Tuesday, May 17, 2022

Recent Updates on Acute Hepatitis in Children (May 16, 2022)

Perkembangan Hipotesis Terkait Hepatitis Akut pada Anak-anak

- Update May 16, 2022 -

Menyambung tulisan saya sebelumnya tentang hepatitis akut di anak-anak, saya sharing beberapa perkembangan update hipotesis terkait hal tersebut.

1. A case report (May 2022 - Journal of Pediatrics Gastroenterology and Nutrition)

Anak perempuan usia 3 tahun, mengalami autoimmune hepatitis setelah sebelumnya terkena infeksi SARS-CoV-2. Tiga minggu sebelum keluar gejala hepatitis, anak tersebut didiagnosa Covid-19 melalui pemeriksaan PCR, mengalami demam ringan dan batuk. Tidak masuk RS dan gejala dilaporkan membaik dalam 5 hari. Tetapi, 2 minggu kemudian anak ini mulai mengalami gejala hepatitis seperti fatigue, jaundice (kuning) dan hasil laboratory juga menunjukkan peningkatan drastis enzim di hati. Hasil test virologi dan histologi konsisten dengan autoimmune hepatitis.

“Although it is impossible to directly prove that SARS-CoV-2 infection caused AIH in this patient, the temporal association of infection with subsequent liver failure cannot be ignored. This case highlights a possible association between SARS-CoV-2 infection and subsequent development of autoimmune liver disease presenting with acute liver failure

[Osborn, Julie MD*; Szabo, Sara MD†; Peters, Anna L. MD, PhD*,‡ Pediatric Acute Liver Failure Due to Type 2 Autoimmune Hepatitis Associated With SARS-CoV-2 Infection: A Case Report, JPGN Reports: May 2022 - Volume 3 - Issue 2 - p e204 doi: 10.1097/PG9.0000000000000204]



2. Article in Press (12 May 2022 – International Journal of Infectious Disease)

Prof Hiroshi Nishiura dari Kyoto University melakukan analisa statistik antara laporan kasus hepatitis dengan laporan angka kasus Omicron dari 38 negara yang tergabung dalam OECD (Organization for Economic Cooperation and Development). Negara-negara ini dipilih karena mempunyai sumber kapasitas yang baik untuk test virus dan laboratorium. Hasilnya, ada indikasi negara-negara yang melaporkan banyak kasus hepatitis juga memilki populasi kasus Omicron yang tinggi.

“An important limitation is that Omicron infections among children only have not been monitored consistently across countries, and instead we examined the cumulative number of Omicron cases for the entire population. Despite this limitation, the present ecological study has shown that prior exposure to Omicron variant may be associated with an increased risk of severe hepatitis among children, indicating a critical need to conduct cofactor studies.

(High population burden of Omicron variant (B.1.1.529) is associated with the emergence of severe hepatitis of unknown etiology in children. Published: May 12, 2022.

DOI: https://doi.org/10.1016/j.ijid.2022.05.028)

* Hasil penelitian dari Nishiura sensei ini juga sudah dipresentasikan dalam expert panel meeting bersama MHLW, 11 Mei 2022.

(https://news.yahoo.co.jp/articles/ea26d03cb317d073b2e148661f1f6778a7c9fed6)

* Nishiura sensei sejak awal muncul Covid memang tergabung dalam expert panel MHLW. Kalau ada yang ingat, beliau dulu terkenal sebagai “hachi (8) wari ojisan”



3. Correspondence article (13 May 2022 – The Lancet Gastroenterology & Hepatology).

Tulisan korespondensi di sini menuliskan hipotesis dugaan kemungkinan infeksi dari SARS-CoV-2 menyebabkan adanya “viral reservoir formation” Keberadaan reservoir di saluran pencernaan ini ini bisa menyebabkan release berulang dari protein virus yang menghasilkan aktivasi super-antigen sel imun.

Adanya tambahan co-infeksi dari virus lain (adenovirus misalnya) pada anak yang memiliki viral reservoir, berpotensi menimbukan efek/ trigger aktivasi super-antigen yang berat dan akhirnya terjadi hepatitis akut.

Hipotesis superantigen-mediated immune-cell activation ini sebenarnya berdasarkan hipotesis mekanisme terjadinya MIS-C (multisystem inflammatory syndrome) yang memang sejak dulu sudah dilaporkan sebagai resiko yang harus diwaspadai pada anak-anak yang terkena Covid-19.

