Thursday, April 22, 2021

COVID-19 Vaccines in Japan: Q & A – Part 2

 Report of Anaphylaxis Following COVID-19 Vaccination

Belakangan ini kasus COVID-19 di Jepang kembali naik. Di Osaka sudah mencetak rekor melewati 1000 kasus harian, Tokyo sudah kembali tembus 700 kasus. Pemerintah juga sudah mempertimbangkan untuk memberlakukan kembali “State of Emergency”. 

Di lain pihak, pelaksanaan vaksin COVID-19 juga menghadapi tantangan. Stok yang terbatas, distribusi yang belum lancar, dan semakin banyak varian virus baru yang keluar juga beresiko membuat efektivitas vaksin berkurang. Saya sendiri sangat berharap secepatnya vaksin bisa menjangkau banyak orang di Jepang.

Untuk penerimaan vaksin, sekali lagi, jangan lupa pantau informasi dari pemda di wilayah tempat tinggal masing-masing. Karena jumlah vaksin yang tersedia masih terbatas, begitu dibuka reservasi, ada kemungkinan slot segera habis dengan cepat. Ini sudah terbukti dalam pelaksanaan vaksin lansia yang dimulai di Hachioji. Untuk bulan April, reservasi vaksin sudah habis hanya dalam 1~2 hari sejak dibuka.

Saran saya, pelajari dahulu informasi, Q &A vaksinasi, dsb yang sudah ada [Ref1]. Jadi begitu kupon vaksin datang, tidak bingung lagi apa ya kontra indikasinya, bagaimana harus isi formulir pemeriksaannya, apakah saya boleh ikut vaksin atau tidak, dsb. Setelah datang kupon, bisa segera reservasi di lokasi yang ditentukan. Jangan sampai ketinggalan kereta meski kita orang asing. Begitupula jika masih ragu apakah akan menerima vaksin atau tidak. Pakai kesempatan untuk belajar dan cari informasi dahulu, jangan sampai sudah reservasi malah akhirnya batal datang karena vaksin yang sudah dipersiapkan bisa terbuang percuma.

Berikut saya rangkum informasi terkait efek samping setelah vaksin COVID-19.

1.  Apa saja efek samping yang sering dilaporkan terkait vaksin Covid-19?

- Demam, sakit kepala

- Nyeri sendi, pegal, nyeri otot (terutama di area tempat suntikan)

- Rasa lelah, capek (malaise)

Hingga dua hari (48時間以内) pasca vaksinasi, gejala-gejala tersebut masih dianggap sebagai reaksi umum “normal” pasca vaksin. Tetapi, jika lebih dari dua hari atau diikuti dengan gejala seperti kehilangan indera pengecapan, penciuman, dsb dianjurkan untuk segera menghubungi institusi medis.

Dari data海外・ 国内における臨床試験 [Ref2], efek samping ini tercatat lebih banyak terjadi pada suntikan kedua dibandingkan suntikan pertama. Dari pengalaman saya, memang teman teman sejawat saya lebih banyak yang mengeluh keluar efek samping pasca dosis kedua.  Saya sendiri beruntung, baik suntikan pertama maupun kedua tidak ada efek samping yang terasa selain agak pegal linu di lengan tempat suntikan.

 Selain gejala di atas, ada reaksi alergi berat yang dikenal dengan istilah anafilaksis.

2. Apa sih reaksi anafilaksis?

Anafilaksis (anaphylaxis, アナフィラキシー) adalah reaksi alergi yang berpotensi membahayakan jiwa dan harus segera ditangani secepat mungkin. Anafilaksis bisa terjadi setelah pemberian vaksin, umumnya terjadi dalam hitungan menit hingga jam. Di Jepang, juga di Indonesia, setelah vaksinasi biasanya diminta untuk menunggu di area yang sudah ditentukan selama 30 menit untuk memantau kemungkinan reaksi anafilaksis yang terjadi.

