Monday, December 28, 2020

The latest mutation of COVID-19: What we know so far

 The latest mutation of COVID-19: What we know so far

Saat ini sedang ramai ya pembicaraan mengenai mutasi Coronavirus dari UK. Saya coba rangkum berita mengenai hal ini supaya kita bisa lebih mudah mengikuti perkembangan situasi yang ada.

 SARS-CoV-2, sama seperti halnya virus lainnya, mempunyai kemampuan mutasi. Mutasi adalah sesuatu yang natural terjadi sehingga tidak heran SARS-CoV-2 juga sudah memiliki banyak varian dari sejak ia pertama kali dilaporkan.

Saat ini yang menjadi perhatian banyak pihak adanya laporan varian strain mutasi dari Inggris (UK) dan Africa. [Ref1]

1. Bagaimana status penyebaran virus yang sudah bermutasi ini?

Mutasi di strain virus dari UK, secara etimologi disebut Variant of Concern VOC 202012/01.  
Sebenarnya sudah dilaporkan ditemukan sejak akhir September 2020, jauh sebelum menjadi berita headline saat ini. Kenapa lalu menjadi ramai? Karena belakangan kasus COVID yang ditemukan banyak berasal dari strain virus VOC 202012/01 ini. Strain ini menyebar dengan pesat di UK, terutama di Southeast England.  

Berdasarkan laporan analisa genetik, mutation rate dari strain ini lebih cepat dari biasanya dan terjadi dalam waktu singkat. Melihat data kasus penyebaran yang meningkat pesat, strain ini diduga bisa menaikan reproduction numbers (R) lebih dari 0.4% dengan tingkat infeksi mencapai 70%. Ini yang dikhawatirkan bisa memicu meluasnya infeksi SARS-CoV-2, dan membuat banyak negara melakukan kebijakan menutup jalur masuk dengan UK.

Di luar UK, saat ini strain VOC 202012/01 sudah ditemukan di Denmark, The Netherlands, Belgium, Australia, Spain, Canada, Iceland, Italy, Sweden, dan tentunya Japan.

Untuk strain mutasi virus yang berasal dari Afrika, diberi kode 501Y.V2, dilaporkan sejak 18 Desember 2020 dan didiuga menyebabkan kasus infeksi di Afrika meningkat hingga 80-90%. Di UK, dua kasus terkonfirmasi 501Y.V2 sudah ditemukan. Di Jepang saat ini-現時点で-belum ada laporan.

Update: 28 Des 2020 - sudah terkonfirmasi strain virus yang berasal dari Afrika, sebagai kasus pertama di Jepang. [Ref7].

2. Apa akibat yang terjadi dengan adanya mutasi di virus ini?

Strain VOC-202012/01 dilaporkan lebih infeksius dibandingkan strain awal. Belum ada laporan yang cukup apakah akan meningkatkan keparahan penyakit atau tidak. Meskipun seandainya tingkat keparahan tidak terpengaruh, jika jumlah orang yang terkena infeksi meningkat, tentu juga akan berpotensi meningkatkan jumlah penderita dengan kondisi berat. Saat ini juga ada kekhawatiran kalau mutasi yang terjadi kemungkinan menyebabkan anak anak menjadi lebih mudah terinfeksi.

Among those aged under 15 there were slightly more cases of the variant virus in the community than the non-variant, though not significantly so.” [Ref2]

Bagaimana dengan vaksin yang ada saat ini? Saat ini belum ada data acuan yang jelas apakah akan berpengaruh atau tidak terhadap efektivitas vaksin. Para ahli sendiri masih optimis bahwa vaksin mRNA yang ada saat ini akan mampu juga memberikan perlindungan terhadap strain mutasi ini. Selain itu, salah satu keuntungan dari metode mRNA vaksin, informasi genetik dari mRNA bisa di-update dengan mudah mengikuti strain virus yang sedang berkembang [Ref3].


3. Bagaimana potensi penyebaran strain virus ini di Jepang?

Strain virus VOC 202012/01 sudah terkonfirmasi ditemukan di Jepang. Sampai saat ini -28 Des 2020 – sudah terkonfirmasi 8 kasus positif strain VOC 202012/01 ini. Penularan antar orang tanpa ada riwayat pergi ke UK juga sudah ditemukan [Ref4].

