A
Brief Update on COVID-19 Treatment in Japan
Halo
semuanya, situasi di Tokyo kembali tegang ya setelah jumlah kasus naik terus. Kebijakan
pemerintah juga bisa berubah dengan cepat dari waktu ke waktu, jadi mau tidak
mau kita juga harus selalu “alert” dengan perubahan situasi yang ada.
Hampir
seluruh sektor kehidupan sudah kena imbas dari pandemic COVID-19 ini. WHO
sendiri sudah mengatakan dalam press conference di bulan May 2020, “this
virus may become just another endemic virus in our communities and this
virus may never go away”. [Ref1]
Saat
ini memang kita berharap banyak dari hasil riset yang sedang berlangsung di
seluruh dunia untuk menghasilkan pengobatan maupun menemukan cara baru
mengatasi virus SARS-CoV-2 ini. Bagi yang sudah terbiasa riset tentu tahu, riset
itu tidak mudah, apalagi ini menggunakan virus baru. Banyak kendala misalnya, perubahan
protokol bahkan lokasi lab untuk mencegah kemungkinan penyebaran, metode pengambilan
sample klinis yang harus menyesuaikan karakteristik virus ini, uji coba test
kit yang cocok, target samples yang memenuhi syarat, dsb, sampai masalah ethics
moral. Plus, ini menyangkut masalah yang sedang jadi perhatian seluruh dunia
sehingga harus lebih berhati hati membaca dan menganalisa data sebelum mengeluarkan
statement hasil riset. Tidak heran sudah ada beberapa paper tentang COVID-19
yang akhirnya ditarik kembali setelah resmi keluar publikasi.
Di
tulisan ini saya berikan ringkasan beberapa perkembangan terkait pengobatan dan
vaksinasi COVID-19 khususnya di Jepang.
1. REMDESIVIR
Remdesivir
(produksi Gilead Sciences, U.S) merupakan satu satunya obat COVID-19 yang saat
ini sudah resmi digunakan untuk pengobatan COVID-19 di Jepang. – Approved by
Ministry of Health, Labour and Welfare (MHLW) May 7, 2020 [Ref2]
Remdesivir
ditujukan untuk pasien dengan gejala berat (critically ill patients).
2. AVIGAN
(Favipiravir)
Awalnya
pemerintah Jepang berencana untuk segera meresmikan penggunaan Avigan jika
hasil uji coba klinis memenuhi syarat di akhir bulan Mei, sayangnya, saat itu
jumlah pasien di Jepang menurun drastis sehingga target pasien tidak cukup. MHLW
memperpanjang waktu uji coba dan saat ini penelitian masih berlangsung.
Avigan
ditujukan untuk pasien dengan gejala ringan atau tanpa gejala/asymptomatic.
Fujita
Health University (July 10, 2020) mengeluarkan pernyataan berdasarkan hasil
studi mereka, bahwa tidak terlihat ada perbedaan yang signifikan antara group
pasien yang diberikan Avigan segera di hari pertama dengan group pasien yang
menerima Avigan lebih lambat di hari ke-6. [Ref3]
Metode
riset yang digunakan maupun jumlah target pasien yang dipakai bisa berpengaruh
terhadap hasil yang didapat, jadi saat ini masih menunggu hasil uji coba dari tempat
lainnya.
3. OSAKA
VACCINE
Osaka
university bekerja sama dengan perusahan bioteknologi AnGes Inc., sudah memulai
uji coba klinis tahap pertama untuk vaksinasi COVID-19 di Osaka City University
Hospital – June 30, 2020. Riset ini dipimpin oleh Prof. Ryuichi Morishita dan
saat ini melibatkan 30 orang partisipan. Jika vaksin tersebut lolos dinyatakan
aman, mereka berencana melibatkan lebih banyak partisipan hingga 500 orang di
bulan Oktober dan seandainya semua tahapan uji coba bisa dilalui dengan baik
diharapkan vaksin ini bisa siap digunakan di Jepang pertengahan awal tahun
2021. [Ref4]
Vaksin
yang dikembangkan di Osaka ini menggunakan plasmid DNA. Keuntungannya aman dan
mudah diproduksi (cost-effective); tetapi kemampuan induksi imunitas cenderung
lebih rendah dibandingkan menggunakan partikel atau virus hidup (inactivated or
live-attenuated vaccine)
Vaksin
COVID-19 yang saat ini mendapat perhatian internasional:
** MODERNA
VACCINE
Vaksin
buatan perusahaan bioteknologi Amerika, Moderna Inc. ini sesuai jadwal memasuki
phase 3 trials di bulan Juli. Moderna vaksin merupakan salah satu kandidat kuat
vaksin yang diharapkan bisa efektif mengatasi COVID-19.
Vaksin
ini menggunakan messenger RNA, mRNA-1273, teknologi baru dalam metode pembuatan
vaksin. Cara ini juga disebut lebih aman, dan lebih kecil kemungkinan
kontaminasi atau integrasi genetik ke dalam host cells, tapi mRNA sendiri
cenderung tidak stabil dan di luar uji coba klinis untuk COVID-19 saat ini, belum
ada vaksin mRNA yang sudah resmi digunakan sebelumnya.
Dari
berita terbaru-July 15,2020- sepertinya uji klinis Moderna memberikan hasil yang
diharapkan. Pasien yang terlibat uji coba menunjukkan peningkatan antibody dengan
titer yang sebanding dengan pasien COVID-19 yang sudah sembuh. [Ref5]
** AstraZeneca
– OXFORD VACCINE
Kerjasama
antara perusahaan obat AstraZeneca dan Oxford University juga menjadi salah
satu yang terdepan dalam persaingan riset vaksin COVID-19 secara global. Di Brazil
dan UK uji coba klinis menggunakan vaksin keluaran Oxford ini sudah memasuki
tahap akhir. Afrika Selatan juga sudah memulai uji coba klinis menggunakan
vaksin yang sama.
Vaksin
mereka menggunakan recombinant adenoviral vector, AZD1222 (formerly, ChAdOx1
nCoV-19) yang dimodifikasi untuk membentuk spike S-protein dari SARS-CoV-2. Mudah
dikonstruksi dan efektif menginduksi respon imun tubuh menjadi keunggulan dari metode
ini. Metode yang sama juga digunakan untuk membuat vaksin terhadap SARS-CoV dan
MERS-CoV. Salah satu kelemahannya, ada kemungkinan “pre-existing immunity” di masyarakat
sehingga pemberian vaksin mejadi tidak efektif.
Menurut
berita di media, uji coba klinis memberikan hasil yang menjanjikan dan laporan ilmiah
akan segera dipublikasikan di The Lancet Medical Journal-a world leading
medical journal. Oxford vaccine ini dikabarkan berhasil menginduksi “double
defence” sistem imun tubuh dengan produksi antibodies, sekaligus T-cells
(bagian dari sel darah putih) yang bisa melawan virus. [Ref6]
Pemerintah
Jepang sendiri dikabarkan sudah menjalin komunikasi dengan pihak Moderna dan
AstraZeneca untuk memastikan Jepang mendapatkan suplai yang cukup jika vaksin
ini lancar memasuki tahap produksi. [Ref7]
--
Demikian
ringkasan terkait perkembangan obat dan vaksin COVID-19. Semoga akan semakin
banyak ya hasil riset lain yang menjanjikan dan bisa efektif diaplikasikan langsung.
Sementara itu, mari kita bersabar dan tetap selalu hati hati dalam berkegiatan.
“Don’t
Panic – Stay Alert – Get Informed, and Be Wise”
Tokyo, 17 Juli 2020
References: