Monday, January 11, 2021

Children and COVID-19: What we know so far.

 

Children and COVID-19: What we know so far.

 

Saat ini Tokyo, Chiba, Kanagawa, dan Saitama sedang berada dalam situasi “State of Emergency”- Status keadaan darurat terhitung sejak tanggal 8 Januari 2020. Dalam situasi ini, diberlakukan berbagai pembatasan kegiatan seperti yang sudah dirangkum sebelumnya oleh Yati Anggarini.

Meskipun begitu, kegiatan belajar mengajar di sekolah dijadwalkan tetap berlangsung seperti biasa. Ini tentu membuat kita yang punya anak usia sekolah was-was juga ya. Nah, berikut saya rangkum hal-hal yang perlu kita ketahui tentang virus ini di anak-anak [1]. Saya harap dengan mau belajar mengetahui informasi yang benar, kita juga bisa lebih tenang tapi sekaligus tetap siap dan tidak menyepelekan virus ini, karena si virus juga terus berevolusi.

 

1. Berdasarkan data dari MHLW saat ini, Infeksi SARS-CoV-2 pada anak-anak lebih sedikit jumlahnya dibandingkan pada orang dewasa. Jumlah orang yang terinfeksi paling banyak di usia 20’s; sedangkan yang paling sedikit berasal dari usia di bawah 10 thn dan usia remaja 10’s. Ini bukan karena populasi mereka lebih sedikit, tapi memang dari data kependudukan, angka yang terinfeksi di bawah usia 10 tahun atau 10’s, lebih sedikit dibandingkan angka distribusi populasi mereka.

 

2. Anak-anak cenderung lebih sulit terinfeksi; dan jika terinfeksi gejalanya cenderung ringan atau tanpa gejala (asymptomatic). Kenapa bisa begitu? Salah satu hipotesa alasan yang dikemukakan yaitu ekspresi genes yang berkaitan dengan ACE2 receptor sebagai pintu masuk coronavirus ke dalam sel induk, ditemukan lebih rendah pada anak-anak. Selain itu ada juga hipotesa tentang “cross-reactive antibodies”. Ditemukannya peningkatan antibody yang reaktif terhadap SARS-CoV-2 pada orang-orang yang justru belum pernah terinfeksi, (dan terutama pada anak-anak atau usia muda) diduga menjadi penyebab mereka lebih jarang terinfeksi [2]. Team riset Covid-19 di tempat saya juga sudah mulai mengumpulkan data tentang ini, kami menyebutnya sebagai faktor “Y” mengikuti Yamanaka Shinya sensei yang tahun lalu pernah terkenal menyebut faktor “X” sebagai faktor yang berkontribusi pada rendahnya kasus dan fatalitas Covid-19 di Jepang [3].

 

3. Cluster penularan (5 orang atau lebih terinfeksi) yang berasal dari sekolah (学校内感) dilaporkan sedikit jumlahnya. Sampai Oktober 2020 tahun lalu, dilaporkan ada 1761 cluster penularan, tetapi sejak 6 Juni-25 Nov 2020 tercatat “hanya” ada 61 cluster dari sekolah [4]. Perlu diperhatikan, berdasarkan laporan dari Japanese Society of Pediatrics, penularan pada anak 75% berasal dari orangtuanya. Dengan kata lain, sebagian besar penularan terjadi bukan antar anak melainkan berasal dari keluarga atau orang tua. Jadi penting sekali untuk orang dewasa berusaha tidak terinfeksi dan menularkan pada anak di rumah.

 

4. Meskipun data data yang ada sementara menunjukkan anak-anak lebih cenderung sulit terinfeksi, atau gejalanya ringan. Jangan lupa, ini BUKAN berarti anak-anak pasti tidak akan mengalami gejala yang parah. Di US, 121 orang pasien di bawah usia 21 tahun (0.03%) meninggal karena Covid-19. Di Jepang juga pernah dilaporkan pasien usia 24 tahun yang mengalami meningitis/encephalitis karena Covid-19 [5]. Selain itu, strain mutasi baru dari UK (VOC-202012/01) dilaporkan lebih mudah menginfeksi anak-anak. Kita tahu strain ini juga sudah ditemukan masuk di Tokyo, jika ini menyebar luas, penularan infeksi di anak-anak bisa meningkat.

 

5. Ada beberapa kondisi kesehatan anak-anak yang perlu diperhatikan karena mempunyai resiko gejala menjadi berat (重症化リスクが高い) [6]:

- bayi di bawah usia 1 tahun (1歳未満)

- obesity (BMI>95th percentile for age and sex)

- medical complexity/children with medical complexity (CMC)

- severe genetic disorders

- severe neurologic disorders

- inherited metabolic disorders

- sickle cell disease

- congenital heart disease

- diabetes

- chronic kidney disease

- asthma and other chronic pulmonary diseases

- immunosuppression due to malignancy or immune-weakening medications

 

Semoga rangkuman ini bisa membantu kita menimbang lebih baik situasi yang mungkin perlu peran kita sebagai orang tua untuk mengambil keputusan terkait kegiatan anak-anak.  Penularan di dalam keluarga sulit dicegah, sementara di lain pihak saat ini penularan semakin meluas.  Mari kita ingat lagi pepatah lama, “lebih baik mencegah daripada mengobati”

 

“Don’t Panic – Stay Alert – Get Informed, and Be Wise

 

Tokyo, 11 Januari 2021

Dr. Kathryn Effendi

#kesehatanwibj

#wibjcovid19

 


 

References:

1. https://news.yahoo.co.jp/byline/kutsunasatoshi/20210106-00215943/

2. https://science.sciencemag.org/content/370/6522/1339

3. https://asia.nikkei.com/Business/Science/Yamanaka-on-COVID-19/Uncovering-Japan-s-coronavirus-X-factor-matters-to-the-world

4. https://www.mext.go.jp/content/20201203-mxt_kouhou01-000004520_01.pdf

5. https://www.ijidonline.com/article/S1201-9712(20)30195-8/fulltext

6. https://www.uptodate.com/contents/coronavirus-disease-2019-covid-19-clinical-manifestations-and-diagnosis-in-children?search=undefined&source=covid19_landing&usage_type=main_section