Wednesday, March 10, 2021

COVID-19 Vaccinations in Japan

 

COVID-19 Vaccinations in Japan

Belakangan banyak yang mulai pasang foto orang tuanya sudah menerima vaksin di Indonesia. Senang banget lihat antusias masyarakat menerima vaksin. Awalnya banyak yang ragu, pesimis, khawatir, tapi sekarang malah rasanya banyak yang protes kalau tidak dapat kuota jatah vaksin.

Di Indonesia vaksin corona sudah memasuki tahap untuk lansia. Bagaimana dengan Jepang?

Kali ini saya coba share bagaimana alur pelaksanaan vaksin di Jepang berdasarkan pengalaman sendiri.

---

Jepang resmi memulai vaksin pertama tanggal 17 Februari 2021, dan tahap pertama ditujukan untuk tenaga kesehatan (nakes) [Ref1]. Saya sendiri menerima mail pemberitahuan tentang vaksin dari department saya tanggal 19 Februari 2021. Semua yang menerima pemberitahuan tersebut berarti “eligible” untuk menerima vaksin di RS tempat bekerja.

Saat menerima mail pemberitahuan, saya juga dikirimi video dan berbagai catatan penjelasan tentang vaksin yang digunakan, efek samping yang dilaporkan saat ini, dan juga tata cara pelaksanaan vaksin di tempat saya. Setelah membaca dan mengerti (wajib baca ya!) semua penjelasan yang ada, masing masing memutuskan sendiri untuk mendaftar terima vaksin atau tidak dalam batas waktu yang ditentukan. Saat itu saya punya tenggang waktu 2 hari untuk memutuskan mendaftar.

Jadi, saat ini di Jepang vaksin COVID-19 BUKAN wajib ya, masih bersifat optional (任意).

Saya memutuskan untuk mendaftar, jadi harus mengisi form yang sudah ditentukan. Di sini saya harus mencamtumkan data diri termasuk alamat yang sesuai dengan juminhyou. Data pendaftaran akan masuk register tersambung dengan vaccination facilitation system (V-SYS) dari Ministry of Health, Labor and Welfare (MHLW) dan dengan data wilayah tempat saya tinggal.

Saran saya untuk yang pindah tempat tinggal di bulan bulan Maret, April ini, jangan lupa segera lapor alamat baru. Prinsipnya pemberian vaksin akan dilakukan di institusi kesehatan di wilayah tempat tinggal masing masing.

原則として、住民票所在地の市町村(住所地)の医療機関や接種会場で接種を受けていただきます。インターネットで、ワクチンを受けることができる医療機関や接種会場を探すための、接種総合案内サイトを設置する予定です。そのほか、市町村からの広報などをご確認ください。[Ref2]

 

Setelah beres pendaftaran, saya menerima 受信票 (preliminary examination form) sebanyak 2 lembar untuk vaksin dosis pertama dan kedua. Form ini diminta tidak hilang karena tidak akan dikeluarkan lagi, dan harus dibawa saat vaksin. Di form saya mendapat kode dan data diri sudah terisi secara elektronik, termasuk kode tiket vaksin yang sesuai wilayah tempat tinggal.

Di sini ada sejumlah pertanyaan yang harus dijawab, antara lain:

- Apakah saat ini sedang sakit atau sedang dalam pengobatan penyakit seperti jantung (心臓病), ginjal (腎臓病), hati (肝臓病), kelainan darah (血液疾患), gangguan pembekuan darah (血が止まりにくい病気), gangguan imunitas (免疫不全), dan lainnya.

- Apakah pernah mengalami kejang?

- Apakah ada riwayat mengalami reaksi alergi berat/anafilaksis sebelumnya karena makanan atau obat, dll?

 

Vaksin yang saat ini masuk dan digunakan di Jepang berasal dari Pfizer-BioNTech COVID-19 Vaccine. Vaksin diberikan secara intramuscular dalam dua dosis dengan tenggang waktu selama 21 hari.

