Sunday, November 24, 2024

ANTIMICROBIAL RESISTANCE

 

ANTIMICROBIAL RESISTANCE

Teman-teman pernah dengar istilah AMR? AMR singkatan dari Antimicrobial Resistance atau bahasa Indonesia-nya, resistensi antimikroba.

Apa sih AMR ini?
Seusai namanya, AMR merupakan istilah medis yang diberikan untuk menggambarkan situasi adanya mikroorganisme pathogen yang resisten, alias kebal terhadap obat antimikroba. Akibatnya, obat-obat antimikroba yang biasa dipakai untuk mengobati penyakit infeksi menjadi tidak efektif.

Apakah AMR berbahaya?
Tentu!
AMR adalah ancaman kesehatan global yang penting ketika bakteri, jamur, parasit berevolusi menjadi resisten terhadap obat-obat antimikroba (termasuk antibiotik, antivirus, anti jamur, antiparasit).

Kemunculan dan penyebaran dengan cepat bakteri, virus, dsb yang resisten terhadap obat-obat yang kita punya akan mengancam kemampuan kita untuk mengobati penyakit infeksi yang biasanya mudah ditangani. Akibatnya, orang beresiko meninggal hanya karena terkena infeksi yang sebenarnya sangat mudah diobati jika tidak terjadi resistensi obat.

Apakah sudah ada kejadian terkait AMR?
Sudah cukup banyak dan laporan kasus terus meningkat.
Global Antimicrobial Resistance and Use Surveillance System (GLASS) tahun 2022 melaporkan tingkat resistensi yang mengkhawatirkan di antara bakteri pathogen umum. Tingkat rata-rata yang dilaporkan di 76 negara sebesar 42% untuk E. coli yang resisten terhadap antibiotik cephalosporins generasi ketiga, dan 35% untuk Staphylococcus aureus yang resisten terhadap methicillin (MRSA). Untuk infeksi saluran kemih yang disebabkan oleh E. coli, 1 dari 5 kasus menunjukkan penurunan respon terhadap antibiotik standar seperti ampicillin, co-trimoxazole, dan fluoroquinolones pada tahun 2020. Hal ini mempersulit pengobatan infeksi umum secara efektif.

Beberapa tahun silam, saya pernah menulis kisah nyata seorang remaja putri berusia 17 tahun, bernama Rebecca Lohsen.
Rebecca mengeluh sakit tenggorokan setelah pulang berlibur bersama keluarganya. Sakitnya tidak dirasakan berat, ia bahkan masih bisa berpergian ke mall. Baru beberapa hari kemudian kondisinya mulai menurun, ada demam tinggi, lemas, dan mengeluh ada back pain.
Setelah beberapa kali ke dokter akhirnya Rebecca didiagnosis radang paru (pneumonia) dan harus segera masuk RS. Setelah dirawat di RS selama 2 hari, diketahui kalau radang parunya disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus yang sudah resisten terhadap methicillin - MRSA (Methicillin-resistant Staphylococcus aureus).

MRSA adalah golongan bakteri yang sudah berevolusi dan memiliki resistensi terhadap berbagai antibiotik umum, termasuk golongan penicillins (methicillin, dicloxacillin, nafcillin, dsb) dan golongan cephalosporins. Otomatis hal ini mengakibatkan golongan bakteri MRSA ini lebih susah untuk diobati dengan standard antibiotik biasa.

Setelah mengetahui penyebabnya, dokter masih menenangkan orang tua Rebecca. Mereka masih menaruh kepercayaan dengan ilmu kedokteran yang sudah maju, dan tentu antibiotik yang tepat bisa digunakan untuk melawan MRSA tersebut.
Sayangnya kenyataan berbicara lain. 
Hasil scan menunjukkan kondisi paru-parunya terus memburuk, tidak ada perbaikan sehingga bahkan harus dimasukkan tube ke dalam tenggorokannya untuk membantunya bernafas. Dokter yang menangani menyerah, tidak bisa lagi menaikkan kadar oksigen dalam tubuhnya. Kondisi dan kesadarannya terus menurun sehingga berada dalam keadaan koma.
Pelajar putri yang sebelumnya sehat, “an honor student”, dan juga jago berenang ini tiba tiba harus bergantung pada alat-alat bantu penunjang kehidupan yang dipasang di sekujur tubuhnya.

Empat bulan setelah berjuang melawan penyakitnya di RS, Rebecca Lohsen, meninggal dunia. Ibunya yang juga seorang perawat, antara percaya dan tidak menyaksikan hidup putrinya direngut oleh bakteri yang selama ini dianggap sudah bisa ditaklukan oleh obat obatan modern. Nearly 4 months after she mentioned that sore throat, she died”.
(Kisah Rebecca diangkat di lecture tentang “Drug Resistance” dari The Pennsylvania State University. Kisah nyata lainnya bisa dibaca dari referensi no.2)

Apakah ada yang bisa kita lakukan untuk mengatasi AMR?
Selain berbagai usaha dari sisi riset kedokteran untuk menemukan obat-obat antimikroba baru yang bisa mengatasi AMR, kita semua, masyarakat umum juga harus mulai menyadari tentang bahaya AMR.

- Jaga kebersihan dan kesehatan diri sehingga dapat menghindari infeksi berulang yang mengakibatkan pemakaian berbagai obat antimikroba berulang kali.
- Ikuti vaksinasi wajib dasar!
Tuberculosis/TB (vaksin BCG), Diphteria, Pertusis, Tetanus (vaksin DPT) merupakan penyakit-penyakit infeksi parah yang sudah bisa dicegah melalui vaksinasi. Perlu diketahui, saat ini resistensi obat terhadap TB juga meningkat pesat dan sudah menjadi masalah global baru.
- Gunakan antibiotik dan obat-obat antimikroba lainnya secara bijaksana dan tepat. Gunakan pada penyakit yang cocok dan minum obat sesuai instruksi hingga selesai. Penggunaan obat yang tidak tepat sangat berkontribusi pada timbulnya AMR.

--
Teman-teman pasti sudah banyak yang tahu ya komik manga “Hataraku Saibo; はたらく細胞” (Cells at Work)
Mereka bekerja sama dengan pemerintah (MHLW) untuk membantu meningkatkan kesadaran publik tentang resistensi antimikroba. Poster yang menampilkan karakter dari manga tersebut juga didistribusikan ke berbagai tempat terkait seperti RS, apotek, dsb di seluruh Jepang pada bulan November karena bulan ini sudah ditetapkan sebagai Bulan Promosi Penanggulangan AMR.

Semoga kita semua bisa lebih mengerti tentang AMR dan bisa mulai berpartisipasi mencegah meluasnya AMR. Demi melindungi anak-anak kita juga, generasi mendatang, yang akan menghadapi kesulitan besar jika AMR terus meningkat.

Salam sehat,

Tokyo, 24 November 2024

#kesehatanwibj

Referensi:
1. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/antimicrobial-resistance
2. https://www.idsociety.org/public-health/patient-stories/patient-stories/
3. https://www.cdc.gov/antimicrobial-resistance/prevention/index.html
4. https://amr.ncgm.go.jp/information/campaign2024.html
5. https://news.yahoo.co.jp/articles/3fbea4412551b864cf5fa2bc423d7845cf0bc954



𝐒𝐞𝐚𝐬𝐨𝐧𝐚𝐥 𝐈𝐧𝐟𝐥𝐮𝐞𝐧𝐳𝐚 𝟐𝟎𝟐𝟒-𝟐𝟎𝟐𝟓

 𝐒𝐞𝐚𝐬𝐨𝐧𝐚𝐥 𝐈𝐧𝐟𝐥𝐮𝐞𝐧𝐳𝐚 𝟐𝟎𝟐𝟒-𝟐𝟎𝟐𝟓


Halo semuanya, tidak terasa sudah masuk musim gugur.
Jangan lupa ya atur agenda untuk menjadwalkan vaksin influenza.  Di Jepang, vaksin influenza sudah bisa diambil sejak bulan Oktober. 

Isi vaksin influenza BERBEDA setiap tahun, disesuaikan dengan strain virus influenza yang sedang, atau diperkirakan akan mewabah pada waktu tersebut. Berikut strain virus influenza di dalam vaksin tahun 2024/2025: 

A/Victoria(ビクトリア) /4897/2022 (IVR-238) (H1N1) pdm09

A/California(カリフォルニア) /122/2022 (SAN-022) (H3N2)

B/Phuket (プーケット) /3073/2013 (山形系統)

B/Austria(オーストリア) /1359417/2021 (BVR-26) (ビクトリア系統)

*Strain A/California, merupakan strain baru yang berbeda dari tahun lalu. 


Untuk tambahan informasi. 

Tahun lalu Jepang akhirnya memberikan izin untuk produksi dalam negeri dan penjualan vaksin influenza dalam bentuk semprotan hidung / nasal spray. Vaksin ini berupa “intrasal live attenuated influenza vaccine (LAIV)” dengan nama produk: 𝐅𝐥𝐮𝐦𝐢𝐬𝐭® 𝐍𝐚𝐬𝐚𝐥 𝐒𝐨𝐥𝐮𝐭𝐢𝐨𝐧 (vaksin trivalent, produksi Daiichi Sankyo Co.). 

Di akhir bulan September 2024, Flumist sudah dirilis dan di muzim influenza tahun 2024 ini sudah mulai dapat digunakan. Target anak usia 2-18 tahun (2 歳から 19 歳未満). Vaksin diberikan satu kali, tetapi untuk usia di bawah 9 tahun dan belum memiliki riwayat pernah vaksin influenza, memerlukan dua kali vaksinasi. Biaya berkisar 8000~9000 yen per 1 kali suntikan. 

Flumist berisi virus influenza hidup yang sudah dilemahkan. Berbeda dengan Flumist, vaksin influenza dalam bentuk suntikan yang selama ini digunakan, merupakan vaksin tidak aktif (inactivated vaccine), berisi hanya partikel virus yang telah ditumbuhkan dalam kultur, diolah sehingga kemampuan menimbulkan penyakit hilang tetapi masih mampu membuat respon dari sistem kekebalan tubuh. 

PS: Untuk penderita asma, wanita hamil menyusui, orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah, dianjurkan tetap menggunakan flu shot/suntikan vaksin influenza. 


Semoga bisa menambah pengetahuan semuanya dan semoga kita bisa bersiap memasuki musim gugur, musim dingin dengan sehat! 


Salam sehat, 


Tokyo, 6 Oktober 2024 

#kesehatanwibj 


Referensi:

1. https://www.nikkei.com/article/DGXZQOUC048I20U4A001C2000000/

2. https://www.jpeds.or.jp/uploads/files/20240909_keibi_i_vaccine.pdf

3. https://www.kansensho.or.jp/uploads/files/guidelines/influenza_vaccine_240924.pdf

4. https://news.yahoo.co.jp/articles/69c72f1fdbb170878e438d787efad8b307197621

Image: 
https://www.nikkei.com/article/DGXZQOUC048I20U4A001C2000000/


Monday, March 25, 2024

𝐌𝐞𝐚𝐬𝐥𝐞𝐬 𝐎𝐮𝐭𝐛𝐫𝐞𝐚𝐤 – 𝐉𝐚𝐩𝐚𝐧 𝟐𝟎𝟐𝟒

𝐌𝐞𝐚𝐬𝐥𝐞𝐬 𝐎𝐮𝐭𝐛𝐫𝐞𝐚𝐤 – 𝐉𝐚𝐩𝐚𝐧 𝟐𝟎𝟐𝟒

Jumlah penderita campak (measles – hashika - 麻しん) di Jepang meningkat sejak akhir Februari 2024. Saat ini 10 orang yang berasal dari penerbangan Etihad Airways EY830 pada 24 Februari telah didiagnosis menderita campak. Penerbangan ini berasal dari Abu Dhabi ke Bandara Internasional Kansai, tetapi orang yang terinfeksi telah dilaporkan tidak hanya di Prefektur Osaka, tetapi juga di Tokyo, Nagoya, Kyoto, dan lokasi lainnya.
Banyak dari orang-orang yang terinfeksi tersebut diketahui belum menerima vaksin campak atau hanya menerima satu dosis. Diperkirakan kasus campak ini akan menyebar lebih jauh dari orang-orang yang terinfeksi.
Jepang sebenarnya telah mendapat sertifikasi bebas campak sejak tahun 2015, berarti seharusnya tidak ada wabah virus campak yang berasal dari dalam Jepang. Semua kasus campak di Jepang dalam beberapa tahun terakhir berasal dari luar negeri, yang kemudian dibawa masuk dan menyebar di dalam negeri, seperti situasi yang kita hadapi saat ini.

Campak sangat mudah menular. Ibaratnya, jika ada satu orang penderita campak yang bersin dalam kereta, sudah hampir dipastikan seluruh penumpang dalam gerbong yang sama akan terinfeksi campak juga. Virus campak menyebar melalui udara, dan virus campak, yang dikeluarkan dari saluran pernapasan orang yang terinfeksi, tetap berada di udara hingga dua jam. Sekalipun kita tidak melakukan kontak dekat dengan penderita campak, kita tetap bisa tertular hanya dengan berada di ruangan yang sama.
Penggunaan masker, cuci tangan, tidak cukup efektif dalam mengatasi penularan infeksi campak. Satu-satunya yang bisa memberikan proteksi menghadapi campak, dengan bantuan vaksinasi.
Di Jepang sejak tahun fiscal 2006, anak-anak menerima dua dosis vaksinasi campak dalam bentuk gabungan vaksin MR (Measles - Rubella). Periode pertama diberikan antara usia 1~2 tahun, dan periode kedua diberikan usia 5~7 tahun (sebelum masuk SD). Vaksin MR merupakan vaksin hidup berisi virus yang sudah dilemahkan (“live-attenuated vaccine” – 生ワクチン). Tingkat kekebalan setelah satu kali vaksinasi mencapai sekitar 95% dan dengan menerima dua kali vaksin diharapkan akan mendapat perlindungan yang lebih sempurna.
Apa gejala campak?
Saya sertakan dalam poster infografik berikut. Ini dikeluarkan dari ECDC (European Centre for Disease Prevention and Control).
Campak memiliki masa inkubasi kurang lebih dua minggu setelah terinfeksi. Ditandai dengan gejala seperti demam, pilek, batuk, sakit tenggorokan, konjungtivitis, serta ruam kulit yang muncul di seluruh tubuh beberapa hari kemudian. Bintik-bintik putih, kasar, seukuran pasir yang disebut bintik Koplik (Koplik spots) dapat terlihat pada mukosa pipi bagian dalam mulut.
Penderita campak juga dapat mengalami komplikasi seperti: otitis media, diare, pneumonia, dan radang otak (encephalitis) yang beresiko fatal. Meskipun jarang, radang otak yang disebut SSPE (Subacute Sclerosing Panencephalitis) ini bahkan dapat terjadi beberapa tahun setelah infeksi. Dikatakan SSPE bahkan bisa terjadi 7~10 tahun setelah seseorang dianggap sembuh dari infeksi campak.

--
Selepas masa pandemik, dan tidak ada lagi pembatasan penularan maupun pergerakan orang, berbagai virus penyakit mudah menyebar. Kita sudah mengalami kenaikan kembali Covid-19, Influenza, Streptococcus, Gastroenteritis, dsb
Saat ini diberitakan kasus campak juga naik dan ini bukan penyakit yang bisa diremehkan karena kemampuan penularannya yang tinggi sekali dan memiliki resiko menyebabkan kematian. Campak merupakan salah satu penyakit menular yang sangat menular.
Untuk teman-teman yang pekerjaannya berhubungan dengan travelling, guide tour, dsb, saya menghimbau untuk lebih waspada dan bisa cek data vaksinasi campak untuk diri sendiri.
Mari waspada selalu. Mari melindungi diri sendiri, keluarga, dan lingkungan 💓

Tokyo, 17 Maret 2024
#wibjkesehatan
#kesehatanwibj

References:
1. https://news.yahoo.co.jp/.../9c0ec16c465e65aefd9735f3efb0...
2. https://www.ecdc.europa.eu/.../public.../measles-infographic
3. https://idsc.tmiph.metro.tokyo.lg.jp/.../measlesqa/mashinqa2
4. https://www.cdc.gov/measles/symptoms/complications.html



𝐇𝐚𝐫𝐢 𝐏𝐞𝐫𝐞𝐦𝐩𝐮𝐚𝐧 𝐈𝐧𝐭𝐞𝐫𝐧𝐚𝐬𝐢𝐨𝐧𝐚𝐥 (𝐈𝐧𝐭𝐞𝐫𝐧𝐚𝐭𝐢𝐨𝐧𝐚𝐥 𝐖𝐨𝐦𝐞𝐧'𝐬 𝐃𝐚𝐲) - 𝟖 𝐌𝐚𝐫𝐞𝐭 𝟐𝟎𝟐𝟒



𝐇𝐚𝐫𝐢 𝐏𝐞𝐫𝐞𝐦𝐩𝐮𝐚𝐧 𝐈𝐧𝐭𝐞𝐫𝐧𝐚𝐬𝐢𝐨𝐧𝐚𝐥 (𝐈𝐧𝐭𝐞𝐫𝐧𝐚𝐭𝐢𝐨𝐧𝐚𝐥 𝐖𝐨𝐦𝐞𝐧'𝐬 𝐃𝐚𝐲) - 𝟖 𝐌𝐚𝐫𝐞𝐭 𝟐𝟎𝟐𝟒

Bersama dengan WIBJ (Wanita Indonesia Berkarya di Jepang) dan Sekolah Republik Indonesia Tokyo (SRIT) kami mengadakan kegiatan edukasi "Mengenal Kanker Payudara" bertepatan dengan hari Perempuan Internasional 8 Maret 2024

Acara dihadiri oleh murid wanita (SMP & SMU) SRIT beserta, kepala sekolah SRIT, guru dan orang tua wali murid. Kami juga beruntung sekali acara bisa dihadiri dan dibuka oleh Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI baru, Prof. Dr. Amzul Rifin, SP. MA yang ternyata baru tiba di Jepang dua hari sebelumnya.

Saya sendiri senang sekali bisa berada di antara-antara anak-anak muda yang antusias belajar, bahkan sampai ada murid yang menunggu hingga terakhir selesai karena ingin menanyakan tentang kuliah kedokteran.
Pertanyaan dari para peserta yang hadir juga banyak dan berbobot (serasa ujian sidang kelulusan dari para dosen )
Terima kasih secara khusus untuk Imelda Coutrier sensei yang sudah meluangkan waktu mengatur acara dan menemani saya hingga selesai. Untuk kepala sekolah SRIT, ibu Ari Driyaningsih yang menerima saya dengan ramah dan baik sekali

Semoga sedikit banyak isi penjelasan yang diberikan bisa membuat semua peserta lebih mengenal dan mengerti tentang faktor resiko, penanganan yang tepat, dan pentingnya deteksi dini untuk kanker payudara. Tidak lupa juga mencari informasi tentang kanker dari sumber yang tepat ya.











Thursday, January 18, 2024

Rising Cancer Incidence in Younger Adults

 Rising Cancer Incidence in Younger Adults

Saya sharing berita tentang angka kejadian kanker yang meningkat pada usia relatif muda, dibawah usia 50 tahun. Meski berita ini beradasarkan data statistik di Amerika, fenomena naiknya penderita kanker usia muda terjadi secara global di banyak negara.

