Monday, February 4, 2019

World Cancer Day

World Cancer Day – February 4, 2019
Hari ini tanggal 4 Februari ditetapkan sebagai hari kanker internasional.  Jadi  lagi lagi saya menulis tentang pentingnya pengetahuan tentang kanker. Pencegahan dan deteksi dini kanker akan sangat berpengaruh terhadap hasil pengobatan yang bisa dilakukan (がんの早期発見· がん検診)
Di Jepang sendiri ada lima jenis kanker yang dianjurkan oleh pemerintah untuk deteksi dini, karena dengan adanya deteksi dini angka kematian yang disebabkan oleh kanker tersebut berhasil diturunkan.  Kanker lambung (melalui barium swallow test atau endoskopi lambung), kanker paru (melalui x-ray paru dan test sputum), kanker usus besar/kanker colon (melalui stool test), kanker mulut rahim/cervix (melalui PAP smear), kanker payudara (melalui mammography maupun USG).
Untuk wanita, kanker payudara dan kanker mulut rahim, adalah dua jenis kanker yang harus kita beri perhatian lebih. Sudah pernah saya bahas di artikel sebelumnya, kasus kanker payudara mulai meningkat sejak usia 35 tahun ke atas dengan peak di usia 45-49 tahun.  Dari data National Cancer Center Jepang (NCC-国立がんセンター) dibandingkan tahun 2003, data tahun 2014 jumlah kasus meningkat tinggi (lihat gambar).  Banyak faktor yang mempengaruhi, yang jelas sampai saat ini kanker payudara masih menduduki peringkat pertama insidens kanker pada wanita.
Deteksi dini kanker payudara meliputi: periksa payudara sendiri (SADARI) dan cek teratur mammography atau USG. Sejak usia 40 tahun, mammografi dianjurkan dilakukan setiap 2 tahun sekali.  Kanker payudara yang ditemukan di stadium dini memiliki outcome yang cukup baik, survival rate bisa mencapai di atas 90%; tetapi pada stadium lanjut survival rate jatuh hingga hanya sekitar 26%.  
Kanker mulut rahim/kanker cervix juga termasuk kanker yang harus diwaspadai oleh wanita. Faktor risiko untuk kanker ini antara lain: wanita dengan riwayat hamil/ melahirkan lebih dari 3 kali (kebalikan dengan kanker payudara yang justru meningkat resikonya pada wanita yang belum pernah hamil/melahirkan), dan infeksi dari HPV (Human Papilloma Virus) yang bisa ditularkan melalui hubungan seksual. HPV ini ada “low-risk types” dan “high-risk types”.  High risk types ini yang dikaitkan erat sebagai penyebab kanker cervix. Saat ini HPV strain 16 dan 18 yang disinyalir sebagai penyebab dari 70% kasus kanker cervix sudah dimasukkan ke dalam vaksin HPV.  Penting untuk diingat, vaksin HPV tidak menggantikan posisi tes PAP smear. Vaksin HPV tidak memproteksi semua jenis strain virus yang mungkin bisa menyebabkan kanker cervix, sekaligus tidak menyembuhkan infeksi virus HPV tersebut. Periksa PAP smear rutin tetap dianjurkan untuk deteksi dini. Di sini test PAP smear sudah dianjurkan sejak usia 20 tahun ke atas, setiap 2 tahun sekali karena dianggap sudah masuk masa seksual aktif.  Berdasarkan data statistik, kasus kanker cervix sudah mulai meningkat pada usia 25-29 tahun (lihat gambar). 
Pengobatan kanker sendiri sudah banyak mengalami kemajuan pesat dibandingkan 10 tahun yang lalu misalnya. Tahun 2018 lalu, peraih Nobel di bidang kedokteran, Prof Tasuku Honjo (Kyoto University) dan James P Allison (MD Anderson Cancer Center) menemukan salah satu mekanisme yang menyebabkan sel imun di dalam tubuh tidak bisa mengenali dan membunuh sel kanker. Prof Tasuku Honjo ini menemukan PD-1 1, protein yang bertanggung jawab terhadal hal tersebut. Sedangkan rekannya dari Amerika, menemukan CLTA-4 yang mekanisme kerjanya mirip dengan PD-1. Berdasarkan penemuan ini, dibuat obat obat yang dikenal sebagai PD-1 inhibitor/PDL-1 inhibitor atau immune checkpoint inhibitor. Dengan memblokir protein tersebut, diharapkan sel imun kembali bisa berfungsi untuk membunuh sel kanker. Obat first line yang di-approved untuk dipakai secara klinis tahun 2014, namanya Opdivo (Nivolumab), ini yang banyak keluar dibahas di TV tahun lalu. Dengan adanya obat obat ini kita punya tambahan senjata baru dalam pengobatan kanker, meskipun belum bisa dipakai di semua jenios kanker. Banyak kasus kanker yang memiliki status negative untuk PDL-1 protein dan "low response" terhadap obat baru tersebut.

