Monkeypox Outbreak 2022 – A Short Review
Belakangan bertubi-tubi seolah ada saja virus baru yang
muncul ya. Belum selesai pandemik Covid-19, muncul laporan hepatitis akut pada
anak-anak. Belum tuntas masalah hepatitis akut ini, sudah muncul lagi cacar
monyet atau monkeypox yang ditetapkan sebagai Public Health Emergency of
International Concern (PHEIC) oleh WHO pada 23 Juli 2022.
Monkeypox sebenarnya bukan penyakit baru. Di sebuah journal ilmiah
tahun 1973, dikatakan penyakit ini pertama kali diidentifikasi pada koloni kera
di Copenhagen tahun 1958 dan sejak itu diberi nama “monkeypox”. [Ref1]
Monkeypox merupakan penyakit zoonosis viral, penyakit yang
menular dari hewan yang sudah terinfeksi ke manusia. Sebenarnya diduga jika reservoir
awal hewan ini justru hewan pengerat (rodents), bukan monyet. Hanya kebetulan
saja monyet juga bisa terinfeksi. Sehingga banyak ahli yang mengatakan penamaan
monkeypox ini sebenarnya tidak tepat.
Monkeypox tidak ada hubungan dengan Chickenpox, meskipun
terkesan namanya mirip, tapi keduanya berasal dari golongan virus yang berbeda.
Monkeypox virus berasal dari golongan orthopoxvirus, sedangkan chickenpox
disebabkan oleh varicella-zoster virus. Monkeypox virus justru lebih dekat
dengan smallpox virus karena berasal dari golongan yang sama. Smallpox sendiri
sudah berhasil direadikasi berkat program vaksinasi. Kasus penularan alami terakhir
dilaporkan tahun 1977, dan tahun 1980 WHO mengeluarkan pernyataan keberhasilan
eradikasi smallpox. [Ref2]
Penularan Monkeypox bisa terjadi dari hewan ke manusia dan antar
manusia melalui kontak fisik langsung & erat dengan penderita. Adanya
kontak langsung dengan cairan tubuh, luka, ataupun dengan material yang sudah
terkontaminasi.
Human-to-human transmission occurs through close or direct
physical contact (face-to-face, skin-to-skin, mouth-to-mouth, mouth-to-skin)
with infectious lesions or mucocutaneous ulcers including during sexual
activity, respiratory droplets (and possibly short-range aerosols), or contact
with contaminated materials (e.g., linens, bedding, electronics, clothing, sex
toys). [Ref3]
Sementara ini, kebanyakan
dari kasus yang dilaporkan terjadi di pria dengan usia relatif muda
(20s~40s). Laporan dari 528 kasus (16 negara) mengatakan 98% terjadi pada
pria gay atau biseksual dengan usia rata-rata 38 tahun. [Ref4, 5]
*Jangan stigmatisasi ya. Pada dasarnya semua orang bisa kena dan menularkan monkeypox.
Sejak Mei 2022, laporan adanya kasus Monkeypox meningkat
dengan cepat di banyak negara yang akhirnya memicu WHO mengeluarkan PHEIC. Pada
bulan Juni 2022 ada publikasi studi yang menganalisa evolusi phylogenomic dari
monkeypox virus (MPXV). Hasilnya, monkeypox virus yang terdeteksi saat ini ternyata
sudah berevolusi dan berbeda dengan virus sebelumnya yang diisolasi di
Nigeria tahun 2018. Evolusi ini diduga meningkatkan kemampuan adaptasi virus
dalam penyebaran antar manusia.
“Notably, the 2022 MPXV diverges from the related
2018–2019 viruses by a mean of 50 single-nucleotide polymorphisms (SNPs), which
is far more (roughly 6–12-fold more) than one would expect considering previous
estimates of the substitution rate for Orthopoxviruses (1–2 substitutions per
genome per year). Such a divergent branch might represent accelerated
evolution” [Ref 6]
Di Jepang 25 Juli 2022, keluar laporan pertama ada kasus
Monkeypox di dalam negeri. Di kasus ini pasien pria usia 30 tahunan, ada
riwayat perjalanan ke Eropa dan riwayat kontak dengan orang yang ternyata juga terinfeksi
Monkeypox sebelum kembali ke Jepang. [Ref 7]
Menyusul 28 Juli 2022, kasus kedua pada pria (30s) yang juga baru kembali dari
perjalanan di luar negeri, dan 5 Agustus 2022 dilaporkan kasus ketiga pada pria
(20s) ada riwayat kontak dengan visitor yang datang dari luar Jepang. [Ref 8, 9}
Bagaimana gejala monkeypox?
