Learn More and Keep Calm
~ Omicron variant ~ Japan 2022
MHLW
dan tim ahli penanganan Covid baru saja mengeluarkan guidelines terbaru untuk
penanganan COVID-19 di Jepang (2022/01/27 発行).
Guidelines ini ditujukan untuk membantu tenaga medis, paramedis mengevaluasi
situasi di lapangan terkait diagnosis dan penanganan COVID-19 saat ini. Naiknya
jumlah kasus dan karakter penyebaran varian Omicron yang berbeda dengan varian
sebelumnya membuat tata cara diagnosis, masa karantina, penanganan, dsb banyak
yang berubah.
Saya
tidak share guidelines ini secara umum, tapi saya ambilkan beberapa point yang
mungkin bisa membantu menjadi acuan terutama untuk orang dengan gejala ringan, tidak
bergejala, atau kontak erat (close contact, 濃厚接触者). Saat
ini jumlah orang yang melakukan karantina mandiri banyak sekali dan sudah
melebihi kapasitas kemampuan untuk dipantau oleh hokenjo atau dokter terkait. Jadi
saya rasa dengan mengetahui beberapa hal di bawah ini, bisa membantu kita lebih
tenang memantau kondisi masing-masing.
1. Definisi
orang dengan kontak erat:
Pasien
Covid-19 (hasil test positif) berpotensi menularkan ke orang lain sejak kira-kira 2 hari
sebelum onset gejala keluar. Orang lain di sekitar pasien yang bisa menjadi kontak erat:
-
tinggal bersama pasien, atau ada kontak erat dalam waktu panjang (dalam mobil, pesawat
dsb)
-
orang yang melakukan pemeriksaan atau merawat pasien tanpa menggunakan alat
pelindung diri dengan baik
-
orang yang berpotensi tinggi kontak langsung terkena percikan droplet atau cairan
tubuh dari pasien.
-
orang yang berbicara dalam jarak dekat (touchable distance).
Dalam
jarak 1 meter, tanpa masker, selama 15 menit atau lebih.
患者が発症する2日前から、1メートル程度の距離で、マスクをせずに15分以上会話した場合などが該当します。
**Note:
Hati-hati pergi ke restoran atau makan satu meja bersama
dengan orang lain. Di sini terbuka peluang menjadi orang dengan kontak erat.
2. Sebagian
besar orang dengan gejala ringan bisa membaik spontan tanpa perlu perawatan medis
khusus. 経過観察のみで自然に軽快することが多い。
Obat
minum diberikan sesuai gejala yang keluar, umumnya: penurun panas dan obat
batuk.
** Note:
Obat penurun panas dengan kandungan acetaminophen (paracetamol) seperti
Calonal; maupun dengan kandungan ibuprofen, loxoprofen seperti Loxonin, boleh
saja digunakan. Kecuali untuk anak-anak, ibu hamil, menyusui, sebaiknya
Calonal. Baik EMA, FDA, maupun WHO sudah mengeluarkan pernyatan bahwa tidak
didapatkan scientific evidence yang jelas jika ibuprofen memperburuk gejala
Covid-19. Di Jepang, MHLW juga sudah memberikan konfirmasi.
新型コロナウイルスに感染した時にイブプロフェンの服用により新型コロナウイルス感染症が悪化することを示す科学的な根拠は得られていません。厚生労働省では、引き続き新しい情報を収集・分析し、今後も情報提供に努めます。[Ref2]
Untuk
menghindari kemungkinan memburuk dengan adanya “silent hypoxia”, jika
memungkinkan rutin ukur SpO2 dengan pulse oximeter.
(*ukur
dan buat catatan, sehari 3 kali). Untuk gejala ringan SpO2 ≥ 96%
Jika SpO2 turun, kurang dari 96%, hubungi
institusi medis untuk evaluasi lebih lanjut.
3. Faktor-faktor
resiko yang memungkinkan gejala Covid menjadi berat:
-
usia 65 thn ke atas
- memiliki
penyakit keganasan
- memiliki
penyakit saluran pernapasan kronis (COPD)
- memiliki
penyakit ginjal kronis
- type
2 diabetes mellitus
-
hipertensi
- dislipidemia
(kondisi di mana kadar lemak dalam darah berada dalam range abnormal)
-
obesitas (BMI ≥30)
-
merokok
- gangguan
autoimun
- hamil
trimester akhir
(Ref:
US CDC. Evidence for conditions that increase risk of severe illness, 14 Oct
2021)
Berdasarkan
studi di Jepang (COVIREGI-JP), faktor-faktor resiko yang memungkinkan pasien Covid-19
membutuhkan bantuan oksigen di RS:
penyakit
saluran pernapasan kronis, pria, obesitas, penyakit kardiovaskular, diabetes,
dan hipertensi.
**Note:
Studi di Keio University tahun 2020 juga menunjukkan adanya korelasi antara hyperuicemia
(asam urat, gout) dengan resiko menjadi fatal/death. [Ref 3]
4. Beberapa
hal yang perlu diperhatikan saat menggunakan antigen kit (qualitative) yang
dijual secara komersial:
- Pada
prinsipnya tes antigen memiliki spesifisitas dan sensitivitas yang lebih rendah
dibandingkan dengan PCR test. Terutama pada orang-orang yang sudah dicurigai terkena
atau ada kontak erat, sebaiknya hati-hati untuk interpretasi hasil tes antigen.
Tes antigen dengan hasil negatif tidak berarti pasti tidak ada infeksi.
Ada kemungkinan “false negative”.
- Hati-hati
dengan antigen komersial yang dijual dengan tulisan [研究用] (for
research) – [Ref lihat gambar]. Antigen kit ini tidak memiliki approval
penggunaan resmi.
** Note: Untuk antigen kit yang sudah resmi memperoleh izin di Jepang (mis: ESPLINE-SARS-CoV-2, Fujirebio), hasil test negatif bisa dikatakan pasti negatif dengan kondisi tertentu (dalam 2-9 hari setelah gejala keluar, dan dipastikan oleh dokter). Antigen kit seperti ini yang biasanya dipakai di klinik/RS.
“Don’t Panic – Stay Alert – Get Informed, and Be Wise”
Tokyo, 30 Januari 2022
Dr. Kathryn Effendi
References:
1.新型コロナウイルス感染症診療の手引き6.2版
2. https://www.mhlw.go.jp/stf/seisakunitsuite/bunya/kenkou_iryou/dengue_fever_qa_00004.html#Q22
3. https://dx.doi.org/10.1016%2Fj.jinf.2020.08.052
4. https://www.mhlw.go.jp/stf/seisakunitsuite/bunya/0000121431_00132.html
No comments:
Post a Comment