Masih banyak PR yang menanti untuk diselesaikan, dan salah satu peran aktif yang bisa kita lakukan tentu dengan memiliki kesadaran pentingnya cek dini untuk mendeteksi kanker. 
~World Cancer Day~
Supporting the fighters - Admiring the survivors – Honoring the taken – Never giving up hope

Breast Cancer Awareness


Breast Cancer Awareness

Breast Cancer Awareness month sebenarnya jatuh di  bulan Oktober, tapi izinkan saya ya menulis tema ini di awal tahun. Kenapa?  karena rasanya saya perlu mengingatkan kembali diri sendiri, dan teman teman semua akan pentingnya pengetahuan tentang kanker payudara.  Dua hari yang lalu, teman baik saya di tempat kerja menghampiri saya dan secara langsung memberitahu kalau ia positive ditemukan sel kanker payudara tepat di akhir Desember lalu.  Saya syok. Seorang teman yang seumuran saya, anak anaknya pun seangkatan dengan anak anak saya, kami hamil bareng, curhat bareng, kerja bareng, dan kami juga sama sama tahu apa itu “kanker”.  Ia bilang, penyakit yang ia anggap rasanya masih jauh dari dirinya, ternyata ada di hadapan matanya.  Kami nangis bareng, dan saya berjanji untuk mendukung dia di masa masa sulit ini.
Jadi saya memutuskan menulis artikel ini agar kita semua sadar akan pentingnya breast cancer awareness ini.  Saya akan ringkas dalam beberapa point saja supaya lebih mudah dibaca.

1.  Di wanita, kasus kanker terbanyak diduduki oleh kanker payudara.
Di Jepang disinyalir 1 diantara 12 wanita menderita kanker payudara.  Menurut data statistik, belakangan ini onset terjadinya kanker payudara mulai meningkat di pertengahan akhir usia 30an dengan peak di usia sekitar 40-44 tahun. Dengan mundurnya usia pernikahan, bisa dibayangkan kalau  banyak pasien kanker payudara adalah ibu ibu yang memiliki anak dengan usia relatif masih kecil.
2.  Meski menduduki kasus terbanyak, angka kematian karena kanker payudara kecil.

Angkat kematian karena kanker payudara justru menduduki nomor buncit, dibandingkan kanker usus besar, kanker paru, kanker lambung, atau kanker pancreas misalnya. Dengan kata lain, kanker payudara dikenal sebagai kanker yang prognosis atau survival rate nya cukup baik. Salah satu faktor utama kenapa kanker payudara bisa memiliki outcome yang cukup baik, karena ia termasuk kanker yang mudah dideteksi dini (early screening benefit). Bandingkan dengan kanker hati atau paru misalnya yang hampir tidak ada gejala awal yang jelas sehingga ketika didiagnosa, sudah terlambat masuk stadium lanjut.

3. Deteksi dini kanker payudara sangat penting untuk mendapatkan outcome yang baik.
Banyak pasien kanker payudara, termasuk teman saya ini, ketahuan tidak sengaja dari cek kesehatan rutin.  Untuk kanker payudara, cek rutin yang bisa dilakukan:
- SADARI (periksa payudara sendiri). Satu bulan sekali rutin periksa payudara sendiri. Biasanya lebih nyaman melakukan dalam waktu satu minggu setelah menstruasi selesai, saat jaringan payudara lunak. Cek depan cermin, apakah ada perubahan yang bisa dlihat seperti apa penonjolan, kulit payudara tertarik, atau apakah ada carian atau darah yang keluar dari putting susu. Raba payudara perlahan memutar dari kuadran sebelah dalam dekat puting hingga kuadran sebelah luar. Nodul kanker payudara banyak terjadi di sebelah luar atas payudara (lihat gambar).
資料:全国乳がん患者登録調査報告.第32号.2000


- Mammography dan USG
Mammography dan USG merupakan dua cara yang umum dipakai untuk pemeriksaan rutin kanker payudara.  Pada usia pre-menopause, karena jaringan payudara masih padat, permeriksaan dengan USG lebih sensitive dan mudah menemukan nodul.  Pemeriksaan USG juga tidak menggunakan x-ray sehingga dapat dilakukan pada ibu hamil atau menyusui. Pada usia post-menopause, mammografi tidak masalah. 
Baik mammography maupun USG tidak bisa secara pasti memastikan apakah nodul yang ditemukan kanker atau bukan. Jadi jika ada gambaran nodul yang dicurigai, akan dilakukan pemeriksaan lanjutan histopatologi dengan mengambil jaringan di tempat nodul tersebut.

4. Ada beberapa faktor resiko yang meningkatkan kemungkinan terjadinya kanker payudara pada seseorang.
Seperti halnya infeksi hepatitis virus B atau C yang beresiko memicu kanker hati, kanker payudara juga memiliki beberapa faktor resiko, antara lain:
- belum pernah hamil, atau melahirkan anak pertama di usia telat (diatas 30 thn)
- mengalami menstruasi pertama cepat (sebelum usia 12 tahun), dan usia menopause telat (diatas 55 tahun)
- menerima pengobatan berkaitan hormonal dalam jangka waktu yang lama
- keluarga dekat (nenek,ibu, kakak, adik) ada yang menderita kanker payudara atau kanker ovarium
- lifestyle habit: minum (alkohol) dalam jumlah cukup banyak, merokok, obesitas.

5.  Jika didiagnosa kanker payudara, apa yang harus diketahui dan dilakukan?
Bukan sesuatu yang gampang menerima diagnosa “kanker”.  Dukungan keluarga, dan sahabat di sekitar sangat penting.  Jangan ragu untuk meminta pertolongan atau berdiskusi dengan orang lain yang bisa dipercaya, termasuk dengan dokter yang menangani.  Beberapa point yang perlu diketahui misalnya: status kankernya (stadium), ukuran nodul, apakah ada penyebaran ke limpa, jenis kanker payudara dan subtype-nya (apakah responsive hormonal, HER2 positive, atau triple negative type, dsb), rencana penanganan yang dianjurkan, dsb.

Sebagai penutup, sekali lagi saya hanya mau mengingatkan kalau kanker payudara bisa kita waspadai dengan lebih baik melalui pemeriksaan rutin. Jadi, 乳がん検診を受けましょう!