Gejala monkeypox, smallpox, atau chickenpox (varicella) mirip-mirip,
sehingga sering sulit dibedakan. Berikut saya cantumkan tabel dari sebuah
journal di tahun 2014 yang membandingkan gejala ketiganya. [Ref 10]
Umumnya rash/ruam di monkeypox timbul beberapa hari setelah gejala pendahuluan seperti demam, sakit kepala, dan pembengkakan kelenjar getah bening. Ruam yang keluar di tubuh sering terjadi pada fase/stage yang sama, dimulai dari ruam merah, berubah menjadi lenting vesikel berisi cairan dan akan berubah mengering membentuk keropeng di kulit. Lokasi timbul ruam yang paling sering dilaporkan di sekitar anus, area genital (73%), diikuti oleh badan/kaki (55%), wajah (25%) dan telapak tangan/kaki (10%). [Ref 4]
---
Demikian sementara rangkuman tentang monkeypox. Semoga bisa
membantu ya.
Saya berharap monkeypox tidak meluas dan peak gelombang Covid-19
saat ini juga bisa segera turun. Tidak hanya pelaku ekonomi, travel, dsb yang
capai dengan kondisi seperti ini, tenaga kesehatan juga capai. Saya membaca ada
komentar yang seolah mengolok-olok nakes; pakai pakaian lucu mirip astronot, bikin
muak, takut berlebihan, dsb. Mereka yang
bekerja sambil berusaha melindungi dirinya sendiri bisa jadi punya penyakit
bawaan yang beresiko fatal jika terkena Covid. Ada lho nakes yang harus suntik
insulin, ada yang sedang dalam siklus pengobatan kanker, ada juga yang berusaha
menjaga keluarga mereka karena harus tinggal bersama ibunya yang usia lanjut,
ada yang anaknya punya penyakit bawaan, dsb.
Covid-19 sendiri tidak sama dengan influenza. The Office for
National Statistics (ONS) di UK sudah mengeluarkan laporan, “there have
been more deaths due to COVID-19 than flu in every year since 1929. They
noted that 73,766 deaths in 2020 were due to COVID-19, and 67,258 in 2021,
while there were 73,212 deaths due to flu in 1929” [Ref 11]
Kita beruntung saat ini mutasi virus dengan strain Omicron
menyebabkan gejala yang lebih ringan dibandingkan strain Delta sebelumnya. Saya sendiri sudah kehilangan keluarga, teman
sekolah, teman sejawat, dosen, selama masa pandemik ini. Semoga situasi yang sulit
untuk semua orang ini menjadikan kita lebih bijaksana dan punya empati untuk
orang lain, bukan sebaliknya.
“Don’t Panic – Stay Alert – Get
Informed, and Be Wise”
Tokyo, 07 Agustus 2021
Dr. Kathryn Effendi
References
1. https://journals.asm.org/doi/epdf/10.1128/br.37.1.1-18.1973
2. https://www.niaid.nih.gov/diseases-conditions/smallpox
3. https://www.who.int/emergencies/disease-outbreak-news/item/2022-DON393
4. https://news.yahoo.co.jp/byline/kutsunasatoshi/20220725-00307278
5. NEJM: DOI: 10.1056/NEJMoa2207323
6. https://www.nature.com/articles/s41591-022-01907-y
7. https://www.japantimes.co.jp/news/2022/07/25/national/japan-monkeypox-outbreak-preparation/
8. https://www.asahi.com/ajw/articles/14681792
9. https://mainichi.jp/english/articles/20220806/p2a/00m/0na/001000c
10. https://academic.oup.com/cid/article/58/2/260/335791
11. https://www.ons.gov.uk/peoplepopulationandcommunity/healthandsocialcare/conditionsanddiseases/articles/howcoronaviruscovid19compareswithfluasacauseofdeath/2022-05-23