Woman: Learn a piece of our reproductive system
Menstruasi adalah proses normal fisiologis dalam tubuh wanita usia reproduktif berupa penebalan dinding rahim yang diikuti dengan pelepasan ovum (sel telur) ke dalam rahim. Penebalan dinding rahim ini untuk mempersiapkan memberi nutrisi dan melindungi embryo jika seandainya terjadi pembuahan dan terjadi implantasi embryo ke dinding rahim. Jika tidak terjadi pembuahan, dinding rahim akan luruh, keluar berupa darah yang kita kenal sebagai darah haid/menstruasi.
- Siklus menstruasi kurang dari 21 hari (polymenorrhea) dan lebih dari 35 hari (oligomenorrhea). Ini perlu diperhatikan pada wanita yang berencana untuk hamil. Pada siklus yang terlalu cepat (polymenorrhea), telur tidak mempunyai waktu cukup untuk menjadi mature dan bisa menempel di dinding rahim sehingga kehamilan sulit terjadi. Pada siklus yang terlalu jauh (oligomenorrhea), sulit untuk memprediksi kapan masa subur sedang berlangsung sehingga membutuhkan alternatif cara untuk memprediksi waktu ovulasi tersebut.
- Darah menstruasi yang banyak sekali (sehingga perlu mengganti pembalut bahkan dalam 1 atau 2 jam) atau menstruasi berlangsung lebih dari 7 hari (menorrhagia). Ini bisa mengakibatkan wanita mengalami anemia dengan gejala gejalanya seperti capek, lelah, pusing, tidak bisa konsentrasi dsb. Perlu periksa lebih lanjut untuk mengetahui pasti penyebabnya, apalagi jika disertai rasa sakit yang hebat, karena mungkin diakibatkan oleh endometriosis atau infeksi (Pelvic Inflammatory Disease).
Selain faktor psikis dan fisik yang juga berpengaruh terhadap siklus haid, ada beberapa kelainan dalam rahim yang gejala awalanya bisa dikenali dari siklus haid yang tidak normal. Beberapa yang sering, antara lain:
♥ Endometriosis
Endometriosis adalah suatu keadaan dimana jaringan rahim (endometrium) tumbuh di luar rongga rahim, paling sering di ovarium, saluran tuba, jaringan ikat rahim, dan meski jarang, bisa juga ditemukan di lapisan dinding perut (peritoneum).
Sama seperti jaringan normal yang berada di dalam rahim, si endometriosis ini juga berada di bawah pengaruh hormon hormon wanita dan memberikan respon yang sama pula. Jadi yang ikutan menebal dan lalu luruh karena pengaruh hormone tidak hanya yang di dalam rahim tapi juga si endometriosis di luar rahim tersebut. Tidak heran gejala yang paling sering dijumpai yakni sakit hebat saat menstruasi (tidak jarang yang sampai pingsan) disertai sakit yang menjalar hingga ke pinggul belakang atau perut. Meski tergantung lokasi endometriosis, gejala yang timbul juga bisa berbeda. Darah yang tidak bisa keluar dan terkumpul dari sisa endometriosis lama lama dapat membentuk kista endometrioid (disebut juga “chocolate” cyst, karena berisi darah coklat kehitaman) seperti gambar di bawah ini:
Endometriosis yang berada di ovarium atau saluran tuba, bisa menimbulkan jaringan parut/scar sehingga akhirnya menghambat pelepasan ovum dan menyebabkan infertilitas. Sering pada wanita yang sulit mempunyai anak, ternyata setelah di cek penyebabnya adalah endometriosis. Karena itu segera waspadai kemungkinan endometriosis jika merasakan gejala seperti di atas.
♥ Kista ovarium/indung telur
Kista adalah pertumbuhan abnormal dari jaringan tubuh, menyerupai kantung dan umumnya berisi cairan. Kista juga bisa tumbuh di mana saja, termasuk di ovarium dengan ukuran yang juga bervariasi. Kista ovarium bisa terjadi pada wanita segala usia, terutama pada usia reproduksi.
Pada kista yang fisiologis/normal, ini bisa terjadi karena kantung yang mengelilingi ovum (disebut folikel) gagal pecah untuk melepaskan ovum ke dalam rahim. Sehingga bisa ditebak, gejala yang paling jelas yaitu menstruasi tidak teratur datang setiap bulan. Ini tentunya juga secara tidak langsung mengakibatkan infertilitas karena tidak adanya ovum untuk dibuahi.
