panjang kalau saya tulis semua disini.
Menurut mereka: “As expected, the cholesterol lowering effect of activated charcoal depended on the dose used. The smallest dose in the present study (4g/d), caused a small but statistically significant reduction in serum total and LDL-cholesterol and an increase in the ratio of serum HDL/LDL cholesterol. Increasing the daily dose from 4 g to 8 g to 16 g and to 32 g always produced a progressively greater effect on serum total and LDL-cholesterol. The effect of the 32 g dose, however, was not much greater than that of 16 g, which seems to indicate that, in most patients, the maximal effect could be attained with a daily dose of charcoal of about 20-30 g”.
*****
Dari 2 tips di atas tersebut, kita bisa belajar bahwa berita yang menyebutkan arang bisa menurunkan kolesterol, sementara ini benar. Tapi, harus hati hati karena efek yang sama tidak berlaku untuk semua orang. Apalagi yang punya penyakit lain atau sedang mengkonsumsi obat lain, perlu waspada efek gabungan yang belum kita tahu. Tidak hanya arang, vitamin atau obat pun cocok2an per individu, ada yang cocok dengan Ponstan, ada yang tidak dsb. Juga jangan lupa, faktor psikologis (sugesti) berperan besar dalam kesembuhan seseorang. Yang percaya kalau air Ponari bisa menyembuhkan, bisa saja benar benar sembuh meski itu hanya air biasa.
Nah, sebenarnya untuk bisa sampai ke kesimpulan akhir yang benar perlu tips yang ke-3 seperti di bawah ini. Tapi, terus terang tips ini susah dan biasanya hanya memang yang berkecimpung atau spesialis di bidang yang bersangkutan yang bertanggung jawab untuk melakukannya.
3. Cari atau ikuti berita terbaru berkaitan dengan masalah yang ada (update your knowledge).
Ilmu terus berputar dan maju, yang dulu benar belum tentu sekarang benar, yang dulu salah belum tentu tetap salah. Buku diktat kuliah kedokteran juga harusnya direvisi, mahasiswa jaman sekarang jangan hanya baca buku keluaran tahun 1970, sudah tidak pas lagi informasinya. Basic ilmu boleh sama, anatomi tubuh manusia ya sama aja dasarnya. Tapi, tehnik operasi misalnya, klasifikasi penyakit, dosis obat, efek samping, cara deteksi dsb semua bisa berubah. Itu pentingnya penelitian, publikasi journal ilmiah, ikut seminar nasional/internasional untuk mengikuti hasil hasil penemuan baru yang dikeluarkan di seluruh dunia.
Apakah di tahun tahun berikutnya, atau baru baru ini ada penelitian lanjutan tentang efek samping arang, perubahan dosis yang digunakan dsb saya tidak lagi mengikuti. Mungkin ada di antara pembaca yang memang berkecimpung langsung di masalah ini, silahkan bisa memberi masukan update tambahan. Saat ini, sesuai kapasitas saya, hanya bisa bilang memang penelitian yang menyatakan arang bisa menurunkan kolesterol benar ada. Tapi bagaimana dosis yang tepat, dan apakah ada efek samping jangka pendek atau jangka panjang saya tidak tahu. Saya cuma bisa menyarankan untuk yang mengkonsumsinya, jangan lupa tetap waspadai berbagai hal yang sudah ditulis di atas dan update informasi dari sumber terpercaya.
Salam sehat,
Kathryn-Tokyo
- Kuusisto P, Vapaatalo H, Manninen V, et al. Effect of activated charcoal on hypercholesterolaemia. Lancet 1986 Aug 16;2(8503):366-7.
- Neuvonen PJ, Kuusisto P, Vapaatalo H, et al. Activated charcoal in the treatment of hypercholesterolaemia:dose-response relationships and comparison with cholestyramine. Eur J Clin Pharmacol 1989,37:225-230.
- Neuvonen PJ, Kuusisto P, Manninen V, et al. The mechanism of the hypochoesterolaemic effect of activated charcoal. Eur J Clin Invest 1989,Jun;19(3):251-4.
- Hoekstra JBL, Erkelens DW. Effect of activated charcoal on hypercholesterolaemia. Lancet 1987 Aug22;2(8556):455.
- Images:
http://www.centraltexasendoscopy.com/assets/uploaded/images/all/myths.png
http://lifehacker.com/5950871/how-to-spot-truth-in-the-sea-of-lies-rumors-and-myths-on-the-internet
http://www.centraltexasendoscopy.com/assets/uploaded/images/all/myths.png
http://lifehacker.com/5950871/how-to-spot-truth-in-the-sea-of-lies-rumors-and-myths-on-the-internet