Nama obat aspirin (salicylates) pasti sudah akrab sekali di telinga kita semua. Khasiatnya yang bervariasi dari sekedar analgesik penghilang rasa sakit, antipiretik penurun demam sampai efek antiplatelet pencegah pembekuan darah menyebabkan penggunaan aspirin sangat luas dan umum. Aspirin bahkan dijual bebas di apotek atau toko obat sehingga mudah didapatkan masyarakat. Tapi, semua obat selain punya khasiat baik juga punya efek samping. Yuk, kita lihat apa saja yang terutama perlu diwaspadai dalam mengkonsumsi aspirin.
* Penggunaan aspirin pada anak anak
Penggunaan aspirin, maupun obat lain yang mengandung aspirin, sebagai obat penurun demam pada anak anak tidak diperbolehkan karena dapat memicu timbulnya “Reye’s syndrome”.
Reye’s syndrome merupakan penyakit yang dapat menyerang siapa saja, pada usia berarapun, tetapi biasanya lebih sering dan fatal pada anak anak. Biasanya Reye’s syndrome terjadi setelah didahului adanya penyakit lain karena infeksi virus, misalnya flu dan cacar air, sehingga disebut juga “two-phase illness”. Gejala penyakit ini cukup banyak dan bervariasi (karena itu diistilahkan “syndrome”) antara lain: muntah berulang ulang, badan lemas, gelisah sampai kejang kejang, juga hilangnya kesadaran. Tubuh yang terutama terkena dampaknya adalah otak dan hati. Dapat terjadi peningkatan tekanan intrakranial, peradangan pada otak serta penumpukan lemak pada hati, dan pada anak anak efek kerusakan yang ditimbulkan di otak ini bisa permanen meskipun sudah sembuh.
Sebenarnya penyebab pasti dari Reye’s syndrome belum diketahui, tetapi dari berbagai hasil penelitian diketahui adanya kaitan antara penggunaan aspirin sebagai obat penurun demam pada anak anak yang sedang terkena infeksi virus (flu, cacar air, radang tenggorokan, dsb) dengan timbulnya Reye’s syndrome ini.
Berikut tabel yang menunjukkan hubungan antara kasus terjadinya Reye’s syndrome yang dilaporkan dan konsumsi aspirin (N. Engl. J. Med.1999; 340 (18): 1377–82)
Karena itu, berhati hatilah memberikan obat penurun panas pada anak anak terutama jika membeli obat tersebut secara bebas tanpa resep dokter. Perhatikan betul isi dari kandungan obat yang akan dikonsumsi. Jangan lupa mendidik anak anak juga untuk biasa membaca isi kandungan obat. Anak anak remaja usia sekolah sering tanpa memberi tahu orang tua, membeli dan mengkonsumsi sendiri obat penghilang rasa sakit tanpa tahu kandungan obat yang dikonsumsinya. Ini fatal, karena bukan tidak mungkin bahaya Reye’s syndrome mengintai tanpa disadari.
* Penggunaan aspirin untuk pencegahan serangan jantung atau stroke
Selain berfungsi sebagai analgesik, aspirin juga mempunyai fungsi antiplatelet. Disini, aspirin dapat mencegah terbentuknya bekuan darah (blood clot) dari aggregasi platelet. Blood clot yang terbentuk beresiko menyumbat pembuluh darah, terutama pada pasien pasien yang mengalami penyempitan pembuluh darah. Penyempitan pembuluh darah bisa terjadi karena dinding pembuluh darah yang menebal akibat penimbunan lemak seperti kolesterol. Penyumbatan pembuluh darah akan menyebabkan terjadinya ischemia (kekurangan oksigen) pada organ yang terkena dampak langsung penyumbatan aliran darah tersebut. Inilah yang menjadi pemicu terjadinya serangan jantung (heart attack) atau stroke.
