Wednesday, July 27, 2022

Seventh Wave of Covid-19 in Japan

 Seventh Wave of Covid-19 in Japan

Ingat “I’ll be back” Ucapan terkenal yang diucapkan aktor Arnold Schwarzenegger dalam film The Terminator? Saya bayangkan kalau di setiap akhir episode gelombang si virus SARS-CoV-2 bicara seperti ini ke kita semua dan dia kembali dalam bentuk mutasi yang tidak terkendali 😨

Saat ini kita tengah berada di gelombang ketujuh di Jepang dan varian virus yang saat ini sedang naik jumlahnya adalah BA.5 (substrain dari Omicron). Di Tokyo, varian BA.5 ini diduga sudah mencapai sekitar 70% dari kasus yang ada. Dari data-data penelitian se

mentara ini gejala dari varian BA.5 ini tidak banyak berbeda dengan varian awal Omicron, BA.1, BA.2. Tetapi jumlah pasien yang melaporkan ada gejala seperti hidung meler, batuk, demam, sakit kepala, hilang indra perasa, dsb lebih banyak dibandingkan varian sebelumnya. Selain itu durasi gejala dilaporkan lebih panjang. Jadi sebelumnya gejala rata-rata sekitar 5 harian, pada BA.5 ini sekitar 7 harian. [Ref 1]

Data ini terus terang bikin khawatir juga karena justu baru keluar keputusan waktu isolasi mandiri untuk orang dengan kontak erat diperpendek menjadi 5 hari, dan bahkan akan menjadi 3 hari jika tes antigen negatif dalam 2 hari berturut-turut [Ref2]. Ini dilakukan karena tingkat penularan yang tinggi dan dikhawatirkan akan menganggu aktivitas sosial ekonomi jika banyak orang yang harus isolasi dalam waktu lama.

Saya rasa memang sulit ya memilih kebijakan yang tepat pada saat ini. Jadi berpulang ke kita masing-masing. Berusaha untuk menilai situasi, kondisi, resiko yang dihadapi, dan mengatur pencegahan yang diperlukan.

Sekedar informasi, per 26 Juli 2022, angka positivity rate (検査の陽性率) untuk Tokyo tercatat 50.2%. Sedangkan di Kyoto, sudah tercatat 96.2%. Positivity Rate ini angka yang membantu kita untuk menilai situasi yang ada. Semakin tinggi angka positivity rate, semakin tinggi kemungkinan kita akan bertemu dengan orang yang positif di sekitar kita.

Lalu berapa dong batasan positivity rate yang bisa dianggap tinggi? Berdasarkan artikel dari Johns Hopkins, “As a rule of thumb, however, one threshold for the percent positive being “too high” is 5%.” [Ref3]

Bagaimana dengan vaksin?

Seperti yang sudah saya tulis sebelumnya, vaksin diharapkan bisa melatih sel memori (adaptive immunity) dan akhirnya bisa mencegah kondisi memburuk, kematian, atau perlu masuk RS pada orang yang terkena Covid-19. Ini target yang ingin dicapai melalui booster. [Ref4]

Terkait booster vaksin ketiga, saya share info hasil uji klinis pengukuran titer antibody 6 bulan setelah booster di tempat saya. Sama seperti vaksin sebelumnya, ada penurunan titer antibody. Tetapi, dibandingkan dengan penurunan titer antibody pasca suntikan kedua, penurunan setelah booster lebih landai dan nilai titer antibody juga sudah berada di posisi yang lebih tinggi dibandingkan sebelumnya. Kecenderungan penurunan antibody sendiri memang sudah diperkirakan dari data publikasi sebelumnya. [Ref5]

Lalu bagaimana dengan vaksin keempat?

Saya rasa sudah banyak yang menerima pemberitahuan tentang vaksin keempat ya. Pemberitahuan ini dibagikan ke semua penduduk, dan yang memenuhi kriteria target seperti di bawah ini bisa lalu mengirim balik surat permohonan untuk mengambil vaksin tersebut. Baru setelah itu akan datang kupon vaksin yang bisa digunakan mengambil vaksin.

