Seasonal Influenza – 2022/2023
Memasuki musim gugur. Di berbagai tempat sudah dibuka kembali pendaftaran
untuk vaksinasi influenza. Strain dalam vaksin influenza untuk musim dingin
tahun 2022/2023:
A/Victoria(ビクトリア) /1/2020(IVR-217)(H1N1)pdm09
A/Darwin(ダーウィン) /9/2021 (SAN-010)(H3N2)
B/Phuket
(プーケット) /3073/2013 (山形系統)
B/Austria(オーストリア) /1359417/2021(BVR-26)(ビクトリア系統)
Ada
2 perubahan isi strain dari tahun lalu; di type A/H3N2 dan di type B strain
Victoria.
Apakah
kasus influenza akan naik kembali tahun ini? saya juga tidak tahu. Tapi, prediksi
dari banyak ahli, ada kemungkinan akan naik. Australia yang sudah memasuki
musim dingin terlebih dahulu bulan Juli-Agustus 2022 ini mengalami lonjakan
kasus influenza yang cukup parah setelah tahun-tahun sebelumnya sempat rendah
pada masa pandemik Covid-19. Beberapa teman saya di Australia terkena influenza,
bergiliran dengan Covid-19.
Selain
itu, mulai longgarnya aturan berkumpul dalam ruangan, pemakaian masker, dan
kembali masuknya turis dari berbagai negara juga diprediksi akan membawa
kembali peredaran virus influenza ke Jepang.
---
Saya
pernah tulis sebelumnya tentang kenapa influenza ini selalu bikin heboh,
padahal biasa aja orang sering bilang kena “flu”. Saya tulis kembali di sini dengan
modifikasi.
Influenza
ini BUKAN batuk pilek biasa (batpil, common cold, atau “kaze”, kata
orang Jepang). Penyebab virusnya berbeda seperti yang saya cantumkan di tabel.
Jadi kalau orang Jepang dengar kita dengan santainya bilang lagi “flu”, jangan
heran mereka bisa kaget dan langsung jaga jarak.
“Terus, kenapa
influenza mesti diwaspadai?”. Jawabnya simple, “influenza can kill you”. Tahun 1918
ada pandemik influenza dikenal dengan nama “Spanish flu”. Saat itu virus
influenza sanggup membunuh 25 juta orang hanya dalam waktu 25 minggu sejak
terjadinya wabah (bandingkan dengan virus HIV/AIDS yang juga bisa membunuh 25
juta orang, tapi dalam 25 tahun). Begitu cepatnya virus influenza menyebar dan
membunuh sekian banyak orang sehingga pandemik saat itu digambarkan sebagai “The greatest medical holocaust in history.
The mother of all pandemics” [Ref 2,3]
Kejadian Spanish flu ini yang kemudian dijadikan patokan untuk
tidak mengulangi kesalahan yang sama saat pandemik Covid-19 mulai tiga tahun
lalu. Covid-19 sendiri dikatakan sudah mengambil alih rekor angka kematian yang
disebabkan oleh Spanish flu di penduduk Amerika. [Ref 4]
Pandemik influenza tahun 1918 tersebut disebabkan oleh virus tipe
A/H1N1. Wabah influenza yang disebabkan oleh virus H1N1 ini sempat terjadi lagi
tahun 2009, dikenal dengan nama “2009 swine flu, Mexico’s swine flu”. Saat
itu WHO mengumumkan status “worldwide pandemic alert” dan mengeluarkan larangan
untuk tidak berpergian ke Mexico. Jepang
mengeluarkan kebijakan untuk memantau semua pendatang dari negara-negara yang
dilaporkan ditemukan kasus swine flu. Untungnya saat itu public health response
lebih sigap sehingga wabah bisa segera dikendalikan. Vaksin terhadap strain
H1N1 tersebut juga segera dibuat dan hingga sekarang turunan strain H1N1 ini
selalu dimasukkan dalam isi vaksin influenza setiap tahun.
Selain strain H1N1, strain influenza lain yang pernah tercatat
menyebabkan wabah adalah tipe A/H3N2. Strain H3N2 ini pernah menyebabkan wabah
di Hong Kong tahun 1968-1969, Fujian-China tahun 2003-2004, dan terus muncul di
hampir setiap musim influenza. [Ref 6].
Virus influenza punya kemampuan yang dikenal dengan istilah “antigenic drift”. Disini virus
konsisten membuat perubahan/mutasi genetik kecil (small changes) di permukaan
protein virus. Akibatnya, antibody tubuh bisa gagal mengenali dan si virus
lolos dari sistem pertahanan tubuh. Antigenic
drift ini juga yang menjadi alasan kenapa orang bisa terkena influenza beberapa
kali, dan kenapa isi vaksin influenza sendiri setiap tahunpun juga berubah. Isi
vaksin influenza biasanya disesuaikan dengan data strain virus influenza yang
sedang atau diperkirakan akan mewabah pada tahun tersebut. Oh ya, sejak tahun
2008 kita punya pusat global terpadu tempat pencatatan dan pemantauan data
genomic influenza virus yang dikenal sebagai GISAID
Covid-19 sendiri sepertinya akan mirip polanya dengan influenza
karena virusnya juga secara konsisten mengalami mutasi. Tapi, jangan berkecil
hati. Ilmu pengetahuan medis, genetik, epidemiologi, dan teknologi juga
berkembang. Para ahli di berbagai negara berusaha sebaiknya mengatasi berbagai
penyakit. Tinggal sisanya apakah kita akan ikut mendukung dan berupaya belajar
dari ilmu pengetahuan yang terus berkembang, atau ya jalan di tempat berbekal
informasi yang mungkin sudah tidak tepat lagi? Balik ke diri masing-masing deh
ya.
Salam sehat selalu,
Tokyo, 07 Oktober 2022
Dr. Kathryn Effendi
References:
1.
https://www.forbes.com/sites/brucelee/2022/08/20/australias-bad-flu-season-raises-twindemic-concerns-for-us-winter-2022/
2.
https://en.wikipedia.org/wiki/Spanish_flu
3.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3291398/
4.
https://www.nationalgeographic.com/history/article/covid-19-is-now-the-deadliest-pandemic-in-us-history
5.
https://en.wikipedia.org/wiki/2009_swine_flu_pandemic
6.
https://en.wikipedia.org/wiki/Influenza_A_virus_subtype_H3N2
7.
https://en.wikipedia.org/wiki/GISAID
No comments:
Post a Comment