3. Berapa besar kemungkinan anafilaksis terjadi?

Rate atau angka kasus anafilaksis di US dilaporkan 4.7 kasus/1 juta dosis suntikan (Pfizer-BioNTech) dan 2.5 kasus kasus/1 juta dosis (Moderna).

Di Jepang, sayangnya, kasus anafilaksis cukup tinggi dibandingkan di US. Dari laporan MHLW, terhitung sejak 17 Februari – 4 April 2021, tercatat 79 kasus diduga anafilaksis yang dilaporkan. Angka kasus di Jepang tercatat mencapai 72 kasus/1 juta dosis suntikan.   [Ref3]

Dari total 79 kasus yang dilaporkan, 8 orang pria dan 71 orang wanita. Tidak hanya di Jepang, di US juga kejadian anafilaksis sekitar 95% dilaporkan terjadi di wanita (female predominance).

Saat ini yang diduga menjadi biang keladi anafilaksis adalah komponen dari COVID-19 vaccine, polyethylene glycol (PEG atau dikenal juga sebagai macrogols). PEG maupun senyawa yang terkait dengannya banyak dipakai di dalam produk kosmetik, chemical peeling, dsb. PEG ini digunakan dalam teknologi mRNA vaksin (Pfizer dan Moderna) untuk membantu stabilisasi dan optimisasi mRNA ke dalam sel tubuh. Pasien yang mengalami anafilaksis di dosis pertama vaksin, tidak diperbolehkan menerima dosis kedua. Dan tidak dianjurkan menerima vaksin yang menggunakan komponen yang serupa. [Ref4]

4. Seperti apa gejala anafilaksis?

Biasanya yang sering keluar:

-  gatal, ruam (urticaria) di badan

- gejala sumbatan di jalan nafas (kesulitan bernafas, sesak nafas, “mengi” atau wheezing)

- kram, sakit perut, mual, muntah

- tekanan darah turun, pusing, atau bahkan pingsan


Tidak semua gejala efek samping yang keluar setelah vaksinasi disebut anafilaksis. Untuk masuk kategori sebagai gejala anafilaksis ada kiteria klinis yang harus dipenuhi. Secara medis kita mengenal istilah “Brighton Level”; untuk menganalisa apakah gejala yang timbul ini masuk kategori kasus anafilaksis. Jadi di Jepang misalnya, (17 Februari – 4 April 2021) tercatat 350 kasus efek samping yang dilaporkan, tapi hanya 79 kasus yang dikategorikan masuk kasus anafilaksis berdasarkan Brighton Level.

Saat ini di berbagai negara banyak clinical trials yang sudah dimulai untuk menilai antibody pasca vaksinasi. Hasil clinical trials diharapkan bisa memberikan informasi-informasi baru misalnya, untuk melihat apakah vaksin perlu dilakukan rutin setahun sekali seperti vaksin influenza.

Kebetulan saya ikutan clinical trials ini di tempat kerja. Sebelum vaksin nilai antibody saya lebih rendah dari batas threshold yang dipakai, jadi dianggap memang belum punya kekebalan terhadap COVID-19. Pasca vaksin secara berkala saya akan diukur nilainya, moga-moga memang ada peningkatan yang efektif. 結果を楽しみに待っています!

Saya sertakan pamphlet resmi dari MHLW dan saya akhiri ya cerita tentang vaksin COVID-19 di Jepang. Semoga bisa berguna untuk semuanya. 💗


--

Tokyo, 22 Maret 2021

Dr. Kathryn Effendi

#kesehatanwibj

#wibjcovid19

References:

[1] https://www.mhlw.go.jp/stf/seisakunitsuite/bunya/vaccine_tagengo.html

[2] https://www.mhlw.go.jp/stf/seisakunitsuite/bunya/vaccine_pfizer.html#002

[3] https://www.mhlw.go.jp/content/10906000/000767203.pdf

[4] https://www.sps.nhs.uk/articles/advising-individuals-with-allergies-on-their-suitability-for-pfizer-biontech-covid-19-vaccine/