Kriteria target saat ini:  

1. Untuk orang yang berusia 60 tahun ke atas

2. Untuk orang yang berusia 18-60 tahun dengan kondisi memiliki penyakit penyerta. (orang yang secara medis beresiko tinggi akan mempunyai gejala berat jika terkena Covid-19). Contohnya: orang dengan penyakit kronis paru, liver seperti cirrhosis hepatis, diabetes dengan terapi insulin rutin, penyakit kelainan darah, orang yang dalam pengobatan imunosupresif, orang dengan disabilitas fisik karena penyakit neuromuscular, obesitas (BMI lebih dari 30), dsb. Jika ingin mengetahui lebih detil tentang penyakit penyerta, bisa lihat di link referensi no.6 di bawah tulisan ini. [Ref6]

3. Tenaga kesehatan

Sebelumnya tenaga kesehatan tidak termasuk target vaksin selama tidak memenuhi dua kriteria di atas. Tetapi karena tingkat penularan saat ini terus meningkat, sejak 22 Juli 2022 semua tenaga kesehatan bisa mengambil vaksin keempat. [Ref7]

Di wilayah tempat saya tinggal sudah diumumkan pembagian kupon vaksinasi keempat langsung untuk yang memenuhi kriteria target di atas.

Apa yang harus kita lakukan menghadapi situasi saat ini?

Situasi penularan memang meluas di mana mana, tidak hanya di Jepang tapi juga di negara-negara lain. Meski varian BA.5 dilaporkan mirip dengan strain Omicron yang bergejala ringan, di Portugal varian BA.5 ini menyebabkan angka kematian yang tinggi. [Ref8]

Saat ini mungkin sulit untuk menghindari infeksi, tapi setidaknya mari berusaha ingat selalu untuk:

- menghindari 3Cs: “密閉 (mippei-closed spaces) - 密集 (misshu-crowded places) - 密接 (missetsu – close-range, close-contact settings)”

- mengurangi waktu makan, minum sambil ngobrol dengan orang banyak yang mengharuskan lepas masker

- jaga kebersihan, jangan lupa cuci tangan

Lebih berhati-hati jika ada anggota keluarga yang beresiko memberat seperti lansia dan anak-anak di bawah usia 5 tahun yang saat ini belum menjadi target pemberian vaksin. Belum lama ini ada laporan dari Singapore, seorang anak perempuan usia 4 tahun yang meninggal karena radang paru/pneumonia oleh Covid-19. Anak perempuan ini dilaporkan tidak mempunyai penyakit penyerta dan sebelumnya sehat. [Ref9]

--

Pencegahan infeksi seperti di atas semoga juga bisa mencegah penularan monkeypox yang baru saja diumumkan juga ditemukan di Jepang ya. Nanti menyusul saya tuliskan lagi tentang monkeypox.

Jangan bosan baca tulisan saya ya. I’ll be back!😎

“Stay Safe, Get Informed, and Be Wise”

Tokyo, 27 July 2022

#kesehatanwibj

#wibjcovid19

 

References:

1. https://news.yahoo.co.jp/byline/kutsunasatoshi/20220718-00306174

2. https://www3.nhk.or.jp/news/html/20220722/k10013731671000.html

3. https://www.jhsph.edu/covid-19/articles/covid-19-testing-understanding-the-percent-positive.html

4. https://jamanetwork.com/journals/jama/fullarticle/2788105

5. DOI: 10.1056/NEJMc2202542

6. https://www.cov19-vaccine.mhlw.go.jp/qa/uploads/220325_0098.pdf

7.  https://www.mhlw.go.jp/stf/seisakunitsuite/bunya/vaccine_fourth-dose.html

8. https://www.theguardian.com/world/2022/jun/03/omicron-covid-subvariant-drives-spike-in-cases-and-deaths-in-portgual

9. https://www.straitstimes.com/singapore/four-year-old-girl-dies-after-getting-covid-19-second-death-in-singapore-of-patient-under-12

