Influenza
Vaccine: Yes or No?
Beberapa
waktu lalu saya sempat menulis status di facebook kalau saya baru selesai
menerima vaksin influenza. Ternyata habis itu muncul banyak pertanyaan tentang
perlu atau tidaknya vaksin influenza. Jadi kali ini saya memutuskan menulis
artikel tentang masalah ini. Semoga bisa bermanfaat untuk semuanya.
Sebelum
bicara soal vaksin, sekali lagi saya mau merapihkan soal istilah yang dipakai
dulu. Di Indonesia (termasuk saya dulu) sering bilang lagi “flu” kalo pas lagi
pilek. Pokoknya kalo bersin bersin, hidung meler, tersumbat, batuk, sakit
tenggorokan, suara serak dll, ya berarti lagi “flu”. Setelah di Jepang, baru
pelan pelan sadar, ada yang salah dengan istilah yang dipakai selama ini.
Memakai istilah yang benar penting sebenarnya karena salah istilah sering
akhirnya berujung salah kaprah dalam memutuskan tindakan medis, termasuk dalam
soal vaksin influenza ini.
Influenza,
atau sering disingkat flu, sebenarnya merujuk pada influenza yang disebabkan
oleh influenza virus. Sedangkan yang sering biasa kita sebut “flu” itu
sebenarnya adalah “common cold”. Orang bule bilang “I have a cold” ; orang
Jepang bilang “kaze wo hiiteiru”.
Jadi
“a cold” atau “kaze” disini merujuk pada “common cold’ BUKAN flu. Gejalanya
sepintas mirip, tapi ada perbedaannya.
Berikut ringkasan perbedaan “common cold” dan “influenza”
|
COMMON COLD |
INFLUENZA |
penyebab |
Lebih dari 200 tipe virus bisa menyebabkan
common cold. Penyebab terbanyak:
rhinovirus (30-35%), coronavirus (10-15%), parainfluenza virus, respiratory
syncitial virus. |
influenza virus A, B
dan C (RNA virus) |
demam |
tidak ada, atau demam
ringan |
demam tinggi (38-40
derajat) |
gejala utama |
hanya
menyerang saluran pernafasan: bersin, hidung meler atau tersumbat, batuk
berdahak |
demam,
disertai otot pegal, sendi sakit.
(biasanya jarang bersin dan batuk kering) |
radang
tenggorokan |
sering |
hampir
tidak ada |
chills
(menggigil) |
ringan |
berat |
kondisi lain yang
menyertai gejala utama |
hampir
tidak ada
(biasanya sakit kepala saja) |
sakit
sedang - berat (badan lemas, pegal pegal,
sakit otot, sendi dsb): "affects the entire body" |
onset
(timbulnya penyakit) |
perlahan lahan |
mendadak
(kemarin sehat, tiba tiba esok harinya sakit berat) |
komplikasi |
sedikit, hampir tidak
ada |
radang
saluran pernafasan hingga pneumonia
(radang paru paru) |
penyebaran |
sporadik |
biasanya wabah |
Dilihat
dari tabel di atas, gejala “common cold” atau batuk pilek biasanya lebih ringan
daripada influenza. Jadi sebenarnya yang sering kita alami adalah “common cold”,
bukan influenza. Virus penyebabnya banyak dan mudah mutasi menghasilkan virus
baru lainnya. Itu sebabnya kita berulang kali sering kena batuk pilek. Anak
kecil apalagi, dalam satu tahun bisa sampai 12 kali kena batuk pilek, dengan
kata lain 1 bulan 1 kali mesti berurusan dengan batuk pilek. Saking seringnya, si
“common cold” ini menjadi penyakit yang menduduki peringkat pertama alasan orang
berobat ke dokter. Karena itu, ibu ibu yang anaknya sering batuk pilek, jangan panik
dan cepat cepat memberikan berbagai suplemen yang tidak jelas asal usulnya. Batuk
pilek hal biasa, saat itu si anak sedang dilatih membangun imunitas tubuhnya.
Saat
ini tidak ada vaksin untuk “common cold”. Sekarang yang tersedia baru vaksin influenza, bukan vaksin common cold.