Berdasarkan laporan dari CDC Covid-19 Response Team, di US tercatat ada 21 kasus reaksi anafilaksis yang terjadi setelah pemberian dosis pertama dan 71% diantaranya terjadi dalam waktu 15 menit pasca vaksinasi. [Ref3] Dibandingkan dengan angka kejadian anafilaksis pada influenza vaksin (100万人一人), rate pada COVID-19 vaksin ini memang lebih tinggi (10万人一人).  Di Jepang, tanggal 5 Maret 2021 masuk laporan pertama reaksi anafilaksis yang terjadi pada nakes wanita, usia 30 tahunan, dikatakan memiliki riwayat asma dan hypothyroid. [Ref4]  

Dari laporan yang masuk saat ini sepertinya kasus anafilaksis di Jepang lebih tinggi daripada di US atau UK. Tercatat sampai hari ini 10 Maret 2021, ada 17 kasus anafilaksis yang dilaporkan (sekitar 6300人一人), dan semua wanita. [Ref 5]

Di tempat saya, setelah vaksin wajib menunggu 15 menit di ruangan yang disediakan, dan diminta tetap berada di area RS selama 30 menit. Di ruangan pelaksanaan imunisasi, disiapkan peralatan gawat darurat dan diminta untuk saling waspada, segera respond jika ada orang di sekitar yang sepertinya mengalami gejala anafilaksis. Saat ini juga diminta mengisi kuesioner tentang apa yang dialami pasca vaksin.

----

Tanggal 9 Maret 2021, saya sudah mendapatkan dosis pertama vaksin.  Suntikannya tidak terasa sakit sama sekali (rasanya lebih sakit disuntik influenza vaksin), malam hari lengan yang disuntik terasa pegal dan sedikit berat, tapi selebihnya saya bersyukur baik baik saja sampai hari ini. Dosis kedua akan saya terima akhir Maret nanti.

Di tempat saya, berbarengan dengan pelaksanaan vaksin untuk nakes, dibuka juga clinical trial yang bertujuan untuk mengevaluasi nilai antibody yang berhasil diinduksi oleh vaksin termasuk berapa lama antibody bisa bertahan dalam tubuh. Semakin banyak info yang bisa kita peroleh dari vaksinasi, semakin baik juga penanganan COVID-19. Meski awalnya ragu karena akan diambil darah secara periodik,  saya memutuskan kontribusi ikut ambil bagian dalam clinical trial ini.

Semoga nanti keluar hasil riset yang baik dan……. semoga saya tidak hilang semangat harus ambil darah bolak balik 💪





 

Tokyo, 10 Maret 2021

Dr. Kathryn Effendi

 

References

[1] https://www.japantimes.co.jp/news/2021/02/17/national/vaccination-rollout-begins/

[2] https://www.mhlw.go.jp/stf/seisakunitsuite/bunya/0000121431_00218.html

[3] https://www.cdc.gov/mmwr/volumes/70/wr/mm7002e1.htm

[4] https://www3.nhk.or.jp/news/html/20210305/k10012900811000.html

[5] https://www3.nhk.or.jp/news/html/20210309/k10012906741000.html

Monday, January 11, 2021

Children and COVID-19: What we know so far.

 

Children and COVID-19: What we know so far.

 

Saat ini Tokyo, Chiba, Kanagawa, dan Saitama sedang berada dalam situasi “State of Emergency”- Status keadaan darurat terhitung sejak tanggal 8 Januari 2020. Dalam situasi ini, diberlakukan berbagai pembatasan kegiatan seperti yang sudah dirangkum sebelumnya oleh Yati Anggarini.

Meskipun begitu, kegiatan belajar mengajar di sekolah dijadwalkan tetap berlangsung seperti biasa. Ini tentu membuat kita yang punya anak usia sekolah was-was juga ya. Nah, berikut saya rangkum hal-hal yang perlu kita ketahui tentang virus ini di anak-anak [1]. Saya harap dengan mau belajar mengetahui informasi yang benar, kita juga bisa lebih tenang tapi sekaligus tetap siap dan tidak menyepelekan virus ini, karena si virus juga terus berevolusi.

 

1. Berdasarkan data dari MHLW saat ini, Infeksi SARS-CoV-2 pada anak-anak lebih sedikit jumlahnya dibandingkan pada orang dewasa. Jumlah orang yang terinfeksi paling banyak di usia 20’s; sedangkan yang paling sedikit berasal dari usia di bawah 10 thn dan usia remaja 10’s. Ini bukan karena populasi mereka lebih sedikit, tapi memang dari data kependudukan, angka yang terinfeksi di bawah usia 10 tahun atau 10’s, lebih sedikit dibandingkan angka distribusi populasi mereka.