Saturday, June 11, 2022

Health Risks of Smoking and Drinking

 SMOKING AND DRINKING
- Double Trouble Elevating Cancer Risk -

Tidak terasa sudah memasuki bulan Juni, sudah separuh jalan menuju akhir tahun 2022. Hari Minggu pertama di bulan Juni dijadikan sebagai“National Cancer Survivors Day”; kegiatan tahunan yang dimulai di Amerika dan mulai menyebar ke negara-negara lain. Bulan Juni juga secara khusus dijadikan sebagai “National Cancer Survivors Month” .
Mari kita pakai  bulan Juni ini untuk menyapa, memberikan perhatian dan semangat ke keluarga maupun teman-teman di sekitar kita yang pernah atau yang saat ini sedang berjuang melawan kanker 💝

Di tulisan ini saya ingin mengingatkan kembali dua faktor resiko yang sering dikaitkan dengan kejadian kanker yakni, rokok dan alkohol.

Saya yakin kita semua sudah tahu ya tentang bahaya rokok pada kesehatan. Pada perokok aktif, merokok tidak hanya terkait dengan kanker paru, tetapi juga kanker esofagus, kanker naso/orofaring, kanker lambung, kanker hati, kanker pankreas, kanker rahim, kanker kandung kemih. Bahkan menurut penelitian dari MHLW thn 2016, pada kanker-kanker tersebut di atas sudah bisa ditarik hubungan sebab-akibat yang jelas dengan rokok berdasarkan bukti-bukti ilmiah yang ada.

(Level1: Scientific evidence is sufficient to estimate causality). [1] 

Tidak heran Prof. Nakagawa, seorang dokter radiologi di Tokyo University mengatakan, “喫煙はゆるやかな自殺” - Merokok identik degan melakukan bunuh diri perlahan-lahan. [2]

Tidak hanya perokok aktif, hubungan sebab-akibat yang jelas antara rokok dengan kanker paru-paru juga terjadi di perokok pasif atau secondhand smoking. Perokok pasif juga memiliki resiko terkena kanker payudara dan kanker naso/orofaring.

Selain itu kita juga mengenal adanya thirdhand smoking. Meski merokok dilakukan di luar rumah dan tidak dekat orang lain, TETAP ADA residu sisa nikotin rokok. Residu ini bisa menempel di baju, gorden, karpet, sofa, dsb; dan tidak hilang hanya dengan mengganti sirkulasi udara (buka jendela). Residu rokok ini juga berpotensi memicu gangguan kesehatan, dan diduga berpotensi sebagai faktor penyebab kanker “cancer causing compounds”.

Thirdhand smoking mendapat perhatian luas sejak diulas potensi bahaya ke anak-anak dalam journal Pediatrics (2009). “Children are especially susceptible to thirdhand smoke exposure because they breathe near, crawl and play on, touch, and mouth contaminated surfaces.” [3]

Bagaimana dengan alkohol?

Alkohol yang masuk ke dalam tubuh akan dimetabolisme menjadi senyawa yang dikenal dengan nama acetaldehyde, produk toksik yang sudah digolongkan sebagai karsinogenik. Alkohol sudah diklasifikasikan sebagai Group 1 carcinogen oleh WHO-International Agency for Research on Cancer sejak tahun 2009.

(Group1 carcinogen: the agent is carcinogenic to humans). [4]

Penumpukan acetaldehyde dalam tubuh ini mengakibatkan wajah memerah (red face/facial flushing) setelah minum alkohol. Hal ini disebabkan adanya defek dari gen aldehylde dehydrogenase 2 (ALDH2) yang seharusnya bertugas memecah acetaldehyde dalam tubuh. Umumnya penduduk Asia (Japanese, Chinese, Korean) banyak yang memiliki defek dari gen ALDH2 hingga dikenal istilah “Asian flush”
Laporan review tahun 2017 yang melibatkan 89,376 partisipan dari 10 penelitian yang berbeda, menyatakan kalau wajah yang memerah setelah minum alkohol berkorelasi dengan resiko terkena kanker yang lebih tinggi pada pria di Asia, terutama kanker esofagus. [5]