Jadi, seandainya tidak ada salah kaprah istilah, kita sudah bisa tahu kalau ada
yang tidak beres jika ada pernyataan: “sebaiknya diberikan vaksin influenza
karena sering flu”. Atau, ada keluhan: “padahal sudah vaksin flu, bayar mahal
mahal… tetep aja bolak balik kena flu” Lha ya ini “flu” yang mana dulu yang
dimaksud?
Influenza
virus dibagi menjadi 3 tipe, A, B dan C. Influenza virus tipe A dan B-lah yang
biasanya bertanggung jawab menyebabkan wabah flu setiap tahunnya (seasonal
influenza), sedangkan tipe C biasanya hanya menyebabkan gejala flu ringan dan
jarang menyebabkan wabah. Untuk pandemic influenza yang belakangan ini merebak,
tipe A influenza virus yang menjadi penyebab utamanya. Tipe A influenza virus bisa
dibagi lagi dalam beberapa strain, tergantung dari kombinasi 2 jenis protein
yang terdapat di permukaan si virus, hemagglutinin (H) dan neuraminidase (N). Ada 16 jenis hemagglutinin
dan 9 jenis neuraminidase, dan berdasarkan inilah tipe A influenza virus
sendiri dibedakan strain-nya. Strain influenza virus tipe A yang saat ini
diketahui menyerang manusia adalah H1N1, H1N2 dan H3N2. Strain H1N1 ini pernah
menyebabkan pandemik di tahun 1918 yang dikenal dengan “Spanish flu”.
Berdasarkan wikipedia, virus ini dikatakan sanggup membunuh hingga 25 juta
orang hanya dalam waktu 25 minggu sejak terjadinya wabah (bandingkan dengan
virus HIV/AIDS yang juga membunuh 25 juta orang, tapi dalam 25 tahun). Begitu
cepatnya virus menyebar dan membunuh sekian banyak orang menyebabkan pandemic
ini digambarkan sebagai “the greatest medical holocaust in history”.
Masih
ingat outbreak Mexico flu tahun 2009? Virus influenza ini memiliki strain H1N1,
sama seperti kasus pandemic Spanish flu tahun 1918. Gawatnya, virus ini sudah
bermutasi sehingga memiliki genetik material dari burung, babi dan sekaligus
manusia, sehingga dikenal juga sebagai “swine flu”. Penularan sangat mudah
terjadi antar manusia, dengan gejala komplikasi berat hingga menyebabkan
kematian. Di Mexico, sekolah sekolah dan tempat tempat umum ditutup sementara
untuk mencegah penyebaran lebih lanjut. Karena virus ini memiliki potensi besar
menyebabkan pandemic, WHO sempat mengeluarkan larangan untuk tidak berpergian
ke Mexico dan daerah daerah tertentu di Amerika. Jepang juga sempat
mengeluarkan kebijakan untuk memantau semua pendatang terutama dari daerah
daerah yang sudah dilaporkan ada kasusnya. Sejak dari dalam pesawat sudah dicek
kondisi kesehatannya, dan jika mencurigakan, langsung dikarantina. Untunglah
vaksin influenza terhadap virus baru ini bisa segera dibuat sebelum memakan
korban lebih banyak lagi seperti pada tahun 1918.
Di
negara negara dengan empat musim, biasanya kasus influenza meningkat pada musim
dingin. Karena itu, vaksin influenza sendiri biasanya diberikan rutin setiap
tahun menjelang masuknya musim dingin. Isi
vaksin influenza setiap tahun berbeda, biasanya disesuaikan dengan strain virus
influenza yang sedang mewabah saat itu. Vaksin influenza untuk tahun
2010-2011, misalnya, berisi strain influenza virus seasonal type A (H3N2), type
B (Brisbane-like virus), dan type A (H1N1, pandemic 2009 virus). Untuk tahun
2012-2013, berisi type A (H3N2)-like virus, type B (Wisconsin 2010-like virus),
dan type A (H1N1, pandemic 2009 virus). Strain virus influenza tersebut dipilih
berdasarkan hasil seleksi dari WHO berkerjasama dengan lembaga lembaga riset
influenza yang berlokasi di 5 negara (Atlanta, USA; London, UK; Melbourne,
Australia; Tokyo, Japan; dan Beijing, China).
