Monday, February 4, 2019

Breast Cancer Awareness


Breast Cancer Awareness

Breast Cancer Awareness month sebenarnya jatuh di  bulan Oktober, tapi izinkan saya ya menulis tema ini di awal tahun. Kenapa?  karena rasanya saya perlu mengingatkan kembali diri sendiri, dan teman teman semua akan pentingnya pengetahuan tentang kanker payudara.  Dua hari yang lalu, teman baik saya di tempat kerja menghampiri saya dan secara langsung memberitahu kalau ia positive ditemukan sel kanker payudara tepat di akhir Desember lalu.  Saya syok. Seorang teman yang seumuran saya, anak anaknya pun seangkatan dengan anak anak saya, kami hamil bareng, curhat bareng, kerja bareng, dan kami juga sama sama tahu apa itu “kanker”.  Ia bilang, penyakit yang ia anggap rasanya masih jauh dari dirinya, ternyata ada di hadapan matanya.  Kami nangis bareng, dan saya berjanji untuk mendukung dia di masa masa sulit ini.
Jadi saya memutuskan menulis artikel ini agar kita semua sadar akan pentingnya breast cancer awareness ini.  Saya akan ringkas dalam beberapa point saja supaya lebih mudah dibaca.

1.  Di wanita, kasus kanker terbanyak diduduki oleh kanker payudara.
Di Jepang disinyalir 1 diantara 12 wanita menderita kanker payudara.  Menurut data statistik, belakangan ini onset terjadinya kanker payudara mulai meningkat di pertengahan akhir usia 30an dengan peak di usia sekitar 40-44 tahun. Dengan mundurnya usia pernikahan, bisa dibayangkan kalau  banyak pasien kanker payudara adalah ibu ibu yang memiliki anak dengan usia relatif masih kecil.
2.  Meski menduduki kasus terbanyak, angka kematian karena kanker payudara kecil.

Angkat kematian karena kanker payudara justru menduduki nomor buncit, dibandingkan kanker usus besar, kanker paru, kanker lambung, atau kanker pancreas misalnya. Dengan kata lain, kanker payudara dikenal sebagai kanker yang prognosis atau survival rate nya cukup baik. Salah satu faktor utama kenapa kanker payudara bisa memiliki outcome yang cukup baik, karena ia termasuk kanker yang mudah dideteksi dini (early screening benefit). Bandingkan dengan kanker hati atau paru misalnya yang hampir tidak ada gejala awal yang jelas sehingga ketika didiagnosa, sudah terlambat masuk stadium lanjut.

3. Deteksi dini kanker payudara sangat penting untuk mendapatkan outcome yang baik.
Banyak pasien kanker payudara, termasuk teman saya ini, ketahuan tidak sengaja dari cek kesehatan rutin.  Untuk kanker payudara, cek rutin yang bisa dilakukan:
- SADARI (periksa payudara sendiri). Satu bulan sekali rutin periksa payudara sendiri. Biasanya lebih nyaman melakukan dalam waktu satu minggu setelah menstruasi selesai, saat jaringan payudara lunak. Cek depan cermin, apakah ada perubahan yang bisa dlihat seperti apa penonjolan, kulit payudara tertarik, atau apakah ada carian atau darah yang keluar dari putting susu. Raba payudara perlahan memutar dari kuadran sebelah dalam dekat puting hingga kuadran sebelah luar. Nodul kanker payudara banyak terjadi di sebelah luar atas payudara (lihat gambar).
資料:全国乳がん患者登録調査報告.第32号.2000


- Mammography dan USG
Mammography dan USG merupakan dua cara yang umum dipakai untuk pemeriksaan rutin kanker payudara.  Pada usia pre-menopause, karena jaringan payudara masih padat, permeriksaan dengan USG lebih sensitive dan mudah menemukan nodul.  Pemeriksaan USG juga tidak menggunakan x-ray sehingga dapat dilakukan pada ibu hamil atau menyusui. Pada usia post-menopause, mammografi tidak masalah. 
Baik mammography maupun USG tidak bisa secara pasti memastikan apakah nodul yang ditemukan kanker atau bukan. Jadi jika ada gambaran nodul yang dicurigai, akan dilakukan pemeriksaan lanjutan histopatologi dengan mengambil jaringan di tempat nodul tersebut.

4. Ada beberapa faktor resiko yang meningkatkan kemungkinan terjadinya kanker payudara pada seseorang.
Seperti halnya infeksi hepatitis virus B atau C yang beresiko memicu kanker hati, kanker payudara juga memiliki beberapa faktor resiko, antara lain:
- belum pernah hamil, atau melahirkan anak pertama di usia telat (diatas 30 thn)
- mengalami menstruasi pertama cepat (sebelum usia 12 tahun), dan usia menopause telat (diatas 55 tahun)
- menerima pengobatan berkaitan hormonal dalam jangka waktu yang lama
- keluarga dekat (nenek,ibu, kakak, adik) ada yang menderita kanker payudara atau kanker ovarium
- lifestyle habit: minum (alkohol) dalam jumlah cukup banyak, merokok, obesitas.

5.  Jika didiagnosa kanker payudara, apa yang harus diketahui dan dilakukan?
Bukan sesuatu yang gampang menerima diagnosa “kanker”.  Dukungan keluarga, dan sahabat di sekitar sangat penting.  Jangan ragu untuk meminta pertolongan atau berdiskusi dengan orang lain yang bisa dipercaya, termasuk dengan dokter yang menangani.  Beberapa point yang perlu diketahui misalnya: status kankernya (stadium), ukuran nodul, apakah ada penyebaran ke limpa, jenis kanker payudara dan subtype-nya (apakah responsive hormonal, HER2 positive, atau triple negative type, dsb), rencana penanganan yang dianjurkan, dsb.

Sebagai penutup, sekali lagi saya hanya mau mengingatkan kalau kanker payudara bisa kita waspadai dengan lebih baik melalui pemeriksaan rutin. Jadi, 乳がん検診を受けましょう!

3 comments:

  1. sekali lagi terima kasih Dr. Kath untuk artikel awareness ini, dua pemeriksaan terakhir utk istri saya hasilnya bagus semua

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo, terima kasih ko Jim sudah mampir sini.
      Senang dengar hasil pemeriksaan istri baik :) semoga bisa terus check teratur ya

      Delete
  2. ternyata Kanker payudara bukan hanya dominasi atau berlaku bagi kaum wanita saja akan tetapi kadang terjadi menimpa kaum pria juga, kalau kita ingat penyanyi Melky Guslaw, dia meninggal karena menderita penyakit itu menurut berita

    ReplyDelete