Bagaimana dong kalau suka atau harus minum berkaitan dengan pekerjaan?
Bisa membatasi diri, itu kuncinya.  Hindari minum berlebihan dan rutin, apalagi jika wajah selalu memerah setelah minum. Aktor Imai Masayuki yang meninggal karena kanker usus besar di usia 54 tahun dikenal sebagai peminum berat (heavy drinker). Aktris Kawashima Naomi, meninggal di usia 54 tahun karena kanker saluran empedu juga dikenal sebagai penyuka wine (wine lover).  [2]

Tahun 2008 ada laporan meta-analysis di Jepang yang menunjukkan, baik pria maupun wanita yang minum alkohol beresiko lebih tinggi terkena kanker usus besar. Semakin tinggi jumlah alkohol yang diminum (>23 g/hari), semakin terlihat naiknya resiko terkena kanker usus kolorektal.

“In summary, this pooled analysis of data from large prospective studies carried out in Japan confirmed that alcohol drinking is associated with increased risk of colorectal cancer in a dose-response manner in men and women.” [6]


Nah bagaimana jika seorang perokok juga minum alkohol?

Rokok dan alkohol ini duet maut.

Kombinasi merokok dan minum alkohol menyebabkan kerusakan sel tubuh lebih banyak. Pada perokok dan peminum alkohol. di tubuh tidak hanya terbentuk acetaldehyde yang toksik tapi juga secara simultan tubuh lebih mudah menyerap kandungan zat karsinogenik pada rokok. [7]

Saya share beberapa kasus nyata yang saya temui dalam pekerjaan saya sehari-hari.

  • Pasien pria, 75 tahun. Riwayat merokok 60 batang perhari sampai usia 41 thn. Riwayat minum alkohol 1-2 kali seminggu. Pada usia 60 thn, terkena kanker esofagus, menjalani terapi. Usia 73 thn didiagnosa kanker hipofaring, kembali menjalani terapi. Usia 75 thn, ditemukan nodul di hati melalui pemeriksaan MRI. Hasil pemeriksaan patologi memastikan nodul tersebut adalah kanker hati.
  • Pasien pria, 68 tahun. Riwayat merokok 40 batang perhari selama 40 tahun. Riwayat minum alkohol setiap hari. Riwayat diabetes mellitus (penyakit gula/kencing manis). Tidak ada riwayat hepatitis virus. Ditemukan nodul di hati melalui pemeriksan MRI, dan pemeriksaan patologi memastikan diagnosa kanker hati.

---

Kebiasaan merokok dan minum alkohol merupakan bagian dari gaya hidup sehari-hari yang sebenarnya bisa kita kendalikan. Seseorang yang merokok sekaligus minum alkohol tanpa batasan mungkin boleh dianggap sudah dengan sadar mengundang “tamu” kanker hadir ke dalam kehidupannya.

Memang tidak semua yang merokok dan minum alkohol pasti terkena kanker. Tetapi, sudah terbukti juga secara ilmiah ada kaitan jelas antara rokok, alkohol dengan kanker. Akhirnya semua balik ke diri masing-masing, apakah kita mau mengambil resiko tersebut?

 

Tokyo, 11 Juni 2022

Dr. Kathryn Effendi


References:

1. https://ganjoho.jp/public/pre_scr/cause_prevention/smoking/tobacco02.html

2. 最強最高のがん知識 (中川恵一)

3. Beliefs about the health effects of "thirdhand" smoke and home smoking bans. Pediatrics. 2009 Jan;123(1):e74-9. doi: 10.1542/peds.2008-2184.

4. https://www.iarc.who.int/wp-ontent/uploads/2018/07/pr196_E.pdf

5. Facial flushing after alcohol consumption and the risk of cancer: A meta-analysis. Medicine (Baltimore). 2017 Mar;96(13):e6506. doi: 10.1097/MD.0000000000006506.

6. Research Group for Development and Evaluation of Cancer Prevention Strategies in Japan. Alcohol drinking and colorectal cancer in Japanese: a pooled analysis of results from five cohort studies. Am J Epidemiol. 2008 Jun 15;167(12):1397-406. doi: 10.1093/aje/kwn073.

7. https://www.cancerresearchuk.org/about-cancer/causes-of-cancer/alcohol-and-cancer/does-alcohol-cause-cancer