Meski penyebaran domestic saat ini belum ada, semua dan setiap orang sebaiknya menilai situasi dan mengambil tindakan preventif yang diperlukan sebaik baiknya, mengingat kapasitas infeksi yang kuat dari strain ini. Saat ini kita menghadapi lonjakan dan penyebaran kasus yang meluas, kemampuan fasilitas kesehatan sudah berada di ambang batas collapse. Jika sampai strain virus ini meluas, kita semua akan berada dalam situasi sulit.


 FYI, Dalam sebulan terakhir, 陽性率di Tokyo naik terus, dari sekitar 6% hingga sekarang sekitar 8.2%. [Ref5] Ini anggap saja seperti melihat perkiraan cuaca saat akan memutuskan keluar rumah. Kalau kemungkinan hujan besar, kita tentu sudah siap siap bawa payung atau jas hujan; kalau ada kemungkinan taifu, persiapan kita tentu lebih banyak lagi bahkan lebih baik tidak keluar rumah. Hal yang sama saat melihat positive rate Covid. Semakin tinggi angkanya, semakin tinggi kemungkinan kita akan bertemu dengan orang yang positive di sekitar kita. Ini bisa membantu jadi patokan untuk menilai situasi yang ada.

Lalu berapa sih positive rate yang bisa dianggap tinggi? Berdasarkan artikel dari Johns Hopkins, “As a rule of thumb, however, one threshold for the percent positive being “too high” is 5%.” [Ref6].

*Di Jakarta positive rate (new daily cases) – 26 Des 2020, tercatat 14.2%

Saat ini mari kita masing masing berusaha menjaga diri dan keluarga sebaik mungkin. Jika tidak ada keperluan penting, sedapat mungkin menahan diri keluar rumah. できる限り外出を控える. Jangan lupa, orang tanpa gejala bisa menularkan. SARS-CoV-2 juga bisa menyebar melalui aerosol tidak hanya droplet, dan dilaporkan di aerosol si virus bisa bertahan hidup hingga 3 jam.

 




Figure source: The Asahi Shinbun (http://www.asahi.com/ajw/articles/13927621)

 (The new coronavirus seen with the electron microscope (Provided by the U.S. National Institute of Allergy and Infectious Diseases)











“Don’t Panic – Stay Alert – Get Informed, and Be Wise

Tokyo, 28 Desember 2020

#kesehatanwibj

#wibjcovid19

 

References:

1. https://news.yahoo.co.jp/byline/kutsunasatoshi/20201227-00214749/

2. https://www.bmj.com/content/371/bmj.m4944

3. https://www.japantimes.co.jp/news/2020/12/23/world/science-health-world/vaccine-makers-mutant-coronavirus/

4. https://news.yahoo.co.jp/articles/75a0c22727f4239faf8a1c025406bc66892d300c

5. https://stopcovid19.metro.tokyo.lg.jp/cards/positive-rate/

6. https://www.jhsph.edu/covid-19/articles/covid-19-testing-understanding-the-percent-positive.html

7. https://news.yahoo.co.jp/articles/43dc3ddfa81662b4b3a572e2d6a094ea9e1e685d

Wednesday, November 25, 2020

潰瘍性大腸炎(kaiyouseidaichouen) - The reason behind PM Abe's resignation


潰瘍性大腸炎(kaiyouseidaichouen)

Tahun 2020 ini beneran serasa naik roller coaster ya. Dari corona, status darurat, perubahan aturan imigrasi yang bikin pusing, ekonomi anjlok, sampai akhirnya hari ini PM Abe juga memutuskan untuk mengundurkan diri. Soal pengumuman resmi dari PM Abe, sudah dibahas jubir andalan kita, Yati Anggarini. Jadi ini hanya sedikit tambahan dari saya, buat yang penasaran apa sih sakitnya PM Abe sampai harus memilih mengundurkan diri.