 

2. Anak-anak cenderung lebih sulit terinfeksi; dan jika terinfeksi gejalanya cenderung ringan atau tanpa gejala (asymptomatic). Kenapa bisa begitu? Salah satu hipotesa alasan yang dikemukakan yaitu ekspresi genes yang berkaitan dengan ACE2 receptor sebagai pintu masuk coronavirus ke dalam sel induk, ditemukan lebih rendah pada anak-anak. Selain itu ada juga hipotesa tentang “cross-reactive antibodies”. Ditemukannya peningkatan antibody yang reaktif terhadap SARS-CoV-2 pada orang-orang yang justru belum pernah terinfeksi, (dan terutama pada anak-anak atau usia muda) diduga menjadi penyebab mereka lebih jarang terinfeksi [2]. Team riset Covid-19 di tempat saya juga sudah mulai mengumpulkan data tentang ini, kami menyebutnya sebagai faktor “Y” mengikuti Yamanaka Shinya sensei yang tahun lalu pernah terkenal menyebut faktor “X” sebagai faktor yang berkontribusi pada rendahnya kasus dan fatalitas Covid-19 di Jepang [3].

 

3. Cluster penularan (5 orang atau lebih terinfeksi) yang berasal dari sekolah (学校内感) dilaporkan sedikit jumlahnya. Sampai Oktober 2020 tahun lalu, dilaporkan ada 1761 cluster penularan, tetapi sejak 6 Juni-25 Nov 2020 tercatat “hanya” ada 61 cluster dari sekolah [4]. Perlu diperhatikan, berdasarkan laporan dari Japanese Society of Pediatrics, penularan pada anak 75% berasal dari orangtuanya. Dengan kata lain, sebagian besar penularan terjadi bukan antar anak melainkan berasal dari keluarga atau orang tua. Jadi penting sekali untuk orang dewasa berusaha tidak terinfeksi dan menularkan pada anak di rumah.

 

4. Meskipun data data yang ada sementara menunjukkan anak-anak lebih cenderung sulit terinfeksi, atau gejalanya ringan. Jangan lupa, ini BUKAN berarti anak-anak pasti tidak akan mengalami gejala yang parah. Di US, 121 orang pasien di bawah usia 21 tahun (0.03%) meninggal karena Covid-19. Di Jepang juga pernah dilaporkan pasien usia 24 tahun yang mengalami meningitis/encephalitis karena Covid-19 [5]. Selain itu, strain mutasi baru dari UK (VOC-202012/01) dilaporkan lebih mudah menginfeksi anak-anak. Kita tahu strain ini juga sudah ditemukan masuk di Tokyo, jika ini menyebar luas, penularan infeksi di anak-anak bisa meningkat.

 

5. Ada beberapa kondisi kesehatan anak-anak yang perlu diperhatikan karena mempunyai resiko gejala menjadi berat (重症化リスクが高い) [6]:

- bayi di bawah usia 1 tahun (1歳未満)

- obesity (BMI>95th percentile for age and sex)

- medical complexity/children with medical complexity (CMC)

- severe genetic disorders

- severe neurologic disorders

- inherited metabolic disorders

- sickle cell disease

- congenital heart disease

- diabetes

- chronic kidney disease

- asthma and other chronic pulmonary diseases

- immunosuppression due to malignancy or immune-weakening medications

 

Semoga rangkuman ini bisa membantu kita menimbang lebih baik situasi yang mungkin perlu peran kita sebagai orang tua untuk mengambil keputusan terkait kegiatan anak-anak.  Penularan di dalam keluarga sulit dicegah, sementara di lain pihak saat ini penularan semakin meluas.  Mari kita ingat lagi pepatah lama, “lebih baik mencegah daripada mengobati”

 

“Don’t Panic – Stay Alert – Get Informed, and Be Wise

 

Tokyo, 11 Januari 2021

Dr. Kathryn Effendi

#kesehatanwibj

#wibjcovid19

 


 

References:

1. https://news.yahoo.co.jp/byline/kutsunasatoshi/20210106-00215943/

2. https://science.sciencemag.org/content/370/6522/1339

3. https://asia.nikkei.com/Business/Science/Yamanaka-on-COVID-19/Uncovering-Japan-s-coronavirus-X-factor-matters-to-the-world

4. https://www.mext.go.jp/content/20201203-mxt_kouhou01-000004520_01.pdf

5. https://www.ijidonline.com/article/S1201-9712(20)30195-8/fulltext

6. https://www.uptodate.com/contents/coronavirus-disease-2019-covid-19-clinical-manifestations-and-diagnosis-in-children?search=undefined&source=covid19_landing&usage_type=main_section