Setiap
tahun mereka melakukan seleksi dan update data tentang strain influenza virus
yang ditemukan dan menganalisa kemampuan virulensinya atau penyebarannya untuk
dijadikan dasar pertimbangan dalam pembuatan vaksin influenza.
Nah,
dari latar belakang penjelasan di atas, disesuaikan dengan kondisi kita masing
masing, kita bisa mempertimbangkan kira kira perlu atau tidaknya vaksin
influenza.
Berikut
dari pandangan saya sendiri:
*
Untuk yang tinggal di daerah 4 musim, sebaiknya menerima vaksin influenza
setiap tahun. Di sini pola penyebaran virus influenza biasanya sudah jelas. Virus
influenza biasanya lebih tahan hidup pada udara dingin dan kering sehingga
mudah terjadi outbreak wabah influenza saat musim dingin. Tidak hanya anak
anak, orang dewasa pun sebaiknya menerimanya. Saat outbreak, tidak pandang
bulu, semua kena baik dewasa maupun anak anak. Belakangan banyak kasus kasus
mutasi influenza virus yang menyebabkan virus jadi lebih ganas, dan komplikasi
lebih fatal. Sulit sekali atau hampir tidak mungkin menghindar dari penularan
influenza jika sampai terjadi outbreak. Sementara
ini cara termudah dan efektif yang bisa lakukan untuk menghadapi influenza
adalah dengan vaksin influenza. Tidak sengaja ketemu link video saat
pandemic influenza virus H1N1 tahun 1918, silahkan dilihat untuk sekedar
mendapatkan gambaran bahwa influenza bukan penyakit yang bisa diremehkan.
*
Untuk orang orang yang sering berpergian ke berbagai negara, juga sebaiknya
menerima vaksin influenza, terutama jika hendak berpergian ke daerah yang
sedang melewati musim dingin. Transmisi penularan influenza cepat dan mudah
sekali. Cukup satu orang dalam pesawat yang terkena virus influenza, sudah bisa
bikin menular hampir semua orang yang berada dalam pesawat yang sama. Saat
wabah influenza 2009 lalu, airport di Jepang dibuat sibuk dengan pengawasan dan
pengamanan yang ketat terhadap penumpang yang datang. Semua penumpang harus
melewati “thermal scanner” untuk mendeteksi jika ada penumpang yang mengalami
kenaikan suhu (demam), sebagai salah satu gejala influenza. Selain pesawat,
hotel tempat menginap orang orang dari berbagai negara menjadi salah satu
sumber outbreak influenza.
Pada
tahun 2003, terjadi outbreak HongKong flu. Penyebabnya bukan influenza virus,
tapi SARS-coronovirus, virus saluran pernafasan yang menyebar dengan cara yang
sama seperti influenza virus. Awal mula outbreak HongKong flu ini dikatakan berasal
dari satu orang penderita yang menginap di salah satu hotel di HongKong.
“How
SARS changed the world in less than six months
The global
outbreak of severe acute respiratory syndrome (SARS) can be traced to one man
and one night he spent in a Hong Kong hotel on 21 February 2003. Scientists are
still baffled as to how Dr Liu Jianlun, a 64-year-old medical doctor from
China’s Guangdong province, where the mysterious virus originated, could have transferred
SARS to at least 16 other guests on the same floor during his brief stay. But
there is no doubt those travellers fanned out across the world, triggering
outbreaks in Singapore, Toronto in Canada, and Hanoi in VietNam as well as in
Hong Kong itself. In less than four months, some 4000 cases and 550 deaths of
SARS outside China and Taiwan can be traced to Dr Jianlun’s visit to Hong Kong;
the Metropole Hotel is considering turning the ninth floor (he stayed in room 911)
into a SARS museum; and SARS has proved that the worst-case scenario long
mooted by infectious disease experts can come
true; but also
that such an outbreak, for all its speed and force, can be contained.
