Nightmare
Returned?
New
SARS-Coronavirus – Wuhan Outbreak 2020
Akhir tahun
2002, ditemukan kasus pneumonia pada keluarga petani di China yang
disebabkan oleh SARS-Coronavirus. Awal tahun 2003, penyakit ini terus menyebar dan
seorang penderita yang menginap di salah satu hotel di HongKong tanpa sengaja menyebarkan
virus ini ke tamu hotel lainnya. Dalam waktu kurang dari 6 bulan, terjadi
outbreaks di HongKong, Singapore, Canada, Vietnam dsb. Di akhir bulan Juli 2003,
tercatat 8,098 kasus di lebih dari 30 negara, dengan 774 kasus diantaranya
dilaporkan meninggal.
Akhir tahun
2019, kembali muncul penyakit yang diduga berasal dari strain virus yang mirip
dengan SARS-Coronavirus sebelumnya. Awal kejadian berasal dari distrik Wuhan di
China, di pasar yang menjual binatang2 hidup. Sama seperti kejadian tahun 2002,
awalnya ini hanya dianggap local outbreak. Tapi, tanggal 13 Januari 2020 ternyata
ada laporan dari Thailand kalau ada turis yang berasal dari Wuhan dan terkena
infeksi ini, si turis dilaporkan tidak mengungungi pasar binatang yang menjadi
pusat outbreak tersebut di Wuhan. Laporan inilah yang menyebabkan WHO
Director-General, Tedros Adhanom Ghebreyesus memulai konfirmasi dengan para
scientists untuk kemungkinan outbreak responses. Tanggal 15 Januari 2020, Jepang
resmi menyusul melaporkan kasus pertama Wuhan virus pada seorang pria yang baru
kembali dari Wuhan, China. Pria ini dilaporkan juga tidak mengunjungi pusat
pasar binatang di sana tetapi ada riwayat close contact dengan penderita
pneumonia.
Berkaca pada
kejadian outbreak SARS 2003 sebelumnya, WHO memantau ketat dan meminta komitmen
pemerintah China untuk memberikan update informasi secara regular karena ini
termasuk “critical public health information”. Saat ini DNA sequence dari Wuhan
virus sudah dimasukkan ke dalam sharing data base sehingga bisa dipakai oleh
peneliti dari berbagai negara. Wuhan virus saat ini secara ilmiah dinamai:
novel coronavirus (2019-nCoV)
Sumber awal
virus diperkirakan berasal dari binatang, tapi masih belum diketahui pasti
binatang penyebabnya. Beberapa laporan menduga “bamboo rat (タケネズミ)” dan ada
juga yang menduga “snakes (Chinese krait and cobra)”.
Saat ini
jumlah pasien yang dilaporkan terkena Wuhan virus terus meningkat jumlahnya.
Tanggal 22 Januari 2020, dilaporkan sudah mencapai lebih dari 500 kasus dan
setidaknya 17 orang dilaporkan meninggal. Saat ini Thailand, Japan, South
Korea, dan Taiwan yang sudah melaporkan kasus Wuhan virus di negaranya,
menyusul kemudian Amerika Serikat yang belum lama ini juga melaporkan pasien
pertama positif Wuhan virus
Selain itu, yang
menjadi sumber kekhawatiran banyak pihak yakni kemungkinan penyebaran Wuhan
virus dari manusia ke manusia (human-to-human
transmission). Hal ini diperkuat dengan adanya fakta 15 orang petugas medis
di China yang terinfeksi Wuhan virus ketika merawat pasien. “The current situation is that it is no
longer animal to human transmission, but human-to human” – Dr. Zhong
Nanshan, Director of the State Key Laboratory of Respiratory Disease, China.
Menjelang
perayaan Chinese New Year 25-26 Januari 2020, diperkirakan akan banyak
mobilisasi pergerakan massa. Warga negara China yang tinggal di luar negeri biasanya
kembali ke kampung halaman untuk berkumpul dengan keluarganya. Jika tidak
diantisipasi dengan baik, ini bisa jadi pemicu penyebaran Wuhan virus ke
seluruh dunia.
** Pemerintah
China dilaporkan sudah memakai “Class A prevention and control measures” dengan
mengunci (lock down) akses ke pusat outbreak dan memberlakukan karantina untuk
pasien dan semua yang memiliki close contact dengan pasien.
Sementara itu
WHO sudah menyatakan akan memantau kondisi sebelum mengambil keputusan declare
status “global public health emergency”
dan meminta international response dari semua negara.
--
References:
Situation Summary: https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/index.html
Wuhan virus
visual guide:
No comments:
Post a Comment