Breast
Cancer Awareness
Breast Cancer Awareness month sebenarnya jatuh di bulan Oktober, tapi izinkan saya ya menulis
tema ini di awal tahun. Kenapa?
karena rasanya saya perlu mengingatkan kembali diri sendiri, dan teman
teman semua akan pentingnya pengetahuan tentang kanker payudara. Dua hari yang lalu, teman baik saya di tempat
kerja menghampiri saya dan secara langsung memberitahu kalau ia positive
ditemukan sel kanker payudara tepat di akhir Desember lalu. Saya syok. Seorang teman yang seumuran saya,
anak anaknya pun seangkatan dengan anak anak saya, kami hamil bareng, curhat
bareng, kerja bareng, dan kami juga sama sama tahu apa itu “kanker”. Ia bilang, penyakit yang ia anggap rasanya masih
jauh dari dirinya, ternyata ada di hadapan matanya. Kami nangis bareng, dan saya berjanji untuk
mendukung dia di masa masa sulit ini.
Jadi saya memutuskan menulis artikel ini agar kita semua sadar
akan pentingnya breast cancer awareness ini. Saya akan ringkas dalam beberapa point saja
supaya lebih mudah dibaca.
1. Di wanita, kasus kanker
terbanyak diduduki oleh kanker payudara.
Di Jepang disinyalir 1 diantara 12 wanita menderita kanker
payudara. Menurut data statistik,
belakangan ini onset terjadinya kanker payudara mulai meningkat di pertengahan
akhir usia 30an dengan peak di usia sekitar 40-44 tahun. Dengan mundurnya usia
pernikahan, bisa dibayangkan kalau banyak pasien kanker payudara adalah ibu ibu
yang memiliki anak dengan usia relatif masih kecil.
2. Meski menduduki kasus
terbanyak, angka kematian karena kanker payudara kecil.
Angkat kematian karena kanker payudara justru menduduki nomor
buncit, dibandingkan kanker usus besar, kanker paru, kanker lambung, atau
kanker pancreas misalnya. Dengan kata lain, kanker payudara dikenal sebagai
kanker yang prognosis atau survival rate nya cukup baik. Salah satu faktor
utama kenapa kanker payudara bisa memiliki outcome yang cukup baik, karena ia
termasuk kanker yang mudah dideteksi dini (early screening benefit). Bandingkan
dengan kanker hati atau paru misalnya yang hampir tidak ada gejala awal yang
jelas sehingga ketika didiagnosa, sudah terlambat masuk stadium lanjut.
3. Deteksi dini kanker payudara sangat penting untuk mendapatkan
outcome yang baik.
Banyak pasien kanker payudara, termasuk teman saya ini, ketahuan
tidak sengaja dari cek kesehatan rutin. Untuk
kanker payudara, cek rutin yang bisa dilakukan:
- SADARI (periksa payudara sendiri). Satu bulan sekali rutin
periksa payudara sendiri. Biasanya lebih nyaman melakukan dalam waktu satu
minggu setelah menstruasi selesai, saat jaringan payudara lunak. Cek depan
cermin, apakah ada perubahan yang bisa dlihat seperti apa penonjolan, kulit
payudara tertarik, atau apakah ada carian atau darah yang keluar dari putting
susu. Raba payudara perlahan memutar dari kuadran sebelah dalam dekat puting
hingga kuadran sebelah luar. Nodul kanker payudara banyak terjadi di sebelah
luar atas payudara (lihat gambar).
資料:全国乳がん患者登録調査報告.第32号.2000
- Mammography dan USG
Mammography dan USG merupakan dua cara yang umum dipakai untuk
pemeriksaan rutin kanker payudara. Pada
usia pre-menopause, karena jaringan payudara masih padat, permeriksaan dengan
USG lebih sensitive dan mudah menemukan nodul.
Pemeriksaan USG juga tidak menggunakan x-ray sehingga dapat dilakukan
pada ibu hamil atau menyusui. Pada usia post-menopause, mammografi tidak
masalah.
Baik mammography maupun USG tidak bisa secara pasti memastikan
apakah nodul yang ditemukan kanker atau bukan. Jadi jika ada gambaran nodul
yang dicurigai, akan dilakukan pemeriksaan lanjutan histopatologi dengan
mengambil jaringan di tempat nodul tersebut.
4. Ada beberapa faktor resiko yang meningkatkan kemungkinan
terjadinya kanker payudara pada seseorang.
Seperti halnya infeksi hepatitis virus B atau C yang beresiko
memicu kanker hati, kanker payudara juga memiliki beberapa faktor resiko,
antara lain:
- belum pernah hamil, atau melahirkan anak pertama di usia telat
(diatas 30 thn)
- mengalami menstruasi pertama cepat (sebelum usia 12 tahun), dan
usia menopause telat (diatas 55 tahun)
- menerima pengobatan berkaitan hormonal dalam jangka waktu yang
lama
- keluarga dekat (nenek,ibu, kakak, adik) ada yang menderita
kanker payudara atau kanker ovarium
- lifestyle habit: minum (alkohol) dalam jumlah cukup banyak,
merokok, obesitas.
5. Jika didiagnosa kanker
payudara, apa yang harus diketahui dan dilakukan?
Bukan sesuatu yang gampang menerima diagnosa “kanker”. Dukungan keluarga, dan sahabat di sekitar
sangat penting. Jangan ragu untuk
meminta pertolongan atau berdiskusi dengan orang lain yang bisa dipercaya,
termasuk dengan dokter yang menangani.
Beberapa point yang perlu diketahui misalnya: status kankernya (stadium),
ukuran nodul, apakah ada penyebaran ke limpa, jenis kanker payudara dan
subtype-nya (apakah responsive hormonal, HER2 positive, atau triple negative
type, dsb), rencana penanganan yang dianjurkan, dsb.
Sebagai penutup, sekali lagi saya hanya mau mengingatkan kalau
kanker payudara bisa kita waspadai dengan lebih baik melalui pemeriksaan rutin.
Jadi, 乳がん検診を受けましょう!
sekali lagi terima kasih Dr. Kath untuk artikel awareness ini, dua pemeriksaan terakhir utk istri saya hasilnya bagus semua
ReplyDeleteHalo, terima kasih ko Jim sudah mampir sini.
DeleteSenang dengar hasil pemeriksaan istri baik :) semoga bisa terus check teratur ya
ternyata Kanker payudara bukan hanya dominasi atau berlaku bagi kaum wanita saja akan tetapi kadang terjadi menimpa kaum pria juga, kalau kita ingat penyanyi Melky Guslaw, dia meninggal karena menderita penyakit itu menurut berita
ReplyDelete