Summary from one-stop
credible source
WHO Media
Briefing on Covid-19
Belakangan banyak sekali informasi dari berbagai sumber yang sudah
tidak jelas lagi asal usulnya. Apakah ini berita, opini, atau hanya sekedar
klaim tidak berdasar, semua orang dari berbagai latar belakang tiba tiba bisa mengaku
jadi ahli yang paham sekali dengan virus.
Ini saya share summary, cukup dari satu sumber: WHO
Media briefing 3 Maret 2020
Media briefing 3 Maret 2020
1. Meskipun Covid-19 dan Influenza sama sama penyakit infeksi
saluran pernafasan, keduanya merupakan penyakit yang berbeda.
“This virus is not SARS, it’s not MERS, and it’s not influenza. It
is a unique virus with unique characteristics” - WHO
Tambahan dari saya: Influenza juga berbeda dengan common cold.
Influenza disebabkan oleh influenza virus (tipe A, B, C – tipe A ini yang
sering menyebabkan wabah seasonal influenza setiap tahun. Tipe A influenza bisa
dibagi lagi dalam beberapa strain, tergantung dari kombinasi 2 jenis protein di
permukaan virus, ini yang kita kenal ada H1N1, H3N2, H5N1, dsb). Sedangkan
common cold disebabkan oleh lebih dari 200 tipe virus, termasuk rhinovirus,
coronavirus, respiratory syncytial virus, dsb.
Jadi bedakan dulu ya istilah common cold = batuk pilek (atau kaze, kata orang
Jepang) dengan Influenza
(flu). Oh ya, dan coronavirus bukan jenis jamur! Penyakit yang disebabkan oleh
infeksi jamur disebut mycosis, contoh paling gampang: panu.
2. Covid-19 dan Influenza bisa menyebar dengan cara yang sama,
melalui percikan droplets dari mulut dan hidung orang yang sedang sakit.
“Both
COVID-19 and influenza cause respiratory disease and spread the same way, via
small droplets of fluid from the nose and mouth of someone who is sick” – WHO
3. Berdasarkan data laporan global yang ada, perkiraan angka
kematian saat ini 3.4%.
“Globally,
about 3.4% of reported COVID-19 cases have died. By comparison, seasonal flu generally kills far fewer than 1% of
those infected” – WHO
Kita tahu estimasi angka kematian sebelumnya 2%, dan ini memang
bukan angka pasti karena data masih bergerak terus sesuai dengan perkembangan
penyebaran virus. Jadi hati hati dengan berbagai klaim yang dengan gampang analisa
angka kematian tanpa cek update perkembangan data yang ada.
4. Sampai saat ini belum ada vaksin dan pengobatan spesifik untuk
Covid-19
“We have vaccines and therapeutics for seasonal flu, but at the moment there is no vaccine and no
specific treatment for COVID-19. However, clinical trials of therapeutics
are now being done, and more than 20 vaccines are in development” – WHO
Meski belum ada pengobatan spesifik, berbagai riset dan
kemungkinan penggunan obat yang cocok untuk Covid-19 terus dilakukan. Di
Jepang, kita sudah dengar nama obat: Avigan
– anti influenza (diproduksi oleh Toyama Chemical Fujifilm Group). Obat ini
dikenal juga dengan nama Favipiravir, Favilavir dan merupakan salah satu obat
kandidat yang dipakai untuk mengatasi Covid-19 di China. Kita juga dengar
pemakaian Cyclesonide –シクレソニドobat asma
(anti inflamasi-corticosteroid) yang berhasil membantu pasien Covid-19 di salah
satu RS di Jepang. Pemakaian cyclesonide sudah dilaporkan dalam bentuk case
report untuk 3 pasien, dan semoga akan banyak laporan lain ke depannya. Selain
itu, ada Remdesivir – anti Ebola
(diproduksi oleh Gilead Science, Inc) dan saat ini sedang masuk clinical trial
phase3 di Wuhan dan Beijing. Salah satu petinggi WHO pernah menyebutkan dalam
konfrensi pers di Beijing 24 Feb 2020, “There is only one drug right now
that we think may have real efficacy and that's remdesivir," - Bruce Aylward.
(https://edition.cnn.com/2020/02/24/investing/gilead-sciences-coronavirus-who-remdesivir/index.html).
Dan pada media briefing 11 Maret 2020
5. Penyebaran Covid-19 dikategorikan sebagai Pandemic
“We have therefore made the assessment that COVID-19 can be characterized as a pandemic” - WHO
Istilah pandemic sendiri merujuk pada luasnya penyebaran penyakit,
bukan pada fatalitasnya. Menurut definisi WHO, pandemic ialah penyebaran
penyakit baru yang meluas antar manusia di berbagai belahan negara di dunia. Dengan
status pandemic ini WHO berharap semua negara bisa lebih aktif dan meningkatan
respon dalam menghadapi Covid-19.
“communicate with your people about the risks and how they can
protect themselves; find, isolate, test and treat every Covid-19 case and
trace every contact; ready your hospitals; protect and train your health
workers” - WHO
--
Semua pasti sudah sepakat untuk tidak perlu panik menyikapi penyebaran
Covid-19, tapi juga tidak meremehkan virus ini. Salah satu cara untuk tidak
panik membabi buta tentu dengan filter informasi yang masuk hanya dari sumber
resmi yang terpercaya, jangan hanya dari forward WA group - klaim tanpa cantuman sumber
data resmi Covid-19. Tidak meremehkan si virus dengan berusaha belajar dari
pengalaman negara lain yang sebelumnya sudah menghadapi lonjakan kasus
Covid-19. Kasus impor bisa dengan cepat berubah menjadi transmisi lokal. Jepang
sudah mengalami sejak adanya kasus supir bus dan tour guide yang positif tanpa
riwayat pergi ke daerah outbreak. Dari transmisi lokal dengan mudah akan
terbentuk cluster dan community transmission. Ini yang sedang terjadi di
Jepang, dan seperti yang kita tahu, sedang berusaha direm oleh pemerintah melalui
pembatalan berbagai acara yang melibatkan orang banyak, meliburkan sekolah
sekolah, dsb.
“We have never before seen a pandemic sparked by a coronavirus.
This is the first pandemic caused by a coronavirus. And we have never before
seen a pandemic that can be controlled, at the same time “ - WHO
“Don’t Panic – Stay Alert – Get Informed”
Tokyo, 12 Maret 2020
No comments:
Post a Comment