Di laporan data statistik, dari pembagian kelompok berdasarkan umur, 65 tahun ke atas, 50-64 tahun, dan di bawah 50 tahun, terlihat jelas kalau orang yang berusia di bawah 50 tahun adalah satu-satunya dari tiga kelompok usia yang mengalami peningkatan kejadian kanker secara keseluruhan dari tahun 1995-2020.
Kecenderungan naiknya tingkat kejadian kanker juga telihat di Inggris; kelompok usia 25-49 tahun meningkat sebesar 22%, lebih dari dua kali lipat dibandingkan peningkatan sebesar 9% pada kelompok usia di atas 75 tahun.
Cancer patients are “increasingly shifting from older to middle-aged individuals.”

Masih ingat presenter terkenal Kobayashi Mao? Ia meninggal setelah berjuang melawan kanker payudara pada usia 34 tahun. Saat itu anaknya masih kecil-kecil dan saya yang tidak kenalpun ikut menangis melihat beritanya.  Di sekitar saya sendiri, ada seorang teman yang harus berpulang karena kanker paru-paru pada usia 34 tahun, ada yang berpulang karena kanker hati pada usia 30 tahun, ada yang mendapat diagnosa kanker usus besar di usia 43 tahun, kanker payudara usia 41 tahun, dan baru-baru ini salah satu kerabat di Jepang mendapat diagnosa kanke
r prostat di usia 49 tahun. Ini hanya beberapa yang saya sebutkan, banyak sekali kasus kanker terjadi di luar usia perkiraan umum. Saat ini sudah tidak aneh lagi mendapati kasus kanker di usia 30-40 tahunan.

Di berita ini diceritakan seorang pria muda berusia 34 tahun yang katanya olahraga 5-6 hari seminggu, rendah lemak tubuh, makan sangat sehat, tidak ada keluhan apapun. Dia melakukan pemeriksaan colonoscopy ketika menyadari ada darah di feses. Hasilnya, stadium IIIA colon cancer. Ayahnya juga didiagnosa kanker usus besar stadium 1 di awal usia 50 tahunan, tetapi tidak ada riwayat anggota keluarga lainnya yang menderita kanker tersebut.
Kanker usus besar ini menjadi penyebab kanker utama pada pria usia di bawah 50 tahun, dan menempati posisi kedua pada wanita setelah kanker payudara. Pasien ini beruntung setelah menjalani operasi, kemoterapi, dan monitoring selama 5 tahun, akhirnya ia dinyatakan bebas dari kanker. Di Jepang angka kejadian kanker usus besar pada remaja dan dewasa muda (AYA-Adolescents and Young Adults, 15-39 tahun) juga meningkat setiap tahun dengan kecenderungan lebih sering terjadi pada pria (56.8%).

Penyebab naiknya angka kejadian kanker pada usia dewasa muda masih belum dapat dijelaskan dengan baik meski faktor genetik, lingkungan dan perubahan gaya hidup dianggap berperan besar.  Seiring dengan perubahan trend epidemiologi kanker ke usia lebih muda, rekomendasi usia untuk melakukan screening kanker mungkin perlu disesuaikan dengan faktor resiko dan tipe kanker yang ada.

---

Seperti yang sering saya katakan, diagnosa kanker bisa menghampiri semua orang kapan saja. Bahkan sekarang usia mudapun tidak menjamin pasti tidak terkena kanker. Mari selalu meluangkan waktu untuk belajar mengenal faktor resiko kesehatan masing-masing, berusaha rutin cek kesehatan dan menjalani tes penapisan kanker (screening) yang bisa kita terima.  
Jangan lupa juga untuk selalu mendukung para pejuang kanker di sekitar kita. Dari mereka semua kita dapat belajar menghargai hidup, keluarga, persahabatan, dan tentunya kesehatan
❣️

Tokyo, 18 Januari 2024

References:

1. https://edition.cnn.com/2024/01/17/health/cancer-incidence-rising-report/index.html