Karena fungsi antiplatetelet itulah, aspirin umum diberikan sebagai tindak pencegahan pada pasien pasien yang memiliki resiko terkena serangan jantung atau stroke (primary prevention) maupun yang sudah pernah terkena serangan jantung atau stroke, supaya tidak terkena lagi (secondary prevention). Dosis aspirin yang diberikan untuk pencegahan jangka panjang umumnya berkisar antara 75–150 mg per hari, disini efek maksimal aspirin baru akan tercapai setelah beberapa hari. Pada kasus dimana diduga terjadi serangan jantung, dapat diberikan dosis yang lebih besar, 160-325 mg, disini efek maksimal aspirin dapat dicapai dalam 30 menit.
Meskipun aspirin sudah jelas kegunaannya untuk membantu mencegah serangan jantung atau stroke, bukan berarti pemakaian aspirin sembarangan, bebas tanpa sepengatahuan dokter.
- penggunaan aspirin pada pasien stroke yang bukan disebabkan oleh sumbatan pembekuan darah. Pada stroke yang disebabkan karena pecahnya pembuluh darah, justru sebaliknya pemberian aspirin bisa membuat perdarahan makin hebat dan berakibat fatal.
- penggunaan aspirin atau obat lain yang mengandung aspirin harus dihindari, jika pasien akan menjalani operasi, karena bukan tidak mungkin akan menghambat proses pembekuan darah pasca operasi. Pada jenis operasi apapun, komunikasikan dengan jelas obat apa yang sedang diminum saat itu. Pada operasi katarak misalnya, jangan lupa komunikasikan dengan dokter mata yang menangani jika kebetulan pasien sedang meminum obat obatan dari dokter jantung, siapa tahu aspirin ada diantara obat yang diminum.
- efek samping aspirin (seperti juga obat analgesik lainnya), dapat menimbulkan luka pada lambung dan usus, kadang sampai menyebabkan perdarahan gastrointestinal. Perdarahan inipun kadang bisa tanpa disertai rasa sakit pada perut, jadi waspadai, jika tinja berwarna hitam, badan lemas atau pusing jika berdiri, segera pastikan cek ke RS terdekat. Efek samping ini biasanya terjadi pada pemakaian aspirin dengan dosis tinggi, jadi selama masih dalam dosis minimal (75-150 mg per hari) biasanya jarang efek samping ini terjadi. Tetapi, tetap kita harus waspada karena efek jangka panjang pemakaian aspirin pun masih belum jelas. Selama tidak ada indikasi jelas, jangan sembarangan meminum aspirin dengan hanya alasan untuk mengencerkan darah. Bukan darah yang encer, tapi bahaya perdarahan yang menanti.
- hati hati pemakaian aspirin pada orang dengan alergi aspirin. Salah salah, bukan rasa sakit yang hilang, malah tiba tiba asma kambuh, hidung berair, gatal gatal, bibir dan mata bengkak sebagai reaksi alergi dari aspirin.
Semoga artikel di atas bisa menambah pengetahuan kita tentang aspirin, salah satu obat yang sering kita pakai dalam kehidupan sehari hari. Beberapa nama obat yang berisi aspirin (acetylsalicylic acid): aspilets, thrombo aspilets, ascardia, bodrexin, minigrip, inzana, contrexyn, poldan mig, dan lain sebagainya yang tidak bisa saya ingat. Intinya, jangan lupa, selalu biasakan membaca label obat terlebih dahulu untuk mengetahui kandungannya.
Salam sehat,
Kathryn-Tokyo
References:
- http://www.medicinenet.com/reye_syndrome/article.htm
- Belay ED, Bresse JS, Holman RC, et al. Reye’s syndrome in the
- American Heart Association: http://www.americanheart.org/presenter.jhtml?identifier=4456
- http://www.medicinenet.com/aspirin_and_antiplatelet_medications/article.htm
- Schwertner HA, McGlasson D, Christopher M, et al. Effects of different aspirin formulations on platetelet aggregation times and on plasma salicylate concentrations. Thrombosis Research 2006; 118: 529-534