“We hypothesise that the recently reported cases of severe acute hepatitis in children could be a consequence of adenovirus infection with intestinal trophism in children previously infected by SARS-CoV-2 and carrying viral reservoirs

(P Brodin, M Arditi. Severe acute hepatitis in children: investigate

SARS-CoV-2 superantigens. Lancet Gastroenterol Hepatol 2022; published online

May 13. https://doi.org/10.1016/S2468-1253(22)00166-2.)

* Pendapat saya pribadi, hipotesis ini mungkin bisa menjelaskan kenapa kasus hepatitis akut ini saat ini tidak massif; misalnya mungkin hanya terjadi pada anak yang memiliki viral reservoir, atau menjelaskan kenapa ada riwayat infeksi lain (tidak hanya adenovirus misalnya) bisa juga induksi hepatitis akut.
Sayangnya, ada studi serupa lain sebelumnya dari Boston children’s hospital yang tidak berhasil membuktikan adanya antigen SARS-CoV-2 di plasma pasien anak dengan infeksi akut Covid-19 atau MIS-C. Sehingga sementara teori superantigen ini pun belum bisa dipastikan. “Nothing is certain yet” kata tweet dari Prof Petter Brodin, author dari correspondence article di atas).

--

Meskipun belakangan laporan yang ada sepertinya mengarah ke kemungkinan adanya hubungan dengan infeksi Covid-19, hipotesis yang ada saat ini belum pasti. Berbagai faktor lain masih mungkin menjadi penyebab dan masih perlu investigasi lebih lanjut. Jumlah kasus yang dilaporkan juga masih termasuk jarang, jadi saat ini tidak perlu panik.

Mari kita gunakan informasi yang ada saat ini untuk membantu kita lebih “aware” terhadap kondisi anak-anak. Tetap jaga protokol kesehatan dan kebersihan sehari-hari.











“Don’t Panic – Stay Alert – Get Informed, and Be Wise”



Tokyo, 16 Mei 2022

Dr. Kathryn Effendi



Image: 日テレNews

(2022年5月12日午後4時半ごろ放送 news every.「知りたいッ!」より)

Saturday, May 7, 2022

Acute Hepatitis of Unknown Origin in Children


Acute Hepatitis of Unknown Origin in Children

- Summary May 4, 2022 -



Belakangan ini di banyak laporan dari berbagai negara tentang adanya kasus hepatitis akut pada anak-anak yang belum diketahui penyebabnya.

Pada 5 April 2022, Inggris pertama kali melaporkan adanya 10 kasus hepatitis akut pada anak usia di bawah 10 tahun yang tidak diketahui penyebabnya. Setelah laporan awal tersebut, data WHO per 21 April 2022, mencatat laporan yang sama dari 12 negara. Inggris (114 kasus), Spanyol (13), Israel (12), Amerika (9), Denmark (6), Ireland (<5), Belanda (4), Italy (4), Norway (2), France (2), Romania (1), dan Belgia (1 kasus). [1]

Jepang sendiri menyusul, laporan pertama pada 25 April 2022, dan kemudian per 28 April 2022, menjadi 3 kasus. [2]
Update: 6 Mei 2022 diberitakan ada tambahan 4 kasus baru. Di Jepang total menjadi 7 kasus saat ini.

Indonesia, kementerian kesehatan per 1 Mei 2022 telah mengedarkan surat kewaspadaan dengan adanya 3 kasus pasien anak di RSCM yang diduga meninggal karena hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya. [3]



Berikut saya ringkaskan beberapa data yang sementara ini diketahui

1. Kisaran usia anak yang terkena dari 1 bulan hingga 16 tahun.

Dari laporan kasus yang paling banyak saat ini di Inggris, rentang usia yang terkena kebanyakan usia 3-5 tahun (65.4%; median age: 3), dan separuhnya anak perempuan (54.3%).