Umumnya kista ovarium tidak berbahaya, tidak ganas dan yang kista fisiologis-pun bisa menghilang dengan sendirinya tanpa treatment. Tapi tergantung dari jenis kista dan ukuran kista, pada beberapa kasus ada juga yang beresiko pecah, menimbulkan rasa sakit dan perdarahan maka akan dianjurkan untuk diangkat (ini harus dikonsultasikan dengan dokter kandungan yang menangani).
Selain endometriosis dan kista, sering juga mendengar istilah myom. Apa itu myom?
Myom atau myoma adalah tumor jinak yang berasal dari otot polos rahim. Myoma sering didapati pada wanita usia pertengahan atau menjelang akhir usia reproduksi. Sekitar 30 sampai 50 persen wanita usia reproduksi sering didiagnosa myom. Jaringan myoma ini memiliki estrogen reseptor, yang berarti dipengaruhi oleh produksi estrogen dalam tubuh. Karenanya myom aktif dalam masa pre-menopause, sering myom membesar cepat saat kehamilan dan mengecil setelah menopause karena tidak adanya rangsangan estrogen lagi.
Myoma ini juga bervariasi baik ukuran, jumlah maupun lokasinya dalam rahim. Umumnya tumbuh lambat dan sering tidak bergejala. Myom yang besar dapat menimbulkan masalah seperti mendesak organ tubuh lain (kandung kemih misalnya) sehingga menimbulkan gangguan berkemih, rasa tidak nyaman/terasa penuh di perut bagian bawah, perdarahan banyak dan waktu mensturasi yang panjang, menganggu perkembangan janin dalam kehamilan dsb. Disini ada kemungkinan myoma harus diangkat melalui operasi.
Di bawah ini gambar lokasi dimana myom dapat tumbuh dalam rahim:
Selain operasi, ada juga pengobatan dengan menggunakan hormonal terapi yang menekan produksi estrogen dan menyebabkan myoma mengecil. Hanya saja, setelah obat dihentikan maka ada kemungkinan myoma akan kembali tumbuh. Selain itu, defisiensi estrogen terus menerus juga meningkatkan kemungkinan terjadinya osteoporosis kelak. Pemakaian obat hormonal ini, harus dalam pengawasan dokter. Treatment yang tepat bisa berbeda untuk setiap orang, tergantung kondisi masing masing. Jika myoma tidak terlalu besar, tanpa gejala, dan usia pasien juga menjelang menopause, myoma cukup dipantau dan ditunggu hingga mengecil dengan sendirinya setelah menopause.
Additional info on myoma and pregnancy:
Pada sebagian besar wanita, myoma sama sekali tidak memberikan gejala. Banyak diagnosa myoma yang baru kebetulan diketahui saat pemeriksaan USG saat kehamilan. Meskipun myoma bisa membesar selama kehamilan karena pengaruh hormonal, jarang yang memberikan gejala klinis. Penjelasan lebih lengkap dapat dibaca di site berikut:
http://www.pregnancy-info.net/fibroids.html
Bagaimana mencegah berbagai kelainan seperti di atas?
Tubuh wanita secara natural sangat dipengaruhi oleh fluktuasi hormonal dalam tubuhnya. Termasuk pre-menstrual syndrome (PMS) juga disebabkan karena reaksi tubuh terhadap perubahan hormonal yang terjadi menjelang mensturasi.
Pada artikel sebelumnya tentang kanker payudara, saya pernah menyinggung bahwa lemak tubuh juga adalah sumber estrogen. Nah, lemak berlebih dalam tubuh akan membuat juga produksi estrogen berlebih dalam tubuh, sehingga bisa memicu timbulnya berbagai ganguan. Estrogen tidak berarti buruk, ia juga mempunyai banyak fungsi proteksi dalam tubuh, termasuk melindungi wanita dari penyakit kardiovaskuler seperti penyakit jantung. Yang tidak baik adalah jika ia berlebihan dan akhirnya mengganggu keseimbangan hormonal tubuh. Selain itu, efek samping pemakaian alat kontrasepsi hormonal juga diduga dapat memicu terjadinya kelainan kelainan di atas.
Kesimpulannya, makan sehat seimbang (kurangi konsumsi lemak) dan jangan lupa cek kesehatan teratur, segera waspadai jika merasa ada kelainan dalam siklus menstruasi dan segera berkonsultasi ke dokter.
Semoga artikel ini bisa bermanfaat untuk semuanya.
Salam sehat,
Kathryn-Tokyo
References:
- ROBBINS: Basic Pathology 7th edition
- WHO classification: Tumours of the Breast & Female Genital Organs (2003)
- http://www.emedicinehealth.com/ovarian_cysts/article_em.htm
- http://www.uterine-fibroids.org/about-uterine-fibroids.html
- Anatomy of the female pelvic area (image): http://images.main.uab.edu/healthsys/ei_0351.gif