潰瘍性大腸炎(kaiyouseidaichouen) atau istilah ilmiahnya “ulcerative colitis (UC)” – peradangan atau perlukaan pada dinding saluran usus, tepatnya di usus besar (kolon) dan atau bagian usus besar yang tersambung ke anus (rectum). Di Jepang penyakit ini dikategorikan penyakit yang sulit (指定難病), dan untuk masuk ke dalam kategori ini ada syarat syarat tertentu yang harus dipenuhi, misalnya: jumlah pasiennya tidak melebihi jumlah tertentu di Jepang (alias penyakit yang tergolong jarang), cara atau tehnik pengobatannya masih tidak jelas, butuh pengobatan jangka panjang sehingga ada dampak finansial, dsb.

Ulcerative colitis ini biasanya digolongkan/dinilai tergantung dari: lokasi nya (bagian usus besar sebelah mana yang kena), derajat keparahan (ringan, sedang, berat), sedang masa aktif atau remisi, dan dari tipe perjalanan klinis nya (tipe akut, atau kronis, atau relapse remission). Ulserative colitis yang diderita PM Abe ini sudah berlangsung lama sejak beliau masih remaja. Tahun 2007, saat terpilih pertama kali jadi PM, beliau juga sudah pernah pernah mengundurkan diri karena penyakitnya ini. Jadi ini bukan pertama kalinya ya si penyakit bikin masalah untuk PM Abe.

Penyebab UC masih belum jelas (原因不明). Diduga ada masalah disfungsi sistem imun, genetik, perubahan di flora usus, maupun dipicu masalah lain seperti stress atau makanan/diet. Tapi sampai saat ini masih belum ada yang terbukti dengan jelas penyebabnya. Penyakit ini juga tidak mengenal gender, pria dan wanita 1:1 bisa terkena UC. Bisa timbul kapanpun di usia muda hingga tua, meski dari data yang ada di Jepang, pada pria gejala keluar banyak terjadi di usia 20-24 tahun, dan pada wanita usia 25-29 thn. PM Abe pernah bercerita saat pengunduran dirinya pertama kali di tahun 2007, kalau ia sudah terkena serangan UC ini saat ia berusia 17 tahun. Jadi hingga usianya sekarang, PM Abe setidaknya sudah 48 tahun hidup bersama UC.

Apa sih gejala UC? Karena lokasi masalahnya di usus besar, gejala yang keluar ya berkaitan dengan masalah di sana: sakit perut, darah di feses, diare yang susah stop dan tidak respon dengan obat diare biasa, sampai demam. Selain itu UC juga punya komplikasi seperti anemia, berat badan turun, sampai menaikkan resiko adanya kanker usus besar. PM Abe sendiri bercerita dia sempat syok melihat darah yang banyak waktu saat pertama kali mengalami serangan UC. Bolak balik harus pergi ke toilet juga membuat beliau merasa tidak bisa bekerja dengan baik sebagai politikus yang punya agenda jadwal padat, dan ini salah satu penyebab beliau memutuskan mundur saat tahun 2007.

Sekian lama ya perjalanan penyakitnya hingga harus mengundurkan diri lagi tahun 2020 ini. Saya rasa memang sudah waktunya untuk fokus lebih banyak ke pengobatan, apalagi usianya sudah tidak muda, perjalanan penyakitnya kronis dan ada resiko kanker usus besar untuk pasien UC. Tidak heran beliau rutin pemeriksaan kesehatan, plus “ningen dokku” dan menjalani pemeriksaan lebih detil lagi saat kontrol ke RS beberapa waktu lalu.



Semoga siapapun penggantinya bisa membawa Jepang ke arah yang lebih baik. PM Abe juga bisa istirahat dengan tenang memulihkan kondisinya. Mungkin kalau sudah tidak ribet dan sibuk jadi perdana menteri, bisa duduk santai di Starbucks Keio Hospital, tempat beliau berobat selama ini. Dan mungkin saya ada jodoh kesempatan bertemu langsung dan bisa ngopi bareng deh *ngarep boleh dong :D

Tokyo, 29 Agustus 2020

#kesehatanwibj

#wibjbreakingnews


References:

1. Figure: [Kayal M, et al. J.Clin.Med.2020]

2. https://www.nanbyou.or.jp/entry/62

3. https://www.abc.net.au/news/2008-01-11/bowel-illness-forced-me-to-quit-abe-says/1009806