Japanese Encephalitis
Beberapa hari lalu lihat ada teman yang share cerita tentang Japanese Encephalitis (JE) diiringi dengan copas artikel berjudul “Awas nyamuk ganas model baru”. Sewaktu acara kumpul warung kopi WIB-J, eh ternyata ada banyak pertanyaan juga tentang Japanese Encephalitis (JE) ini. Jadi kali ini saya pilih topik mengenai Japanese Encephalitis atau bahasa Jepangnya, ζ₯ζ¬θ³η - nihon nouen
Gara gara namanya yang pakai kata “Japanese”, penyakit ini sering dikira hanya ada di Jepang saja, padahal JE ini merupakan salah satu penyakit yang endemik di Asia (termasuk China, Thailand, Vietnam, Malaysia, maupun Indonesia). Kebetulan saja penyakit ini pertama kali didokumentasikan pada tahun 1871 di Jepang, sehingga namanya jadi Japanese Encephalitis.
JE disebabkan oleh virus yang diberi nama langsung sesuai nama penyakitnya, Japanese Encephalitis Virus (JEV). Virus ini termasuk golongan flaviviridae, yang berarti bersaudara kandung dengan virus Dengue/demam berdarah, virus yellow fever, dan virus Zika. Yellow fever endemik di daerah Afrika, sedangkan virus Zika meski sudah lama ada di Afrika dan Asia, baru mendapat perhatian luas saat terjadi wabah menjelang olimpiade musim panas di Brazil tahun 2016.
Semua virus ini ditularkan melalui gigitan nyamuk, hanya saja mereka beda pilihan mau pakai nyamuk yang mana (meski beda pilihan tapi mereka tetap akur lho π). Kita semua pasti sudah hafal soal ulangan IPA, kalau virus dengue ditularkan melalui nyamuk Aedes Aegypti; nah kalau JEV, dia memilih nyamuk jenis Culex sebagai kendaraannya, tepatnya Culex tritaeniorhynchus (bagus ya namanya keren & keriting!π). Nyamuk ini banyak beredar di daerah rural, pedesaan, peternakan dan memiliki jam aktif di malam hari.
Sesuai namanya, JEV bisa menyebabkan radang otak (encephalitis) dan menimbulkan gejala yang berkaitan dengan serangan tersebut seperti demam, sakit kepala, kejang, koma, lumpuh, sampai bahkan meninggal. Belum lama ini saya ikut conference dan kebetulan bertemu seorang dokter pembicara dari Malaysia yang meneliti tentang JEV. Dari penelitiannya, virus yang disuntik di bagian kaki tikus ternyata memilih imigrasi langsung ke otak, tanpa menimbulkan masalah di kaki. Dalam waktu 3 hari sesudah injeksi, tanda tanda timbulnya masalah pada saraf otak sudah terlihat dan virus sudah positif ditemukan di otak.
Sementara ini belum ada pengobatan yang khusus untuk JE, pengobatan hanya simptomatik untuk mengatasi gejala yang keluar. Saat ini pencegahan terbaik yang bisa dilakukan dengan menghindari gigitan nyamuk dan vaksinasi. Di Jepang, vaksinasi JE termasuk golongan “inactivated vaccine” (δΈζ΄»εγ―γ―γγ³). Ini golongan vaksin yang menggunakan virus yang sudah dikontrol dan dimatikan dengan cara tertentu, tapi masih bisa menstimulasi respon sistem imun tubuh.
Vaksin JE dibagi dalam 2 tahap. Tahap pertama sudah dapat diberikan sejak bayi umur 6 bulan, sebanyak 3 kali. Mengingat banyak vaksin dasar lain yang juga harus diberikan di usia usia tersebut, vaksin JE biasanya bisa ditunda diberikan setelah anak berusia 3 tahun. Tahap kedua diberikan di usia antara 9-12 tahun, hanya satu kali.
Sebenarnya kasus JE ini sedikit jumlahnya dibandingkan kasus lain yang juga disebabkan oleh virus yang sudah bisa diantisipasi dengan vaksin, misalnya mumps, measles, atau rubella. Tetapi, melihat patogenesisnya yang menyerang otak dan sistem saraf, penyakit JE ini bisa dikategorikan fatal. Dari banyak laporan, dikatakan 1/3 dari pasien JE meninggal, sedangkan separuh dari survivors menderita “neuropshychiatric squeale” – gejala sisa akibat kerusakan saraf.
Oh ya, meski bersaudara dan sama sama ditularkan lewat nyamuk, virus JE dan virus Dengue itu berbeda ya. Jadi JE ini bukan demam berdarah model baru atau nyamuk baru yang lebih ganas (hoax itu mah! π€). Saya juga sempat berdiskusi dengan dokter dari Malaysia yang saya ceritakan di atas, saya bilang kalau di Indonesia lebih beken penyakit demam berdarah daripada JE sehingga masih banyak yang salah kaprah. Terus beliau bilang, iya di Malaysia juga.
(dalam hati) duh tetangga ....sama donk, kita saudaraan juga sih ……ππ
Image: https://hibaby123.com/yobosessyubyoki.html/g10209
No comments:
Post a Comment