SARS has
travelled more widely, swiftly and lethally than any other recent new disease
so far. Near the end of June 2003, the total of cases was 8456 in 30 countries
and areas, 809 of which had resulted in death.”
*
Untuk yang tinggal di daerah tropis, tipikal penyebaran influenza virus belum
jelas seperti di negara negara empat musim. Kasus influenza bisa ditemukan
sepanjang tahun, dan di musim hujan jumlahnya cenderung meningkat. Saat ini
jumlah kasus di negara tropis masih sedikit dibandingkan negara negara empat
musim. Entah, ini memang karena pengaruh iklim atau karena kebetulan di negara beriklim
tropis (yang kebanyakan negara berkembang) belum ada sistem pencatatan data dan
pemerikasaan laboratorium yang akurat untuk menyatakan positif kasus influenza.
Menerima atau tidak vaksin influenza disesuaikan dengan kondisi dan urgensi
masing masing keluarga. Jika sering berpergian ke negara lain seperti yang
sudah saya bahas di atas, sebaiknya menerima vaksin. Khusus sistem kesehatan di
Indonesia, saat ini harga vaksin influenza cukup mahal dan tanpa bantuan
asuransi. Hal ini mau tidak mau juga jadi pertimbangan menerima atau tidaknya
vaksin influenza. Semoga kelak urusan biaya kesehatan di Indonesia bisa lebih
baik dan terkontrol.
Terhadap
pernyataan seperti ini:
-
Vaksin influenza belum perlu, infeksi saluran nafas tak hanya disebabkan virus
influenza, banyak virus lainnya. Infeksi influenza pada anak normal, sehat tak
jadi masalah karena bisa sembuh sendiri asalkan daya tahan tubuh penderita
baik.
à Ya benar, infeksi saluran nafas
disebabkan banyak virus dan umumnya bisa sembuh sendiri. Tapi jangan lengah, ingat
juga kasus wabah influenza Meksiko 2009, banyak diantara yang meninggalpun
orang muda yang sehat. Ini menjadi perhatian serius lembaga kesehatan saat itu.
Virus influenza termasuk virus pintar, mudah mutasi mejadi lebih ganas. Kita
tetap harus berhati hati, jangan terlalu yakin anak sehat pasti sembuh sendiri.
Di Jepang, begitu terdeteksi penyebab influenza-nya dari strain tipe A (type A
influenza) biasanya langsung diberikan obat antivirus, tamiflu. Di Indonesia,
virus flu burung H5N1 (yang tadinya hanya di unggas atau terkena pada orang
erat kontak dengan unggas), ternyata terdeteksi bisa juga menyebar antar
manusia. Intinya, jangan anggap remeh. “It is true, influenza can kill you”.
-
Vaksin influenza tak menjamin anak bebas dari penyakit influenza.
à Betul. Tapi jangan salah kaprah
lagi dengan istilah “flu” untuk “common cold” ya. Batuk pilek biasa tetap bisa
kena karena memang bukan ini tujuan vaksin influenza.
Influenza
virus punya banyak strain, sedangkan influenza vaksin hanya meng-cover virus
influenza yang sedang merjalela atau yang diangggap berbahaya saat itu. Ada
kemungkinan tetap terkena virus influenza dari strain lain. CDC sendiri mengeluarkan
pernyatan kalau vaksin influenza ternyata bisa membangun imunitas
(cross-protection) untuk strain lain yang mirip.
Sebagai
penutup, menghadapi penyakit saluran pernafasan apapun, tentunya kebiasaan
sehat sehari hari penting juga diperhatikan. Jangan lupa sering biasakan cuci
tangan, kumur kumur. Tutup mulut/hidung ketika batuk/bersin. Jangan buang
dahak/ludah sembarangan.
Semoga
artikel ini bisa membantu memberi pengertian lebih baik soal vaksin influenza.
Salam
sehat,
Kathryn-Tokyo
References:
Images taken from:
http://minnesota.publicradio.org/display/web/2009/10/16/h1n1-flu-update
http://www.wakeems.com/blog/?p=129
http://www.cdc.gov/flu/freeresources/buttons_badges.htm