Dari data saat ini belum ditemukani titik point penghubung yang sama dari semua kasus seperti riwayat penyakit, berpergian, makanan, kontak dengan hewan, pemakaian obat-obatan, maupun riwayat masalah immunodefisiensi. [4]

Sedangkan di Israel, 11 dari 12 kasus yang dilaporkan, memiliki riwayat pernah terinfeksi Covid-19 tahun lalu. Semua anak yang dirawat tidak termasuk dalam batasan umur untuk menerima vaksin Covid, sehingga kaitan dengan efek samping dari vaksinpun saat ini disingkirkan. [5]



2. Gejala yang dilaporkan:

- gejala gastrointestinal: sakit perut, diare, mual muntah, kuning/ jaundice disertai peningkatan kadar enzim di hati (AST/ALT lebih dari 500 IU/L)

- tidak terdeteksi adanya virus hepatitis yang selama ini sudah dikenal (non-hepatitis virus A, B, C, D, dan E).

- dari laporan di Inggris, dari 81 kasus, sekitar 29% ada gejala demam. Sedangkan di Skotlandia, tidak ada yang dilaporkan demam.

Di Inggris, 7 dari 81 kasus, di Eropa 5 dari 55 kasus dilaporkan memerlukan transplantasi hati. Menurut WHO, sekitar 10% kasus dilaporkan memerlukan tranplantasi hati. [6]



3. Beberapa hipotesis yang ada saat ini:

- Ada virus “baru” atau virus lama yang berubah pola infeksinya atau menjadi lebih ganas. Dalam wabah hepatitis akut saat ini, sementara yang dicurigai adalah “Adenovirus”. Adenovirus merupakan virus umum penyebab berbagai penyakit dari batuk pilek hingga infeksi mata. Pada kasus hepatitis akut saat ini, Adenovrirus F type 41 yang teridentifikasi dalam banyak kasus. Adenovirus type 41 umumnya menyebabkan diare, muntah, demam, tetapi selama ini tidak dikenal sebagai penyebab hepatitis akut pada anak-anak yang sehat.

- Karena memang masih dalam masa pandemik, kejadian hepatitis akut ini diduga juga berhubungan dengan infeksi Covid-19. Adanya riwayat pasca infeksi dari Covid-19 pada pasien anak di Israel, dan adanya kasus dengan ko-infeksi dari SARS-CoV-2 dan adenovirus, menjadi salah satu faktor yang mendapat perhatian saat ini. Apakah hepatitis akut ini juga bagian dari gejala pasca infeksi Covid atau yang dikenal sebagai long Covid juga sedang dalam penelitian.

Meski hubungan dengan infeksi Covid-19 masih diselidiki, hubungan dengan vaksin Covid-19 saat ini disingkirkan. Dari laporan yang ada, kejadian hepatitis akut ini sebagian besar terjadi pada anak-anak yang belum menerima vaksinasi Covid-19. Kebanyakan kasus terjadi di rentang usia 1-6 tahun yang memang tidak termasuk target untuk menerima vaksin Covid-19. [1,7,8]



4. Bagaimana mencegah hepatitis akut ini?

Saat ini jalur penularan yang jelas belum diketahui. Waspada dengan gejala-gejala hepatitis akut, secepatnya kontak dengan institusi kesehatan jika ada gejala yang dicurigai. Penularan virus secara umum (kontak langsung, penyebaran droplets dsb) bisa diantisipasi dengan tetap menjaga protokol kesehatan. Jaga kebersihan dan jangan lupa ingatkan sering cuci tangan, terutama pada anak-anak.

--

Demikian rangkuman data saat ini. Meski banyak yang belum kita ketahui, tapi dengan mengerti lebih baik masalah yang ada, semoga kita bisa mengantisipasi dengan lebih baik juga seandainya kita harus berhadapan dengan masalah tersebut.









“Don’t Panic – Stay Alert – Get Informed, and Be Wise”

Tokyo, 4 Mei 2022

Dr. Kathryn Effendi



References:

1. https://www.who.int/emergencies/disease-outbreak-news/item/2022-DON376

2. https://www.mhlw.go.jp/content/10906000/000935327.pdf

3. https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20220501/3939769/masyarakat-agar-waspada-setelah-3-pasien-anak-dengan-hepatitis-akut-meninggal-dunia/

4. UK Health Security Agency. Technical briefing: Investigation into acute hepatitis of unknown aetiology in children in England

5. https://www.haaretz.com/israel-news/israel-examining-12-cases-of-kids-hepatitis-after-who-warning-1.10752779

6. https://news.yahoo.co.jp/byline/kutsunasatoshi/20220430-00293832

7. https://www.reuters.com/article/factcheck-vaccines-health-idUSL2N2WJ18L

8. https://www.cdc.gov/mmwr/volumes/71/wr/mm7118e1.htm