2. https://news.cancerresearchuk.org/2023/01/24/early-onset-cancer-why-are-more-young-adults-being-diagnosed/

3. https://acsjournals.onlinelibrary.wiley.com/doi/full/10.3322/caac.21820

4. https://jgo.amegroups.org/article/view/76993/html

Saturday, January 13, 2024

New Hopes - 2024

New Hopes - 2024


Sejak 2009 pertama kali mengumpulkan tulisan-tulisan saya di blog ini, tidak terasa sudah lebih dari 10 tahun berusaha untuk tetap konsisten membagikan informasi yang baik dan benar ke banyak orang. 

Selama ini ada beberapa pencapaian yang saya sendiri tidak menyangka akan berhasil mewujudkannya. 

1. Tahun 2021, dengan dukungan dari grup Wanita Indonesia Berkarya di Jepang (WIBJ) kami berhasil membuat Cancer Support Group
Grup kecil yang berisi pasien Indonesia di Jepang yang menghadapi diagnosa kanker, maupun yang sedang merawat anggota keluarganya di Jepang yang terkena kanker. 
Meski baru berusia 3 tahun, anggota grup selalu berusaha saling mendukung. Banyak cerita suka maupun duka. Ada yang panik baru mendapat diagnosa, ada yang tegang harus menjalani operasi, ada yang sudah stabil sembuh, dan ada yang berduka kehilangan.

Di Cancer Support Group  kami selalu berusaha sharing informasi tentang kanker, membuat poster, webinar, dan lomba foto untuk mendukung gerakan peduli kanker payudara. Berbagai aktivitas dari grup ini saya presentasikan dalam Annual Pink Ribbon Advisor Meeting tahun 2023, dan mengantarkan saya menerima Pink Ribbon Advisor Award (bisa lihat di posting sebelumnya: https://charmedkath.blogspot.com/2023/11/pink-ribbon-advisor-award-2023.html) 
Semoga di tahun 2024 ini kami bisa tetap terus berkarya untuk membantu mereka yang membutuhkan. 

2. Tahun 2021-2023, melakukan riset kolaborasi dengan bagian patologi dari fakultas kedokteran Universitas Indonesia. 
Riset ini membuat saya belajar banyak, tidak hanya terkait tema riset yaitu kanker hati, tetapi juga bagaimana mengatasi tantangan dalam melakukan kolaborasi riset jarak jauh. Dapat menjalin komunikasi dengan rekan-rekan sejawat dan senior yang hebat membuat saya merasa bangga, sekaligus mengingatkan saya untuk dapat lebih banyak belajar lagi dari mereka. Saat pulang ke Indonesia di musim panas tahun 2023, saya juga bersyukur diberi kesempatan bertemu dengan rekan-rekan kolaborator dan mendapat mendapat kehormatan bertemu Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, Sp.PD-KGEH, dekan fakultas kedokteran Universitas Indonesia.  

Semoga hasil riset ini nanti bisa membawa kebaikan, menambah informasi demi kemajuan ilmu pengetahuan dan membantu lebih banyak pasien kanker hati di Indonesia. 

--
Di Jepang awal tahun 2024 diawali dengan gempa besar dan kecelakaan pesawat di Haneda airport. Bukan berita yang menyenangkan di awal tahun, tetapi bukan berarti segala sesuatu akan buruk. Kesabaran dan kedisiplinan penduduk di Jepang telah membuktikan mereka bisa melewati bencana dengan cara terbaik yang bisa diambil. Korban jiwa bisa ditekan seminimal mungkin, dan bahkan dalam kecelakaan pesawat yang berisi 397 penumpang, semua bisa keluar dengan selamat. 

Semoga ini membuat kita bisa lebih semangat menghadapi tantangan yang ada, berharap untuk yang terbaik di tahun 2024 ini. 

💖 Selamat Tahun Baru 💖
Terima kasih untuk semua dukungan selama ini. 
引き続きどうぞよろしくお願いいたします。

--
Tokyo, 13 Januari 2024