Cancer Patients - Risks during Coronavirus
Pandemic (Japan)
Sudah
pada bosan belum dengar berita Covid? :) Covid-19 diprediksi tidak akan hilang
dengan mudah, mau tidak mau kita memang harus terbiasa ya dengan perubahan situasi
yang ada. Di tulisan kali ini saya sharing informasi untuk pasien kanker, salah
satu vulnerable groups yang juga sudah kena dampaknya.
The
Japanese Cancer Association membentuk Working Group (bersama dengan The Japanese
Cancer Therapy Society dan The Japanese Society of Clinical Oncology) untuk
membahas masalah ini dan minggu lalu resmi mengeluarkan Q&A untuk pasien
kanker. Berikut saya sarikan beberapa point yang menurut saya perlu diketahui
pasien kanker dan keluarganya. Dan tentu saja juga untuk semua orang lain yang
mendukung perjuangan penderita kanker.
1.
Apakah pasien kanker lebih rentan terkena Covid-19?
Secara umum sistem kekebalan tubuh menurun pada pasien kanker,
terutama yang sedang menjalani anti-cancer treatment. Ada studi yang menyatakan
pasien Covid-19 dengan kanker, memiliki resiko lebih tinggi untuk memburuk
(perlu perawatan di ICU dan bantuan mechanical ventilation) dibandingkan dengan
pasien non-kanker. Jadi penting sekali untuk pasien kanker menjaga diri sedapat
mungkin untuk tidak tertular Covid-19.
2.
Bagaimana supaya pasien kanker tidak terkena Covid-19?
Secara umum sama seperti yang sudah kita tahu: sering cuci tangan, pakai masker, jaga kebersihan, hindari 3 tempat rawan penularan: (“密閉 (mippei - tertutup, sealed) - 密集 (misshu - padat, crowd) - 密接 (missetsu - jarak dekat, close)”
Khusus
untuk pasien kanker, dihimbau untuk tidak mendatangi RS jika tidak ada
kepentingan mendesak (misalnya, tidak perlu mengunjungi kerabat yang sedang
dirawat di RS, dsb). Pemeriksaan yang tidak terlalu darurat bisa ditunda atau
dilakukan melalui telepon/online medical treatment yang sudah mulai dilakukan
juga di Jepang. Jika perlu datang ke RS, usahakan menggunakan kendaraan
pribadi.
* Ini
informasi resmi dari MHLW tentang online
medical treatment:
https://www.mhlw.go.jp/stf/seisakunitsuite/bunya/kenkou_iryou/iryou/rinsyo/index_00014.html
*
Jika ingin mencari Cancer Consulation Support
Center:
https://hospdb.ganjoho.jp/kyotendb.nsf/fTopSoudan?OpenForm
3.
Sebenarnya apa mekanisme penyebab infeksi Covid-19 menjadi berat?
Belum
diketahui secara pasti mekanisme penyebabnya, sampai saat ini salah satu yang diduga
biang keladinya adalah “cytokine storm”.
Saat terjadi infeksi dalam tubuh, sel darah putih akan mengaktifkan sel sel
inflamatory (cytokines) yang berguna untuk melawan virus/bakteri yang masuk. Sayangnya,
jika terjadi overproduksi dari cytokines, malah bisa berakibat fatal. Dari data
laporan yang ada, diduga orang yang memiliki kadar IL-6 (Interleukin 6 –komponen
utama dari cytokines) tinggi lebih rentan mengalami “cytokine storm” sehingga
sekarang kadar IL-6 dalam darah menjadi salah satu patokan untuk memantau
resiko pada pasien Covid-19
PS:
Saat ini clinical trials sedang berlangsung menggunakan Tocilizumab (Actemra) – obat rheumatoid arthritis- untuk kasus
Covid-19 yang berat, obat ini bekerja sebagai inhibitor untuk IL-6.
4.
Bagaimana pemeriksaan yang harus dilakukan jika saat ini ada dugaan kanker?
Jika
seseorang dicurigai kemungkinan besar kanker, pemeriksaan yang diperlukan akan
dilakukan sesuai rencana. Tetapi jika kemungkinan kanker kecil, ada kemungkinan
pemeriksaan bisa ditunda. Hal ini harus didiskusikan dengan dokter yang
menangani.
*Pemeriksaan
untuk cancer screening, 人間ドック,
jika tidak mendesak bisa ditunda. Pemeriksaan seperti endoskopi atau contrast
enhanced ultrasound (CEUS) misalnya, dianggap beresiko karena ada kontak dekat
antara pasien dengan petugas medis sehingga termasuk pemeriksaan yang perlu
dibatasi selama wabah Covid-19 ini.
5.
Jika sedang menjalani pengobatan kanker saat ini, apakah sebaiknya ditunda?
Bagaimana dengan rencana operasi?
Ini
tergantung dari tipe kankernya, kondisi fisik pasien, tujuan dan situasi status
pengobatan yang ada. Perlu analisa dan diskusi dari dokter yang menangani.
Jangan menghentikan sendiri pengobatan yang sedang berjalan.
Pada
kasus kanker stadium dini (early stage), menunda operasi sementara bisa
dianggap pilihan aman saat ini. Ada laporan yang menunjukkan pasien pasca
operasi lebih beresiko memburuk jika terkena Covid-19. Diskusikan dengan dokter
yang menangani alternatif pengobatan yang ada selain operasi. Tehnik ablasi
untuk kanker hati misalnya, yang dianggap “non-aorosol
generating procedure” bisa dipertimbangkan sebagai alternatif pengganti
operasi. Begitupula dengan pengobatan kanker lainnya. Di beberapa kasus seperti
kanker prostat atau kanker payudara stadium dini yang bisa responsive dengan alternatif
hormonal terapi, juga bisa dipertimbangkan sementara menunda radiotherapy, dsb.
Jadi selalu komunikasikan dengan dokter yang menangani, bagaimana sebaiknya
kelanjutan pengobatan yang dilakukan.
--
Demikian
kira kira gambaran umum apa yang perlu diketahui pasien kanker di masa Covid-19
ini. Untuk detil pastinya tergantung jenis kanker, stadium, kondisi perawatan
yang sedang berlangsung, mapun kondisi pasien masing masing. Selain pasien
kanker, pasien pasien dengan gangguan sistem kekebalan tubuh juga sudah terkena
dampak dari Covid-19. Masih ingat ya di tulisan sebelumnya saya tentang
kelangkaan obat untuk pasien LUPUS karena dianggap salah satu potential treatment
untuk Covid-19, meski sampai sekarang belum resmi jelas efektivitasnya.
Kita
yang sehat kadang lupa dan memikirkan diri sendiri. Banyak yang stok berlebih
obat sendiri, banyak yang sudah keluar kumpul ramai ramai dengan berbagai
alasan, dsb. Mari kita ingat ada kelompok orang orang yang rentan dan butuh
perhatian lebih saat pandemik ini. Kita berjuang bersama, biar sama sama juga
kita semua bisa melewati pandemik ini dengan baik.
“Don’t
Panic – Stay Alert – Get Informed, and Be
Wise”
Tokyo,
19 May 2020
-日本癌学会:新型コロナウイルス感染症とがん診療について(患者さん向けQ&A
-
Liang et al, The Lancet Oncology: Cancer patients in SARS-CoV-2 infection: a
nationwide
analysis
in China
- The
5th APASL COVID-19 Webinar: “How to manage HCC patients”
No comments:
Post a Comment